Gureumi

200 30 8
                                    

Siang hari ini begitu cerah. Sesekali Sungmin menatap langit biru sedikit dipenuhi  awan seputih salju disana.

Ia baru selesai memeriksa pakaian yang dicucinya. Raut wajah itu berubah sedih bagaimana ia menatap kedua rumah di kanan dan kirinya. Rumah Ryeowook dan rumah Eunhyuk yang sudah kosong.

Ditengah-tengah rumah kosong itu rasanya berbeda sekali. Sangat menakutkan.

Tak berselang lama Sungmin mendengar samar suara motor.

"Kyuhyun sudah pulang? Apa ada berkas yang tertinggal?" tanyanya bingung, lalu segera bergegas masuk kedalam rumah.

Saat masuk kedalam rumah, Sungmin tidak langsung bertanya pada suaminya. Ia menatap lekat box yang dibawa Kyuhyun.

"Aku pulang, Dear" ucap Kyuhyun pelan.

"Selamat datang dirumah," ucapnya dengan senyum lembut. "Taruh box-nya, dan lekaslah ganti pakaian. Kita makan siang bersama," lanjutnya lagi, dengan senyum yang sama. Manis.


Rasanya Kyuhyun ingin menangis, ia tidak mau senyum diwajah istrinya menghilang setelah tahu semuanya. Yang paling ia takuti adalah Sungmin pergi meninggalkannya karena tak tahan hidup bersamanya.

.
.
.

Setelah selesai berganti pakaian, Kyuhyun merasa tak bertenaga. Mungkin karena banyak berpikir negatif jadi seperti itu.

Sungmin melihat Kyuhyun sudah duduk di kursi makan. Lalu ia segera menghampirinya dan memulai kewajibannya seperti biasa sebagai seorang istri, melayani suami di meja makan.
Mereka berdua makan siang dengan hening. Sejujurnya Sungmin tidak nyaman dengan suasana seperti ini tapi mau bagaimana lagi, ia juga tidak berani bertanya.

.
.
.

Sungmin memeluk leher Kyuhyun dari belakang. Menyandarkan kepalanya di bahu suaminya.

"Jangan dilanjutkan... Aku mengerti dan ini pasti berat untukmu,"

Dengan tangan gemetar Kyuhyun menyentuh lembut kedua tangan Sungmin yang memeluk lehernya. "Maafkan aku. Aku merasa tak berguna, maafkan aku sayang. Tapi kau tenang saja secepatnya aku akan mencari pekerjaan,"

Kyuhyun menceritakan semuanya, alasan kenapa hari ini ia pulang cepat. Sungguh Sungmin merasa kecewa dengan kantor tempat Kyuhyun bekerja. Ia tahu bagaimana kerja keras suaminya itu dalam mengerjakan tugasnya di kantor. Bahkan Kyuhyun sering lembur dan tak pernah mengambil cuti. Ini sangat tidak adil. Namun ia tidak bisa berbuat banyak. Sudah keputusan perusahaan mau bagaimana lagi, melawan pun percuma.

"Bolehkah aku ikut mencarinya?" tanya Sungmin.

"Mencari apa?"

"Pekerjaan" balas Sungmin dengan senyum tipis.

"Aku tak mau kau lelah, sayang. Mencari pekerjaan dikota besar itu tak mudah. Ini sudah menjadi tanggung jawabku sebagai suami. Kau dirumah saja,"

Sungmin memajukan bibirnya tak suka. "Tapi... Aku juga ingin membantu. Dirumah terlalu lama membuat aku bosan dan sedikit takut, apalagi semenjak kedua rumah disamping kita kosong," ungkapnya dengan wajah murung.

HeartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang