"Bisakah kau melihatku sebentar?" SuA berlutut di depan coffee table, tempat dimana Si Yeon meletakkan laptopnya. "Kau melihat benda ini berjam-jam, tapi tidak melihatku."
Mereka sedang berada di ruang duduk di lantai dua. Itu adalah ruang luas dengan beberapa sofa dan perapian yang letaknya di ujung lorong. Berseberangan langsung dengan kamar utama yang berada di sisi sayap satunya. Si Yeon duduk di atas karpet bulu mengerjakan aktivitas kuliahnya dengan laptop yang diletakkan di meja rendah yang kini sejajar dengan dadanya. SuA juga disana. Awalnya hanya menemani, lama-kelamaan ia juga minta diperhatikan seiring dengan bertambahnya rasa bosan karena tidak melakukan apapun.
"Pergilah bermain bersama Ga Hyeon!" Si Yeon memperbaiki letak kacamatanya. Sedikitpun tidak kehilangan fokus akibat SuA.
"Aku malah sengaja menghindar dari Ga Hyeon karena dia banyak tanya," SuA memberengut kesal.
Malam itu adalah bulan purnama. Artinya tepat satu bulan Si Yeon tinggal disana. Gadis itu telah terlalu nyaman tinggal seolah telah berada disana selama bertahun-tahun lamanya. Kesibukannya juga semakin banyak karena selain mengurusi kuliah, ia juga harus kembali pada pekerjaan paruh waktunya.
Ngomong-ngomong tentang pekerjaan paruh waktunya, itu bisa dikatakan sebuah teater jalanan. Setidaknya dimulai dengan teater jalanan meski kini mereka telah memiliki sebuah tempat kecil untuk tampil. Si Yeon dan beberapa teman yang memiliki hobi yang sama membentuk kelompok kecil itu. Mereka semua adalah pekerja paruh waktu yang mendapatkan uang ketika ada yang menonton, dan berhenti ketika tak ada lagi yang tertarik dengan karya seni mereka. Kecuali Tuan Choi, pemilik gedung yang menyediakan tempat untuk mereka latihan dan melakukan pementasan. Tuan Choi juga sangat tertarik dengan dunia teater sehingga beliau juga ikut andil mengambil peran sebagai sutradara.
Si Yeon bukan seorang artis musikal. Sejauh ini ia hanya mengambil peran-peran kecil yang tidak begitu penting. Pekerjaan utamanya adalah membuat dan mengarahkan musik. Ia juga ikut dalam menentukan alur cerita serta menata panggung. Dengan kata lain, Si Yeon adalah otak utama berjalannya teater tersebut. Karena itu saat tur Osaka ia tidak ikut karena selain pementasan, segalanya telah selesai. Kebetulan saja ia mendapat masalah sehingga harus membatalkan tiket pesawat yang telah dipesannya.
Impiannya adalah untuk tampil di broadway dengan kelompoknya. Terdengar berlebihan memang, namun ia sudah menabung banyak sekali -sebelum ia harus membayar ganti rugi karena membakar dapur asrama- untuk mewujudkan keinginannya tersebut. Karena itu, ia bertekad untuk lebih fokus nantinya. Ia harus menyelesaikan kuliahnya agar tidak ada lagi yang mengganggu fokusnya di kemudian hari.
Ia tidak pernah mengatakan itu pada SuA. Bukan karena sengaja menyembunyikannya. Gadis itu tidak pernah bertanya tentang kehidupannya. Dan ketika mereka memiliki waktu luang untuk bersama, jangankan untuk menceritakan tentang dirinya, SuA hanya tahu cara membuka pakaian.
Begitupun sebaliknya. Ia tidak memiliki kesempatan untuk mengorek lebih dalam tentang SuA. Memikirkannya saja tidak sempat.
"Mengapa kau menghindar darinya? Kau sebut dirimu eomma?"
Satu hal lagi. Ia menuruti permainan SuA tentang membentuk keluarga. Dirinya, SuA, dan Ga Hyeon adalah anak mereka. Ia menurutinya terlalu jauh hingga titik dimana ia benar-benar merasa sebagai orangtua Ga Hyeon. Ia khawatir gadis itu akan jatuh ketika memanjat naik ke atas kursi. Ia akan mengunjungi kamar Ga Hyeon di malam hari hanya untuk memperbaiki selimut dan mencium dahi gadis itu. Jika pergi ke kampus, ia akan menelepon Handong beberapa kali hanya untuk mengecek keadaan Ga Hyeon. Ia suka menghabiskan waktu dengan gadis itu. Ia menyayangi gadis itu tanpa peduli dari mana Ga Hyeon berasal.
"Harusnya kau lihat dirimu sendiri. Kapan kau terakhir kali menghabiskan waktu bersamanya? Kau sebut dirimu eomma?" balas SuA.
Yeah, mereka juga kadang bertengkar. Hanya pertengkaran-pertengkaran kecil yang akan berakhir dalam waktu singkat. Tidak seperti pertengkarang berlarut-larut yang sedang terjadi di lorong.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Witch's Witch
Fiksi PenggemarLee Si Yeon adalah seorang mahasiswa semester akhir yang nyaris dikeluarkan karena tidak kunjung menyelesaikan studinya setelah sekian lama. Disaat yang bersamaan ia diusir dari tempat kos karena lupa mematikan kompor setelah memasak ramyeon hingga...