∵ TWISTED ∵
|
|
|
|
"Ayah... Ibu...!!!"
Siang itu Jaemin berlarian dengan semangat digang sempit berukuran 2 meter dengan semangat, ia tidak perduli hampir beberapa kali menabrak seseorang dijalan, dirinya bahkan memegangi topinya yang menunjukkan bahwa dirinya adalah seorang pelajar yang akan menuntut ilmu ditempat yang setara dengan para bangsawan.
"Jaemin Hyung berlarian seperti orang gila." Umpat adiknya yang mengintip dari dinding pagar yang terbuat dari tanah liat, ia kemudian segera membukakan pintu untuk Jaemin yang langsung masuk mencari kedua orangtua mereka.
"Gomapta Jisung-ah.."
Dengan cepat Jaemin melepas sepatu hitamnya dan berlari memasuki rumah kemudian menghampiri altar kedua orangtuanya, ia memamerkan gulungan kertas kelulusannya dalam ujian negara tidak lupa dengan senyum lebar dari bibirnya "Ayah, ibu.. Lihat aku lulus ujian."
"Benarkah?" Jisung sang adikpun segera merebut gulungan kertas di genggaman kakaknya itu.
"Ah.. Hari ini benar-benar hari keberuntunganku."
"Maksudmu?"
Jaemin menoleh pada adik satu-satunya itu sambil tersenyum lebar kemudian menggelengkan kepalanya, oh dia masih mengingat pria tampan yang menanyakan namanya padahal Jaemin yang menabrak pria itu. "Tak ada.." tidak mungkin baginya mengatakan bahwa tiba-tiba saja hatinya berdebar kuat karena ulah seorang pria bangsawan.
Pertama, itu adalah hal tidak normal.
Kedua, adiknya Park Jisung akan mengira dirinya tengah berhalusinasi.
Jisung menggendikan bahunya tanda ia tidak perduli, "Hari ini kita akan pergi ke festival bukan? Kau sudah berjanji padaku."
"Tentu saja, aku akan menemanimu. Jika bukan diriku siapa lagi?" Jaemin tersenyum senang melihat adiknya yang sangat berantusias untuk pergi ke festival malam nanti dengannya, ia melihat Jisung segera berlari kedalam kamar mereka setelah mengembalikan gulungan kertas tanda kelulusan milik kakaknya.
Jaemin meletakkan gulungan kertas tersebut di meja altar sambil tersenyum lembut, kedua netra bulatnya memandang papan nama ayah dan ibunya yang sudah meninggalkannya bersama dengan Jisung sejak 5 tahun lalu.
"Aku akan menjadi seorang cendikiawan, dan aku akan membersihkan nama kalian.." gumam Jaemin, langkah pertamanya untuk menjadi seorang cendikiawan kini sudah ada didepan mata.
Ia berniat segera menyusul Jisung untuk berganti pakaian namun langkahnya terhenti, tungkainya kembali melangkah mundur beberapa langkah hingga ia kembali berdiri berhadapan dengan altar kedua orang tuanya. Jaemin tersenyum lagi kali ini senyumannya sangat lebar seperti seorang anak yang sedang merengek pada kedua orangtuanya dengan kedua mata yang berbinar.
"Doakan aku agar bertemu dengannya lagi.."
Wajahnya seketika memerah karena meminta pada kedua orangtuanya untuk membuat Jaemin bertemu lagi dengan pria yang tadi dikenalnya secepat kilat dijalanan pasar yang padat pagi tadi.
"Aaarghhh kau gila Park Jaemin!" Jaemin berteriak dan berlari menutupi wajahnya sendiri sambil berlari ke kamarnya melewati adiknya yang menatap aneh saudaranya itu.
"Sudah kukatakan, dia bisa lulus ujian negara dengan sifat aneh seperti itu sangatlah tidak masuk akal." gumamnya setelah melihat tingkah sang kakak.
KAMU SEDANG MEMBACA
TWISTED [COMPLETE]
FanfictionMenjadi Immortal sama sekali bukan pilihannya. Terlebih immortal dengan menjadi seorang penghisap darah, Vampire mereka menyebutnya. Ia bahkan harus hidup dalam kehilangan ketika seseorang yang dicintainya tewas dalam dekapannya sedangkan dirinya...