Annyeong and Goodbye

101 14 1
                                    

Netra cokelat gelap milik Sungwoon menangkap sosok Jaehwan yang tengah mengobrol dengan Sewoon.
Ah, cocok sekali . Jaehwan yang rupawan berdampingan dengan Sewoon yang manis. Seperti itulah gambaran Kim Jaehwan dan Jeong Sewoon saat ini.

Sungwoon mana bisa masuk ke tempat yang sama dengan mereka. Status derajat yang jauh, Jaehwan sudah seperti bintang bersinar dan Sungwoon tidak dapat meraihnya lagi, bahkan untuk mendekatinya.

Bintang yang dulu miliknya sekarang semakin tinggi...

Dan dimiliki oleh orang lain.

Pahit memang, tapi ia tak bisa berbuat banyak.

"Kenapa kau mengajakku kesini? Membuatku sakit mata saja"

Sungwoon melirik sahabatnya Yoon Jisung. "Aku juga tidak tahu kenapa mengajak mu kesini" ucap Sungwoon pelan.

Kedua gadis cantik ini masih betah didalam mobil, memperhatikan suasana pesta pernikahan megah salah satu pengusaha nomor dua seasia.

"Kau ingin melihatnya yang terakhir kali atau apa. Kalau aku jadi dirimu, mana mau aku datang menghadiri pesta mantan pujaan hati. Hatiku pasti bertambah hancur Cho Sungwoon!"

"Dia bukan jodohku" sahut Sungwoon.

Pendengaran Jisung masih baik kan? Tidak salah dengar kan?

Simple sekali jawaban si gadis awan ini...

"DEMI ABS ONG SEONGWOO YANG ENTAH KAPAN DI PAMERKAN!!!"

Sungwoon terlonjak dari tempatnya. Ia takut sekali mati mendadak akibat serangan jantung gara-gara perbuatan Jisung.

Untung jantungnya masih sehat, coba kalau tidak...

Sungwoon mendelik kesal pada Jisung yang justru tengah melotot padanya.

Owh.. rupanya Jisung lebih menyeramkan saat melotot.

Aahh...

Sungwoon berhenti mendelik. Gadis mungil itu mengerucutkan bibirnya. "Jangan berlebihan. Aku kan lagi patah hati"

Oke, Jisung harus sabar menghadapi tingkah Sungwoon yang patah hati.

"Mau berapa lama kita duduk disini? Bokong ini sudah terasa panas sejak tadi duduk terus" tanya Jisung, yang sebenarnya sudah bosan ingin pulang.

"..." Sungwoon melipat kedua tangan di depan dada, pandangannya fokus kembali pada sepasang pengantin diluar sana.

Jisung ikut melirik arah pandangan Sungwoon, lalu mendengus kesal. Kepalanya menggeleng melihat tingkah sahabatnya. "Permintaanmu tidak masuk akal, datang kesini namun hanya memilih diam dan memperhatikan. Jika kau tidak sanggup, lebih baik kita pergi" ujarnya kesal.

"Apanya yang tidak masuk akal! Kau kan diundang dan tidak terlibat perang perasaan sepertiku," sahut Sungwoon. Ia juga tidak tahu kenapa harus datang kesini, padahal kedua adiknya melarang keras ia untuk datang.

Sebenarnya ia datang hanya untuk memantau dan memastikan adik laki-lakinya Cho Euigeon, tidak berbuat ulah merusak acara pernikahan Jaehwan. Namun sampai saat ini adiknya belum terlihat, Sungwoon berharap Euigeon tidak datang.

Terdengar seperti alasan.

Jisung mengendikkan bahunya. "Iya juga, tapi aku tidak berniat datang. Aku ini sahabatmu, kau pikir aku tak ikut merasakan sedih. Sahabatku sampai sakit dan mengurung diri. Kau pikir aku tidak khawatir. Aku peduli padamu?!"

'Tapi gadis itu tidak peduli padaku.' Batin Sungwoon.

"Terimakasih sudah peduli padaku"

HeartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang