26. Mobil Itu..

562 62 9
                                    

Sesampainya mereka berlima di kantor, mereka langsung disuruh duduk oleh kepala sekolah dan pemilik sekolah.

"Ada apa memanggil saya?" Tanya Kwon.

"Maaf Kwon, saya memanggil anda karena anda memperlakukan mereka berempat dengan tidak baik" ucap kepala sekolah.

"Wae? Saya tidak melakukan apapun pada mereka berempat. Saya hanya menjalankan tugas saya sebagai ssaem disini" ucap Kwon.

"Anda jangan berbohong, masih ada murid anda yang lebih keterlaluan dibanding mereka berempat. Dan kenapa hanya mereka yang kau perlakukan seperti itu? Mereka selalu dihukum, tidak diperbolehkan masuk kelas, apa itu tidak keterlaluan?" Tanya pemilik sekolah kesal.

"Tidak, itu tidak benar. Saya menghukum mereka karena mereka melanggar aturan saya, terlambat, tidak mengerjakan tugas, sudah pasti saya menghukum mereka" ucap Kwon tak terima.

"Bukan seperti itu. Rosé mengatakan jika mereka berempat tidak terlambat pun, anda tetap tidak memperbolehkan mereka masuk ke dalam kelas, mereka tidak ada salah pun anda menghukum mereka. Benar begitu bukan?" Ucap pemilik sekolah itu.

"Nde!? Bu-bukan, bukan begitu. Jangan percaya padanya, ini tidak benar" bela Kwon.

"Bagaimana? Bagaimana saya tidak percaya dengan anak saya sendiri? Anak saya tidak pernah berbohong pada saya, mereka selalu diperlakukan seperti itu oleh anda, saya pasti mempercayainya" ucap pemilik sekolah itu, Jae Young.

"A-anakmu? Ja-jadi.. Rosé adalah anak darimu, tuan Jae Young?" Ucap Kwon terkejut.

"Terkejut? Tentu saja, andai saja dari dulu kau tahu jika aku anak dari pemilik sekolah ini, kau pasti akan memperlakukan kami dengan sangat baik" ucap Rosé terkekeh.

"Saya memperingatkan anda. Jika satu kali lagi saya mengetahui jika anda melakukan hal itu lagi pada mereka berempat, anda tidak akan bekerja lagi disini" ucap Jae Young menekan.

"Ba-baiklah tuan, sa-saya tidak akan melakukannya lagi. Sa-saya permisi" ucap Kwon.

Saat di depan pintu kantor, Kwon berbalik menatap tajam Rosé, lalu beralih menatap ke arah Jennie Jisoo dan Lisa. Kemudian pergi dari kantor.

"Gomawo, Appa" ucap Rosé memeluk Jae Young.

"Ingat Chaeyoung, jika Kwon melakukan sesuatu lagi pada kalian, Appa tidak segan-segan menghentikannya dari sekolah" ucap Jae Young serius.

Disisi lain, Kwon berdecak kesal karena ia hampir di pecat untuk yang kedua kalinya. Lalu ia menelpon seseorang.

"Yeoboseyo? Maaf, aku baru saja mengabarimu. Aku hampir saja di pecat dari sekolah ini. Untungnya tidak seperti dulu aku langsung di pecat dari perusahaan. Baiklah, akan ku telpon lagi nanti" ucap Kwon lalu mematikan teleponnya.

***

"Akhirnya selesai juga, tugas kita hanya mencari tau yeoja bertopeng, mencari mobil itu" ucap Jennie.

"Dan membantu Sujin" ucap Rosé.

"Aku tidak akan ikut, kalian saja pergi membantunya, aku tidak ikut" ketus Jennie.

"Kau itu sangat keras kepala!" Kesal Jisoo.

Lisa mendekat dan duduk di samping Jennie lalu memegang tangan Jennie.

"Aku juga tidak akan ikut. Untuk apa membantunya? Tidak berguna. Aku tidak akan ikut, aku setuju dengan Jennie unnie" ucap Lisa dan di angguk setuju oleh Jennie.

"Ya yasudahlah terserah kalian saja, kalian memang keras kepala, egois, dan tidak peduli" ejek Jisoo.

"Kalian saja yang bodoh! Bisa-bisanya ingin membantu orang yang dulu jahat pada diri sendiri?" Ucap Jennie tak terima.

"Aku hanya tidak ingin menjadi orang jahat!"

"Terserah! Intinya aku dan Lisa tidak akan ikut membantu penjahat!"

"Jadi kau juga menganggap kami penjahat?"

"Aku hanya menyebut Sujin!"

"Tetapi kau seolah-olah menyebut kami!"

"Aku tidak menyebut kalian, mungkin kalian saja yang merasakannya"

"Awas saja kau Kim Jennie!"

"Aku tidak takut denganmu Kim Jisoo!"

"Yaa! Apa yang terjadi disini?" Ucap Do Yun terkejut.

"Jennie yang memulai Appa!"

"Tidak! Jisoo yang memulainya!"

"Aish! Sudah sudah, berhenti bertengkar. Apa kalian tidak malu di depan Chaeyoung dan Lisa?" Ucap Do Yun sambil menggelengkan kepalanya.

"Mereka memang seperti itu. Mereka sangat jarang bertengkar, jika bertengkar jadilah seperti ini" jelas Rosé.

Jennie menatap tajam Jisoo di depannya. Sedangkan Jisoo memutar matanya malas.

"Aku ingin ke minimarket di dekat sini, apa ada yang ingin ikut?" Tanya Rosé.

"Aku ingin Jajangmyeon, belikan saja nee" ucap Jisoo.

"Aku ingin cokelat uyu, rasanya sudah lama aku tidak meminumnya" ucap Lisa.

"Kau Jen?"

"Aku tidak ingin apapun" ketus Jennie.

"Baiklah, aku pergi sekarang, sepertinya sebentar lagi akan hujan" ucap Rosé lalu bergegas memasang hoodienya.

Saat sampai di minimarket, Rosé tidak lupa mengambil Jajangmyeon dan cokelat uyu. Dan juga tidak mungkin lupa mengambil banyak cemilan.

Setelah membayar semua belanjaannya, Rosé keluar dengan sedikit berlari karena hujan mulai turun.

Saat diperjalanan, ia tidak sengaja melihat sesuatu di seberang jalan. Rosé mengerutkan keningnya.

"Mobil itu.."

"Mobil itu yang berhenti dan menyebabkan aku kecelakaan?" Ucap Rosé terkejut.

Rosé terus menatap mobil itu, membiarkan dirinya terguyur hujan yang mulai lebat.

Setelah terus menerus menatap mobil yang terparkir di depan rumah yang cukup sederhana itu. Seseorang keluar dari rumah itu dan mengambil sesuatu dalam mobilnya.

"Chankkaman, bukankah itu.."

"Guru Kwon?"

.

.

.

.

.

.

.

Yeyy gantung lagi👏🏻

Semua akan terbongkar pada akhirnya 😙

Jadi, mohon tenang wahai manusia

Btw seneng ga ni BP menang dance female?

Sekedar info, klo cerita baru bakal di publis beberapa hari lagi

Mungkin akhir tahun atau bersamaan sama di update nya Rosé solo trailer 💅

Atau pas ni cerita mau tamat 😙

Bbye, salam dari Jennie👩🏻🔪

Love u more 💓

A Problem [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang