Cyan

87 15 8
                                    

Sudah satu bulan Sungwoon menghindari Euigeon, dan sudah satu bulan pula ia tidak pulang kerumah. Ia merindukan Ayah dan Ibunya, dan adik kecilnya Jihoon.

Mau bagaimana lagi, setiap berpapasan dengan Euigeon, Sungwoon selalu ingat kejadian di dapur tersebut.

Ia masih mencintai Jaehwan...

Tidak semudah itu ia melupakan cinta pertamanya. Mau bagaimanapun kenangan bersama Jaehwan selalu membayanginya.

"Aku merindukan Eomma hiks" isaknya sambil memeluk erat guling.

Apa kalian berpikir Sungwoon kabur dari rumah untuk menghindari Euigeon?

Jawabannya, Sungwoon tidak kabur dari rumah, ia memilih tinggal di apartemen Jisung, sahabat baiknya dengan alasan mempermudah pekerjaannya sebagai guru privat.

Menghindari Euigeon?

Sudah jelas dia menghindari pria itu...

"Jika rindu, kenapa tak pulang?"

Suara Jisung terdengar. Gadis berpostur tinggi itu tidur dibawah sedangkan Sungwoon diatas.

Jisung tidak tuli setiap malam ia mendengar Sungwoon terisak, menangisi keluarganya. Sebagai sahabat Jisung ikut merasakan sedih.

"Aku tak bisa..."

"Tak bisa menatap wajah adik laki-lakimu maksudnya?"

"..."

Jisung menghela nafas. "Besok pulang lah. Temui Eomma mu, ku dengar beliau sakit,"

Sungwoon tertegun dan langsung bangun dari posisi tidurnya. "Apa kau bilang? Eomma sakit? Kenapa kau baru mengatakannya!" Sungwoon beranjak dari tempat tidur dan segera mengambil jaketnya.

"Mau kemana kau?!"

Sungwoon mendelik mendengarnya, tentu saja mau pulang apalagi coba. "Pulang." jawabnya singkat.

"Apa kau gila?! Ini tengah malam Cho Sungwoon, jika kau lupa akhir-akhir ini kasus pemerkosaan meningkat didaerah kita."

"..."

"Letakkan jaketmu dan naik keatas tempat tidur." perintahnya seperti nyonya besar. Dan anehnya Sungwoon menurut saja.

"Jisung..."

Jisung memeluk hangat sahabatnya. "Adik mu baru memberi kabar tadi sore. Aku ingin memberi tahumu tapi kau sibuk menangis jadi aku tidak ingin menambah kesedihan mu. Besok aku antar kerumah, sekalian aku juga ingin mengunjungi orangtua mu"

Sungwoon mengangguk. Ia sangat bersyukur memiliki sahabat sebaik Jisung.

.
.
.

Benar yang dikatakan Jisung, Ibunya tengah sakit, tepatnya sakit demam. Dan Sungwoon semakin bersalah karena Sungmin terus mengigau namanya.

Dengan lembut Sungwoon mencium pipi Sungmin. "Eomma, Wonnie pulang hiks"

Sungmin tahu putrinya datang menjenguk. Tapi sungguh matanya amat berat untuk dibuka.

"Maafkan Wonnie, Eomma. Wonnie janji tidak akan jauh dari Eomma lagi," janji Sungwoon.

Sungmin amat sangat menyayangi Sungwoon, tapi bukan berarti pada Euigeon dan Jihoon tidak. Sungmin menyayangi semua anaknya. Walaupun Sungwoon dan Euigeon bukan darah dagingnya. Ia tulus memberi kasih sayang dan cinta untuk mereka berdua. Dan rahasia Sungwoon dan Euigeon yang bukan anak kandungnya, Jihoon pun sudah tahu. Walau awalnya Jihoon sangat terkejut dengan kenyataan kedua kakak-kakaknya. Tak sedikit pun mengurangi rasa persaudaraannya. Justru Jihoon bersyukur dengan memiliki kakak seperti Sungwoon dan Euigeon yang sangat menjaga dan melindunginya.

HeartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang