17. Anak Itu Kan..?

711 60 10
                                    

Mereka telah sampai di depan kamar Jisoo, Jisoo mulai menggenggam gagang pintu kemudian membukanya.

Lisa dan Rosé menghela napas kesal, sudah berapa kali mereka terkejut karena hal yang Jisoo sembunyikan. Terdapat banyak foto mereka berempat dalam kamar Jisoo, dan satu foto yang lebih besar terdapat Jisoo dan eommanya sedang tersenyum.

Jisoo merebahkan dirinya sebentar di tempat tidurnya, lalu kembali bangun sambil menatap heran Rosé dan Lisa.

"Sampai kapan kalian akan berdiam diri di depan pintu?" Ucap Jisoo lalu kembali merebahkan dirinya. Rosé dan Lisa tersentak lalu berjalan menghampiri Jisoo dan duduk di samping Jisoo.

"Rumahmu besar sekali unnie" ucap Lisa kagum, Jisoo memejamkan matanya.

"Jadi menurut kalian, wanita brengsek itu akan takut jika berhadapan dengan Jennie?" Ucap Jisoo tiba-tiba.

"Tepat sekali. Aku yakin ia akan ketakutan jika ada Jennie unnie disini" ucap Rosé lalu ikut merebahkan dirinya di samping Jisoo.

"Dia tidak bisa dilawan semudah itu Chaeng, dia punya banyak cara untuk menghancurkan ku awalnya. Tetapi aku terus saja memberontak" ucap Jisoo serak.

"Jika kau tidak bisa ia lawan, lantas mengapa Jennie unnie bisa ia lawan? Ia saja tidak bisa melawanmu apalagi Jennie?" Ucap Lisa lalu juga ikut berbaring di samping Jisoo.

"Aku tidak menginginkan apapun saat ini, urusan masalahku belakangan saja, yang ku inginkan hanya Jennie sadar kembali" lirih Jisoo membuat Rosé dan Lisa menatapnya seketika.

"Benar, bahkan yeoja bertopeng itu pun belum kita temukan" ucap Rosé tak nyambung, Lisa menautkan alisnya heran.

Memang sebelumnya mereka sudah mengecek rekaman suara yang mereka rekam saat di sekolah, tetapi tidak ada satupun suara yeoja yang mirip dengan suara yeoja bertopeng itu, bisa dibilang rencana mereka gagal, tetapi mereka tidak akan menyerah sampai benar-benar mengetahui siapa yeoja dibalik semua ini.

"Unnie, jangan sembunyikan apapun lagi setelah ini, rasanya kau menganggap kami asing jika kau menyembunyikan hal yang seharusnya kami tahu" lirih Lisa lalu memeluk unnienya itu.

"Ya, aku berjanji" ucap Jisoo lalu mengelus kepala Lisa.

"Unnie" panggil Rosé, Jisoo kemudian menatapnya.

"Apa disini ada makanan?" Tanya Rosé, Jisoo menghela napasnya pelan, dimanapun Rosé pasti ia mencari makanan.

"Kau tidak lihat aku dan Jisoo unnie sedang bermain drama? Mengganggu suasana saja" ucap Lisa kesal, Rosé hanya mengendikkan kedua bahunya tak tahu.

"Aku sudah tahu kau akan bertanya, lihatlah dalam kulkas itu" ucap Jisoo sambil memandang kulkas dua pintu di dalam kamarnya, Rosé melompat girang dari tempat tidur Jisoo lalu berjalan ke arah kulkas.

Rosé membelalakkan matanya saat betapa terkejutnya ia melihat banyak sekali cemilan di dalam kulkas itu, lalu menatap Jisoo yang sedang berbaring sambil memejamkan matanya.

"Unnie? Apa aku boleh membawa banyak cemilan ini saat pulang ke apartemen?" Tanya Rosé sambil memasang wajah imutnya. Jisoo menatapnya lalu terkekeh kemudian mengangguk.

Rosé tidak dapat menyembunyikan wajah senangnya ketika Jisoo memperbolehkan didirnya membawa cemilan-cemilan itu, lalu mengambil banyak cemilannya. Lisa menggeleng-gelengkan kepalanya melihat tingkah Rosé.

"Setelah ini kita kemana? Sudah sangat malam lebih baik kita langsung ke apartemen" ucap Lisa sambil melirik jam tangannya.

"Yasudah ayo kita pulang, aku tidak ingin tertidur disini. Sebelum itu, bantu aku membawa barang-barang" ucap Jisoo lalu bangun dari tempat tidurnya kemudian berjalan ke arah lemari dan mengambil pakaiannya.

A Problem [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang