Kim Min Ji tidak bisa fokus bekerja. Pikirannya terus kembali pada adik kecilnya Kim Yoo Hyeon. Ketika ia terakhir kali meninggalkannya malam itu, Yoo Hyeon tidak terlihat baik-baik saja. Terlebih gadis itu tak pernah lagi menjawab telepon darinya padahal ia hanya ingin menanyakan kabar karena merasa khawatir.
Ia memarkirkan mobilnya didepan sebuah kastil tua yang tampak telah berumur. Ia ragu apakah akan masuk atau tidak. Apa Yoo Hyeon ada di dalam atau gadis itu pergi ke kampusnya? Atau jika ia ada di dalam, apakah ia mau bertemu dengannya?
"Yo!" Handong mengetuk jendelanya. Menemukan ada mobil patroli polisi terparkir di depan ketika ia sedang melihat-lihat kastil SuA, ia memutuskan untuk menghampiri.
Min Ji menurunkan jendela, lalu menunduk memberi salam pada Handong. "Ya?"
"Kau tidak bisa parkir sembarangan di depan rumah orang lain!" Tegur Handong.
Min Ji mengerjap beberapa kali. Ini adalah pertama kalinya ia ditegur oleh seseorang karena memarkir sebentar mobil patrolinya. "Maaf, aku tadinya ingin bertemu dengan Kim Yoo Hyeon. Apa dia ada di dalam?"
"Mana aku tahu! Ini pertama kalinya aku mendengar nama itu," Handong mendelikkan bahunya kemudian berlalu pergi kembali ke dalam rumah.
Tentu saja itu membuat Min Ji semakin khawatir. Yoo Hyeon mengatakan bahwa ia akan tinggal disana dan Min Ji juga melihatnya ada disana. Lalu mengapa gadis tadi mengatakan bahwa ia tidak mengenal Yoo Hyeon?
Min Ji turun dari mobilnya kemudian bergegas menuju rumah itu. Handong sudah tidak terlihat. Mungkin sudah lebih dahulu masuk atau pergi ke halaman belakang.
Ia menunggu beberapa lamanya setelah mengetuk hingga pintu itu terbuka. Kali ini Si Yeon yang membuka pintu. Melihat wajah yang dikenalnya, gadis itu menunduk memberi salam.
"Annyeonghaseo!" Si Yeon membuka pintu lebih lebar. Ia bisa menebak kedatangan Min Ji ke tempat itu pasti ingin menemui Yoo Hyeon.
"Apa Yoo Hyeon ada?" Min Ji langsung bertanya persis seperti apa yang dipikirkan Si Yeon tadi.
Si Yeon mengangguk. "Yoo Hyeon ada di kamarnya. Tapi dia tidak mau keluar. Apa eonni mau aku antarkan ke kamarnya?"
"Aniyeo!" Min Ji buru-buru menggeleng. Ia ingin bertemu Yoo Hyeon, namun disaat yang bersamaan ia menyadari akan memperburuk keadaan jika memaksa untuk bertemu dengan adiknya itu. Ia tidak ingin situasinya menjadi lebih kacau lagi. "Dia tidak menjawab teleponku. Dan terakhir kali ia tidak terlihat baik-baik saja. Bisakah kau membantuku memeriksa keadaannya? Ia mungkin akan mengatakan bahwa ia butuh waktu untuk sendiri. Tapi ... aku khawatir sekali. Bisakah kau melihatnya sebentar saja?"
"Baiklah," Si Yeon setuju dengan cepat. Ia juga mengkhawatirkan Yoo Hyeon. Gadis itu bahkan tidak turun untuk makan. "Itu tidak sulit."
"Terimakasih!" Min Ji membungkuk pada Si Yeon atas bantuannya.
"Kau bisa menunggu di dalam sementara aku melihat keadaannya," Si Yeon mempersilahkannya masuk.
"Dia mungkin tidak akan suka jika melihatku," Min Ji menolak dengan cepat. Kemudian ia mengeluarkan sesuatu dari salah satu kantong di rompinya. Sebuah kartu nama. Ia memberikan secarik kartu itu pada Si Yeon. "Maukah kau mengabariku nanti? Kau bisa menghubungi nomor yang tertera disana."
"Siap!" Si Yeon memberikan hormat pada Min Ji karena sejak tadi suasana tegang sekali. "Aku akan selalu melaporkan keadaannya padamu, Kapten!"
Min Ji tersenyum kecil. Ia menunjuk tanda pangkat di sudut bahunya. "Aku bukan kapten."
Si Yeon melihat simbol dua wajik perak disana dan tidak mengerti. Ia memberikan hormat sekali lagi. "Maaf Kolonel!"
Min Ji tergelak. Setidaknya keriangan Si Yeon berhasil membuatnya sedikit terhibur. Ia menepuk pundak Si Yeon sebelum pergi. "Sekali lagi, terimakasih."
KAMU SEDANG MEMBACA
The Witch's Witch
Fiksi PenggemarLee Si Yeon adalah seorang mahasiswa semester akhir yang nyaris dikeluarkan karena tidak kunjung menyelesaikan studinya setelah sekian lama. Disaat yang bersamaan ia diusir dari tempat kos karena lupa mematikan kompor setelah memasak ramyeon hingga...