19. Menceritakan Semuanya

701 61 9
                                    

"ada apa memangnya?" Tanya Jisoo yang heran melihat Jennie tiba-tiba melamun.

"Hei Jen!" Ucap Jisoo sembari memukul pelan bahu Jennie, Jennie pun tersentak.

"Nde?" Ucap Jennie terkejut, Jisoo menghela napasnya.

"Apa kau mengenal Park Soo jin?" Tanya Jisoo, Jennie tampak berpikir lalu kembali berbicara.

"Hm.. aku tidak tahu apakah itu orang yang sama atau tidak" ucap Jennie bingung.

"Memangnya bagaimana seorang Park Soo jin yang kau maksud?" Tanya Jisoo penasaran.

"Aku tidak tahu bagaimana wajahnya sekarang, aku mengenalnya kurang lebih 2 tahun yang lalu, sampai sekarang aku tidak pernah bertemu dengannya lagi" ucap Jennie.

"Apa kau dekat dengannya? Atau dia dekat dengan eommamu dulu atau-" ucap Jisoo terhenti saat Jennie memotongnya.

"Dekat kau bilang!? Cih untuk apa aku dekat dengan manusia seperti dia!" Ketus Jennie membuat Jisoo menganga.

"Memangnya ada masalah apa sehingga kau terlihat sangat benci seperti itu?" Ucap Jisoo semakin bingung.

"Tentu saja aku sangat benci padanya, Park Soo jin yang ku maksud itu hampir merebut Appaku" ucap Jennie. Jangan tanya seperti apa Jisoo sekarang, ia terkejut sambil membelalakkan matanya dan menutup mulutnya.

"Kenapa wajahmu seperti itu? Sudah tidak cantik, jangan di tambah-tambah lagi" ucap Jennie membuat Jisoo mendengus kesal.

"Cih siapa bilang wajahku tidak cantik? Lalu apa buktinya namja diluar sana terpana akan kecantikanku?" ucap Jisoo tak mau kalah.

"Terserah, faktanya aku lebih cantik darimu Kim Jisoo" ucap Jennie lalu memutar bola matanya malas.

"Tidak, aku yang lebih cantik darimu Kim Jennie!" Ucap Jisoo kesal lalu menatap tajam Jennie sama halnya dengan Jennie yang menatap tajam Jisoo.

Mereka saling melemparkan tatapan tajam sampai akhirnya Lisa dan Rosé datang dengan mandu di mulut Rosé yang terdiam melihat Jisoo dan Jennie.

"Ada apa dengan kalian? Sampai bola mata kalian ingin keluar" ucap Lisa dan seketika Jisoo dan Jennie menatapnya dengan tajam.

"E-em Chaeng, a-aku ingin membawa barang-barang i-ini dulu ke mobil" ucap Lisa dan langsung terburu-buru mengangkat barang-barangnya satu persatu dan bergegas keluar dari ruangan.

"Huh~ hampir saja aku mati" oceh Lisa yang sedikit keberatan membawa barang-barangnya.

Rosé yang menatap Jisoo dan Jennie yang juga menatap dengan tajam pun langsung mengalihkan pandangannya.

"A-aku tidak melihat, telingaku sedang ku tutup" ucap Rosé setelah menelan mandu di mulutnya, sambil menutup telinganya yang seharusnya menutup mata. lalu ia mengangkat sebuah tas sedikit besar yang berisi barang-barangnya. Jangan ditanya isinya, hampir seluruh isi tas itu adalah cemilan. Lalu berjalan terburu-buru menyusul Lisa.

"Lisa!" Seru Rosé yang berhasil menyamakan langkahnya dengan Lisa.

"Aish! Jantungku hampir saja lepas" ucap Rosé yang terengah-engah.

"Nado, jika aku tidak bergegas keluar mungkin aku akan habis-habisan dihajar kelinci dan kucing itu" ucap Lisa yang juga terengah-engah.

"Kenapa mereka? Sempat-sempatnya bertengkar seperti itu, aku yakin hanya bercanda" ucap Rosé.

"Tentu saja, dan sekeras apapun Jisoo unnie ia akan tetap mengalah apalagi dengan Jennie" oceh Lisa tidak karuan.

"Sudahlah, cepat ke mobil ini berat" ucap Rosé membuat Lisa mendengus.

A Problem [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang