"Yo!" Yoo Bin datang mengagetkannya. "Sunbae! Airnya tumpah ke lantai!"
Si Yeon segera mematikan keran washtafel begitu ia tersadar. Setelah selesai makan malam, ia yang bertugas mencuci piring kotor. Saat itulah Yoo Bin yang disuruh Min Ji mengambil camilan malam menemukan Si Yeon yang membuat lantai dapur kebanjiran.
"Sunbae masih belum kapok ternyata! Dulu kau membakar dapur, sekarang membuatnya banjir," Yoo Bin pergi dari sana. Ketika Si Yeon berpikir gadis itu meninggalkan kekacauan itu untuk dirinya sendiri, Yoo Bin kembali membawa dua alat pel dan juga ember. Ia memberikan satu pada Si Yeon kemudian mulai membersihkan air yang menggenangi lantai.
"Gomawo, Yoo Bin-ah!" Si Yeon mulai membersihkan lantai, mengikuti Yoo Bin.
"Aish! Eonni akan mengomel karena aku terlambat," Yoo Bin menggerutu, namun ia tetap membantu Si Yeon membersihkan dapur.
"Nugu?"
"Min Ji eonni," Yoo Bin menambahkan.
"Dia masih sering menindasmu?"
Yoo Bin menggeleng. "Min Ji eonni tidak seperti itu."
"Yang kulihat, dia suka menindasmu," Si Yeon melirik Yoo Bin sambil memeras ujung kain pel ke dalam ember. "Tak perlu takut padanya hanya karena dia polisi."
"Aku tidak takut padanya,"
Si Yeon mengangguk. Mengiyakan Yoo Bin meski ia tidak setuju. Yang ia lihat selama ini Min Ji selalu menindas Yoo Bin hingga membuat gadis itu ketakutan. Ketika Yoo Bin menggandeng tangan Yoo Hyeon di depannya, ia akan menyingkirkan Yoo Bin dengan mendorongnya kasar. Jika melihat dua pasangan itu berdua-duan, ia akan memanggil Yoo Bin dan menyuruhnya ini itu. Ia juga tak pernah terlihat ramah pada Yoo Bin.
"Sebaliknya, ia sangat baik padaku," ujar Yoo Bin kemudian. "Anehnya dia memang agak menyebalkan ketika ada Yoo Hyeon, tapi saat berdua saja, Min Ji eonni jauh lebih ramah. Dia banyak memberikan saran padaku tentang apa yang Yoo Hyeon suka dan tidak suka. Tentang banyak hal yang tidak aku ketahui. Ia juga menawarkan kartu kreditnya seandainya aku tidak punya uang untuk mentraktir Yoo Hyeon. Tentu saja aku menolak karena itu memalukan."
"Wooo! Kau membela roomate-mu!" Goda Si Yeon. "Tapi syukurlah hubunganmu berjalan lancar. Calon kakak iparmu bahkan sudah akrab denganmu."
"Entahlah!" Nada Yoo Bin berubah pesimis.
"Memangnya kenapa? Kau mulai bosan dengan Yoo Hyeon?" Si Yeon terus menggoda Yoo Bin. Ia menyikut gadis itu sambil menyeringai. "Jangan katakan kau mulai suka Min Ji eonni."
"Bukan begitu, aku hanya merasa ... Yoo Hyeon akan meninggalkanku suatu saat nanti," Yoo Bin semakin menunduk membersihkan lantai seiring dengan suaranya yang melemah. "Dia tidak pernah menyukaiku."
"Eiii! Itu hanya perasaanmu saja!" Si Yeon mencoba menghibur.
"Aniyeo, aku mengetahuinya sejak awal. Bahwa dia tidak pernah menyukaiku."
"Kalau begitu mengapa pacaran dengannya?" Si Yeon geleng-geleng kepala tak mengerti dengan jalan berpikir Yoo Bin.
"Karena jika aku ingin menjadikan sesuatu masalah, maka itu akan menjadi masalah bagiku. Sebaliknya jika aku menganggap itu adalah hal baik, maka itu akan menjadi hal baik," sahut Yoo Bin. "Aku menanyakan pada diriku apa yang benar-benar aku inginkan. Dan bersama dengannya adalah hal yang aku inginkan. Aku tidak masalah jika dia tidak menyukaiku. Tidak masalah jika dia akan meninggalkanku suatu hari nanti. Tidak masalah jika harus terluka karenanya."
"Bukankah itu bodoh?" ledek Si Yeon.
"Tidak bagiku," Yoo Bin menyangkalnya dengan cepat. "Aku menyukainya. Ani ... kurasa aku sangat mencintainya. Aku hanya tahu satu hal itu saja. Aku tidak peduli dengan yang lain. Bahkan jika itu melukaiku sangat dalam, memiliki kesempatan untuk mencintainya adalah anugerah paling besar yang pernah kudapatkan."
KAMU SEDANG MEMBACA
The Witch's Witch
FanfictionLee Si Yeon adalah seorang mahasiswa semester akhir yang nyaris dikeluarkan karena tidak kunjung menyelesaikan studinya setelah sekian lama. Disaat yang bersamaan ia diusir dari tempat kos karena lupa mematikan kompor setelah memasak ramyeon hingga...