Read

97 18 10
                                    

Setelah bangun dari tidurnya Sungmin berharap kebakaran itu hanyalah salah satu mimpi buruknya. Namun seolah di tampar oleh kenyataan, kebakaran itu nyatanya nyata.

Keinginan Sungmin hanya satu yaitu Kebahagian.

Sesulit itukah keinginan nya?

Harapan Sungmin jauh dari kata muluk, ia hanya ingin keluarganya selalu bahagia. Tak kaya pun tak apa, asal keluarnya selalu ada menemani dalam suka dan duka.

Tapi dia tidak kaya, dia orang tak punya. Lalu mengapa orang-orang berdompet tebal, berpakaian berdasi mewah itu mengusiknya? Apa kesalahannya?

Menangis darah pun tidak akan mengubah kenyataan.

Ia takut, ia sedih, ia kecewa dan ia marah.

Sabar juga punya batasnya. Ia hanyalah manusia biasa.

Sungmin tidak sengaja mendengar pembicaraan Kyuhyun dan orang-orang yang tak dikenalnya. Satu hal yang ia tangkap dari pembicaraan Kyuhyun.

Kebakaran itu disengaja. Ada dalang dibalik rumahnya yang terbakar. Ingin berteriak tak terima namun ia tetap bungkam, sedangkan batinnya yang menjerit pilu.

"Lalu bagaimana dengan keadaan putriku, Sungwoon?" tanya Sungmin. Setelah Kyuhyun masuk kedalam kamarnya.

Kyuhyun duduk dipinggir ranjang. "Keadaannya baik-baik saja," Kyuhyun tidak melanjutkan ucapannya. Ia tak tega harus mengatakan keadaan Sungwoon yang jauh dari kata baik.

"hiks..."

Inilah yang Kyuhyun benci. Benci melihat istrinya terisak menangis karena sedih. Ia bersumpah akan lebih ketat lagi menjaga istri dan anak-anaknya.

Kyuhyun membawa Sungmin kedalam pelukannya, membisikkan kata-kata penyemangat untuk membuat Sungmin lebih tenang.

"Ngomong-ngomong ini dimana?" tanya Sungmin penasaran. Tempat ia tertidur begitu elegan. Ruangan yang jauh lebih luas dari kamarnya yang dulu.

"Dirumah kita. Rumah baru yang khusus aku desain hanya untuk keluarga kecilku ini," jawab Kyuhyun lembut.

"Rumah baru?"

.
.
.

Jihoon sibuk melihat kesana kemari kesetiap penjuru rumah. Rumah ini sangat mewah, seperti rumah miliarder yang ia lihat di tv.

"Benarkah ini rumahku?" sudah sebelas kali Jihoon bertanya begitu.

Pelayan wanita berpakaian khusus itu tersenyum kecil melihat tingkah Nona muda-nya ini.

"Benar Nona muda, ini rumah anda,"

Jihoon sedikit aneh dan belum terbiasa dengan panggilan orang-orang dirumah ini yang terus berbicara dan memanggilnya dengan embel-embel Nona Muda.

Dulu keinginannya realistis dan beralasan. Tidak kaya pun tidak apa, rezeki itu sudah diatur oleh tuhan. Tapi ini?

Keadaanya sekarang seperti di jungkir balikkan. Menjadi orang kaya dalam semalam, hanya selintas keinginan Jihoon didalam imajinasinya saja.

Padahal baru semalam ia melihat rumahnya terbakar. Namun kini ia akan tinggal dirumah mewah ini.

Jihoon melihat kolam renang besar, ia ingin sekali berenang bersama kakak perempuannya.

Jihoon teringat Sungwoon. Ia tidak tahu dimana kamar kakaknya itu. "Maaf, bisakah Eonnie antar aku ke kamar Sungwoon Eonnie?"

Maid itu mengangguk. "Mari saya antar,"

Jihoon mengikuti pelayan itu dengan pikiran berkecamuk. Kakaknya hampir terbakar, ia khawatir sekali.

Tidak membutuhkan waktu lama Jihoon sampai didepan pintu, namun ia mendengar keributan didalam kamar kakaknya.

HeartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang