"cah, sudah sampai. Apa kau tak merindukan rumahmu ini?"
Lisa menatap sendu rumahnya. Ia pergi dari rumahnya semenjak ayah dan ibunya di nyatakan meninggal.
Mano dan Lisa mulai masuk ke dalam rumah mereka. Saat sampai di ruang tamu, terlihatnya seorang yeoja paruh baya sedang duduk di sofa memainkan barang dan.. seperti sedang berbicara?
"E-eomma"
Yeoja itu mengalihkan pandangannya ke sumber suara. Ia terlihat terkejut, ketika melihat anak kesayangannya yang sudah sangat lama tidak bersamanya.
"Li-lisa?"
"Eomma, a-aku.. masih hidup. Percayalah" ucap Lisa.
Bukannya menghampiri maupun memeluk Lisa. Yeoja itu malah mengamuk di tempatnya sembari mengatakan tidak mungkin terus menerus.
"A-aniya ini tidak mungkin, ini tidak mungkin!"
"Ani eomma percaya padaku ini Lisa eomma ini Lisa!" Lisa menghampirinya mencoba untuk menenangkan ibunya tetapi ibunya semakin menjadi jadi sembari memukul mukul pundak Lisa.
"Bukan, kau bukan Lisaku! Pergi! Kau bukan Lisa kau bukan Lisa!"
"A-apa lagi yang harus kulakukan agar kau percaya eomma" Lisa terus memaksa untuk memeluk ibunya.
"Mungkin kau akan percaya jika aku berkata.."
Lisa menghentikan ucapannya, sembari menghirup udara panjang.
"Eomma? Apa hujannya sudah berhenti? Bisakah buatkan Lisa cokelat uyyu? Ini sangat dingin" ucap Lisa lembut sembari meniru ucapannya saat kecil.
Eunbi, dia berhenti memberontak. Ketika mendengar kalimat yang di keluarkan oleh Lisa.
"K-kau..? Apa kau benar Lisa?" Lisa mengangguk sembari tersenyum tipis.
Tanpa berpikir panjang, Eunbi memeluk erat Lisa. Yang selama ini ia pikirkan, yang selama ini ia harapkan. Yang selama ini ia mengatakan jika Lisa belum tiada. Kini benar, Lisa benar-benar masih hidup.
"Apa yang eomma lakukan sejak tadi? Bermain.. sendiri?"
Eunbi menatap beberapa barang yang ia mainkan beberapa saat yang lalu. Ia menggeleng lalu kembali menatap Lisa.
"Eomma pikir.. eomma bermain bersamamu?"
Lisa kembali meneteskan air matanya. Mental ibunya sangat buruk saat ia tiada. Andai saja ia memilih tidak pergi dari rumahnya, mungkin saja ibunya tidak akan seperti ini.
"Semua ini salahku, aku yang telah membuat eomma menjadi seperti ini. Maafkan aku"
"Ini bukan salahmu Lisa, ini adalah takdir. Kita tidak tahu apa yang terjadi. Jadi, jangan salahkan dirimu" ucap Mano mendekati Eunbi dan Lisa.
"Bisa kalian bersiap sekarang? Kita akan kerumah sakit memeriksa keadaan eommamu. Apakah mentalnya sudah membaik?"
Setelah bersiap, mereka langsung berangkat ke rumah sakit. Sesampainya mereka di rumah sakit, mereka langsung menuju ruangan dokter yang biasa memeriksa Eunbi.
"Apa.. mental istri saya membaik dok?" Tanya Mano ragu.
Dokter itu terlihat sangat terkejut setelah selesai memeriksanya. Kemudian beralih menatap Mano dan Lisa.
"Apa ini.. anak kalian?"
"Nee, benar. Kami telah menemukan anak kami, maka dari itu aku langsung membawa Eunbi berperiksa kesini"
"Mentalnya tiba-tiba saja.. membaik"
Lisa tersenyum lebar saat mendengar penuturan sang dokter. Apa yang di katakan Appanya benar. Jika ia kembali, maka mental eommanya juga akan pulih kembali.
"Ini adalah sebuah keajaiban tuan Hyun. Sjapapun, seorang ibu akan bahagia jika anaknya kembali. Kalau begitu, aku akan mengambilkan obat terakhir. Karena mungkin setelah ini mentalnya benar-benar pulih" jelas sang dokter lalu pergi mengambilkan obat untuk Eunbi.
"Aku tidak pernah membayangkan ini akan terjadi. Lisa kembali, dan kau juga kembali. Lalisa Eunbi, dan Lalisa Manoban. Kalian adalah harta terbaik yang pernah di berikan tuhan padaku." Mano langsung memeluk erat istri dan anaknya.
***
Lisa datang ke rumah Jisoo. Mereka masih menginap di sana.
"Yaa! Lalisa! Kemana saja kau?! Kenapa pulang larut malam seperti ini?!" Marah Jennie.
"Mian unnie, ada sesuatu penting yang ku lakukan. Aku menemukan.."
"Nde? Menemukan apa?" Rosé berjalan ke arah ruang tamu sembari mengajak Jisoo di sampingnya.
"Nugu? Yeoja bertopeng?" Tanya Jisoo terkejut.
"Aniya, aku bertemu.." Lisa mengalihkan pandangannya ke depan pintu.
Mano dan Eunbi berjalan pelan ke arah Lisa.
"Mereka.. orang tuaku"
Rosé yang sedang minum pun tersedak. Untung saja Jisoo cepat cepat menepuk pelan punggung adiknya itu.
"Ck! Jangan bercanda! Aku tidak suka jika kau-"
"Aku tidak bercanda Chaeng, aku benar-benar menemukan mereka"
Rosé terdiam sembari memikirkan apa yang terjadi.
"Jadi.. kau anak tuan Hyun? Teman akrab Appaku?" Ucap Rosé tidak menyangka.
"Mian, bukankah kau berkata jika.." Jisoo menggantung ucapannya
"Ya, aku memang berkata seperti itu. Tapi.. aku juga tidak menyangka jika bertemu mereka kembali"
"Jadi maksudmu.. orang tuamu masih hidup? Dan korban kecelakaan itu bukan orang tuamu?" Tanya Jennie, Lisa menganggukkan kepalanya.
"Ada ap- n-nugu?" Ucap Do Yun terkejut.
"Mian, kami adalah orang tua Lisa. Namaku Park Hyun, dan ini istriku, Eunbi" ucap Mano.
"Jadi ini yang kau lakukan sehingga pulang larut seperti ini? Kenapa tidak menghubungiku?!" Ucap Jennie kesal.
"Mian unnie, aku melupakannya" ucap Lisa terkekeh.
"Ck! Appa berhutang penjelasan padaku" kesal Rosé.
"Cah, kalau begitu, bagaimana jika kita makan malam bersama?" Ajak Do Yun.
"Makan? Kajja!" Rosé dengan kecepatannya langsung berlari ke ruang makan meninggalkan semua orang yang menatapnya bingung dan terkejut.
.
.
.
.
.
.
.
Dah mau tamat ni ceritaChapter selanjutnya author kasi tau cerita yg bakal di publis barengan Psychopath 👏🏻
Mian, insialnya kemaren salah😅
Nih insialnya yg bener (NAMG)
Mau sih publis 5 cerita, tapi waktunya ga cukup😅
Sampe sini? Nnyeongan 👋🏻
Love u more ❤️👁️
KAMU SEDANG MEMBACA
A Problem [END]
Fanfic"Aku tidak pernah menganggapmu menjadi bagian dalam hidupku, jadi kau tidak berhak mengambil hartaku!" KJS "Aku tidak ingin kehilangan lagi, dan kau sengaja membuatku hampir saja kehilangan orang yang kusayangi?!" LSM "Tanpa rasa bersalah kau kabur...