Malam hari telah tiba, keadaan Jennie masih tidak baik-baik saja, bahkan ia sudah beberapa kali sesak napas. Karena perbuatan orang yang bertopeng itu pagi tadi.
Lisa sedang bersiap dengan pakaian serba hitam, ia memakai celana hitam, jaket hitam, serta topi dan masker hitam.
"Hei kau, ingin kemana malam-malam seperti ini? Jangan berpakaian seperti pembunuh" ucap Rosé.
"Aku memang ingin membunuh seseorang"
"Membunuh? Ya! Apa yang ada di kepalamu?" Ucap Jisoo.
"Aku ingin mencari orang yang telah melukai Jennie dan akan membunuhnya jika bertemu"
"Aish! Apa yang kau lakukan? Ganti pakaianmu sekarang juga!" Kesal Rosé.
"Ya Lalisa! Kau tidak pernah seperti ini! dimana Lisa yang kukenal?!" Ucap Jisoo kesal.
"Apa kalian akan tetap diam setelah apa yang terjadi pagi ini?! Jika kita terus membiarkannya, dia akan semakin membuat ulah! Kalian seolah-olah memberinya celah untuk membunuh Jennie! Jika aku menemukannya, aku akan membunuhnya! Aku akan membunuh-"
PAAAKKK
Lisa terkejut dan meringis saat Rosé menamparnya dengan keras.
"Sadarlah! Jika Jennie melihatmu seperti ini, dia akan menangis dan kecewa padamu Lisa!"
Lisa, yang berada di depan pintu, duduk sambil menangis dengan keras sambil menutupi wajahnya dengan kedua tangannya. Jisoo yang melihat langsung membawa Lisa untuk duduk di sofa dan memeluknya.
"A-aku.. Aku hanya tidak ingin Jennie unnie terluka lagi.. Aku takut, aku takut Jennie unnie akan meninggalkan kita.. Aku tidak ingin itu terjadi.. aku tidak ingin kehilangan untuk yang ketiga kalinya...."
"Aku bisa merasakan perasaanmu saat ini Lisa, aku juga telah merasakan kehilangan orang yang aku sayangi. Maka dari itu, kita harus melakukan yang terbaik untuk Jennie unnie, jangan melakukan hal seperti tadi lagi arra? Ucap Rosé lembut.
"Yasudah, kalau begitu ganti pakaianmu dan makan terlebih dahulu, aku sudah membelikan makanan. Dan jangan memikirkan tentang itu lagi, Jennie akan baik-baik saja, percayalah" ucap Jisoo sambil mengelus kepala Lisa.
Lisa memang keras kepala seperti Jennie, berbeda dengan Rosé dan Jisoo yang lembut dan selalu mengalah. Mereka berbeda, mereka keras kepala, egois, dan kadang tidak mau mengalah. Tetapi dibalik itu semua, mereka sangat menyayangi dan selalu mengkhawatirkan keadaan keadaan yang lain jika terjadi sesuatu.
Lisa keluar dari kamar mandi setelah berganti pakaian, dia duduk di sebelah Rosé yang sedang duduk di sofa, dan dia mulai memakan makanan yang dibeli Jisoo beberapa waktu yang lalu. Rosé merasakan sesuatu yang aneh di perutnya..
"Hm.. unnie?"
"Hm, ada apa? Aku tidak tertarik dengan puppy eyesmu Chaeng." Jisoo kemudian sibuk kembali dengan ponselnya.
"Kau tau? Aku lapar unnie"
"Mwo? Kita baru saja makan 1 jam yang lalu, dan kau sudah lapar kembali?"
"Ya! Kau sepertinya tidak mengenalku, cepat belikan aku nasi goreng, aku lapar sekali"
"Terbuat dari apa perutmu itu?Baiklah, aku akan membelikannya untukmu" ucap Jisoo sambil mengenakan jaketnya.
Setelah itu, Jisoo keluar kamar lalu pergi membelikan makanan untuk Rosé. Beberapa saat kemudian, Lisa selesai makan, ia langsung merebahkan kepalanya ke paha Rosé.
"Chaeng"
"Nde? Waeyo Manobal?"
"Jennie unnie tidak pernah memberi tahu kita tentang penyakit asmanya, aku menghawatirkannya, kenapa dia tidak memberitahu kita?"
"Mungkin Jennie unnie tidak ingin kita mengkhawatirkannya, aku pernah tidak sengaja melihatnya ketika aku lewat di depan kamarnya, dia seperti minum obat, saat masuk ke kamarnya dan bertanya ada apa dengannya, dia segera menyembunyikan obat itu di belakangnya, dan mengatakan bahwa dia baik-baik saja"
"Pantas saja aku pernah melihatnya beberapa kali buru-buru memegangi dadanya ke kamarnya, ternyata dia menyembunyikan penyakitnya dari kita, kenapa dia melakukan semua itu"
"Jangan seperti ini Lisa-ya, Jennie unnie pasti sedih jika kita menangisinya setiap hari. Dia pasti akan baik-baik saja"
Tidak lama kemudian, Jisoo datang dengan membawa tiga bungkus makanan dan beberapa minuman dan meletakkannya diatas meja yang ada didekat sofa.
"Ada apa dengan kalian? Kenapa murung seperti ikan?"
Setelah itu Rosé segera mengambil makanan yang telah Jisoo taruh di meja tadi. Ternyata Lisa tertidur dan Rosé perlahan melepaskannya.
"Jangan terlalu banyak bertanya, aku lapar" ucap Rosé dan langsung menyantap makanannya.
"Lisa benar-benar takut jika ada yang meninggalkannya lagi, aku merasa kasihan melihatnya" ucap Jisoo sambil menatap wajah Lisa yang sedang tertidur lelap.
Rosé tidak menjawab Jisoo yang sedang berbicara, dia masih melahap makanannya dan mengabaikan Jisoo.
"Ya! Aku sedang berbicara, kenapa kau tidak mendengarkanku?!"
"Aku sedang makan, bagaimana aku bisa menjawabmu. Sudahlah, aku lelah, aku ingin tidur” ucap Rosé yang telah menghabiskan makanannya lalu merebahkan diri di dekat sofa tempat Lisa tidur.
"Lelah? Tentu saja. Lelah karena kau selalu makan tanpa henti" ejek Jisoo yang juga merebahkan dirinya di samping Rosé.
*
*
*
*
*
AnnyeongNak voment boleh?
Kok jadi bahasa Upin Ipin 😭
Yaudahlah
Gatau mau ngetik apa
Bye
Love you more ❤️❤️
KAMU SEDANG MEMBACA
A Problem [END]
Fanfic"Aku tidak pernah menganggapmu menjadi bagian dalam hidupku, jadi kau tidak berhak mengambil hartaku!" KJS "Aku tidak ingin kehilangan lagi, dan kau sengaja membuatku hampir saja kehilangan orang yang kusayangi?!" LSM "Tanpa rasa bersalah kau kabur...