20. Hal Kecil

612 62 9
                                    

"sampai disini, apa lagi yang ingin kau tahu?" Tanya Jisoo.

"Ceritakan semua yang kalian alami selama 2 bulan tanpaku" ucap Jennie.

"Huh aku lelah. Chaeng, lanjutkanlah" pinta Jisoo. Rosé menganggukkan kepalanya.

"Hm.. ya begitulah. Lisa yang berubah, aku dan Lisa bertengkar dengan guru Kwon, menyelidiki ke sekolah dan dibantu dengan Hanbin dan June, Jisoo unnie menjadi menakutkan. Dan terpecahkan rahasia Jisoo unnie" jelas Rosé.

"Lisa berubah? Kenapa?" Tanya Jennie bingung.

"Ya dia memang menjadi pendiam semenjak kau tidak sadar, dan sepertinya telah membaik" ucap Rosé.

"Hm.. kenapa kalian bertengkar dengan guru Kwon?" Tanya Jennie lagi.

"Karena dia sangat menyebalkan, dia hanya bisa mementingkan dirinya sendiri" kesal Lisa.

"Jadi Hanbin dan June juga kalian ceritakan tentang kejadian itu?" Ucap Jennie lalu kembali berbicara.

"Dan ada apa dengan Jisoo unnie?" Tanya Jennie sambil menatap tajam Jisoo. Yang di tatap pun mengalihkan pandangannya seketika.

"Dia menakutkan, aku sangat ingat ketika dia berbicara seperti ini. 'Bagaimana jika kalian melihatku benar-benar marah dan melihatku hampir membunuh seseorang seperti dulu?' " Ucap Rosé menirukan ucapan Jisoo. Jisoo pun mendengus kesal dan memukul bahu Rosé dengan keras.

Jennie mengangguk-anggukkan kepalanya mengerti, karena Jisoo sudah menceritakan kejadian yang sebenarnya.

"Jangan lupakan hal ini, Jisoo unnie juga pernah mengatakan hal ini ketika kami ingin pergi menyelidiki ke sekolah. 'Setelah tahu siapa yeoja itu, aku tinggal menyiapkan rencana, ia saja bisa melukai Jennie, kenapa aku tidak bisa melukainya?' "Ucap Lisa yang persis meniru ucapan dan wajah Jisoo. Jisoo langsung mendekap mulut Lisa.

"Ck! Kenapa kau memberitahu yang itu! Aku hanya bercanda pabbo!" Ucap Jisoo kesal.

"Nde!? K-kau benar-benar menakutkan unnie" ucap Jennie menatap takut Jisoo. Jisoo yang melihat itu pun langsung merangkul Jennie dengan wajah memelas.

"Aniya aku hanya bercanda, malam ini tetap tidur bersamaku eoh? Jangan percaya ucapan mereka" ucap Jisoo memelas. Jennie hanya terkekeh melihat Jisoo seperti itu.

"Aku sudah lapar, bagaimana kalau kita memesan makanan?" Ucap Rosé. Jennie menatap Rosé dengan heran, selalu seperti itu pikirnya.

****

Sore harinya, Jennie sedang bersantai di ruang tamu sambil menonton televisi. Barulah kemudian ketiga sahabatnya itu  datang dan duduk di sampingnya.

"Hari ini kita pergi kemana?" Tanya Jennie pada Rosé.

"Pergi? Tidak, kita di apartemen saja hari ini" sahut Rosé. Jennie mengerucutkan bibirnya.

"Oh ayolah aku bosan sekali, aku ingin pergi keluar" rengek Jennie.

"Kau baru saja pulang dari rumah sakit Jen" sahut Lisa.

"Aku ingin pergi ayolah, aku hanya ingin ke taman di dekat apartemen ini!" Ucap Jennie kesal.

"Kau belum sembuh, Besok saja" ucap Jisoo.

"Yaaa! Kalau kalian tidak ingin menemaniku, aku akan pergi sendiri" ucap Jennie kemudian memutar roda kursi rodanya ingin pergi.

"Ne ne baiklah, aish! Keras kepala sekali kau ini" kesal Jisoo lalu mendorong kursi roda Jennie.

"Kalian tidak ikut?" Tanya Jennie bingung melihat Rosé dan Lisa masih duduk di sofa.

"Aniya, kami disini saja menunggu kalian" ucap Lisa.

"Yaa! Aku ingin kalian menemaniku juga!" Ucap Jennie sambil menghentak-hentakkan kakinya di kursi roda.

"Ck! Kau semakin cerewet saja, kajja" ucap Rosé dan beranjak dari sofa bersama Lisa  dan berjalan mengikuti Jisoo yang mendorong pelan kursi roda Jennie.

Sesampainya mereka di taman, tidak begitu banyak orang dan juga tidak terlalu sepi. Rosé Lisa dan Jisoo duduk di atas ayunan. Jennie yang melihat pun mengerucutkan bibirnya.

"Yaa! Aku juga ingin duduk disini!" Ketus Jennie sambil menunjuk satu ayunan di samping ayunan mereka.

"Bagaimana bisa? Kau belum begitu kuat untuk menopang tubuhmu sendiri, dan kau ingin duduk di sana?" Ucap Lisa seperti seorang ibu yang memarahi anaknya.

"Tapi aku juga ingin" ucap Jennie lalu menundukkan kepalanya. Lisa yang melihat pun mendengus kesal. Siapa yang tidak luluh dengan wajah kakaknya yang menggemaskan itu?

"Aish! Arra, tetapi biarkan aku menjagamu dibelakang. Bisa-bisa kau terjatuh karena tidak kuat" Ucap Lisa dengan segera diangguk Jennie dengan semangat.

Setelah berkata seperti itu, Lisa beranjak dari ayunannya dan membantu Jennie duduk di ayunannya. Jennie pun terlihat gembira sekali saat Lisa mengayunkan ayunannya pelan.

"Kenapa setelah Jennie unnie pulang dari rumah sakit ia lebih manja dari biasanya? Atau hanya perasaanku saja?" Tanya Rosé sembari berbisik pada Jisoo.

"Ya, aku juga merasa seperti itu Chaeng. Mungkin karena sudah dua bulan tidak sadar maka dari itu ia berkali-kali lipat lebih manja" ucap Jisoo membalas.

Beberapa detik kemudian Jennie memegang kepalanya yang masih dilapisi dengan perban kecil.

"Ada apa?" Tanya Rosé khawatir.

"Tidak apa-apa. Hanya.. sedikit pusing" ucap Jennie tersenyum tipis sambil menahan denyutan di kepalanya.

"Sudah kubilang kau belum sembuh, masih saja keras kepala" ucap Jisoo kesal.

"Tapi jika aku ingin, bagaimana?" Ucap Jennie. Memang keras kepala manusia satu ini.

"Ah terserah kau sajalah" ucap Jisoo pasrah. Jennie terkekeh melihatnya.

"Hm.. unnie? Kapan kita akan ke rumahmu? Aku sudah tidak sabar dan penasaran dengan Sujin itu" ucap Jennie.

"Saat kau benar-benar pulih. Aku tidak ingin kita kerumahku jika kau belum sembuh Jen" ucap Jisoo serius.

"Kenapa? Bukankah lebih cepat lebih baik?" Tanya Jennie bingung.

"Masalahnya, Sujin itu bisa saja mendorong kasar atau mengatakan hal yang membuatmu pasti emosi. Dan kau? Bagaimana jika ia mendorongmu?" Ucap Jisoo.

"Hm.. jika Sujin yang kau maksud itu adalah orang yang sama, ia tidak akan berani melawanku, bahkan menatapku sekali pun" ucap Jennie. Mengingat betapa takutnya Sujin terhadapnya dulu.

"Tetapi jika Sujin yang dimaksud itu bukan orang yang sama? Bagaimana?" Tanya Rosé

"Kau bertanya? Kurasa tetap saja Sujin yang ini takut dengan Jennie, siapa yang berani dengan manusia kucing ini?" Ucap Lisa sambil menatap Jennie. Jennie pun menatapnya tajam dengan mata kucingnya.

"Sebentar. Apa maksudmu unnie? Ia tidak berani padamu walau hanya menatapmu?" Ucap Rosé. Jennie mengangguk.

"Memangnya apa yang kau lakukan sehingga Sujin itu sangat takut padamu?" Tanya Rosé heran.

"Hm.. hanya mempermalukannya di depan banyak orang, dan sedikit hal kecil yang kubuat" ucap Jennie tersenyum miring.

.

.

.

.

.

.

.

.

Mwehehe

Hal kecil apaan nih?

Terserah Jennie aja yah😁

Voment!i!i!😙

Nnyeongan

Love u more 💓

A Problem [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang