prolog

4.9K 279 9
                                    

Gadis dengan rambut terurai dan jepit kecil yang terpasang di beberapa helai poninya itu mengedarkan pandangan mengelilingi ruang kelas dengan tatapan datar.

Wajah cantik kalemnya membuat siapa saja yang melihat terpukau. Tak heran jika ia menjadi salah satu cewek idaman di SMA Samudra ini.

Ia sedikit terkejut saat merasakan tepukan di bahunya. Dengan gerakan cepat, ia menoleh ke belakang. Elora mengernyit saat mendapati seorang lelaki tersenyum manis padanya.

"Nyari Felix ya El?" Tanya lelaki itu.

Gadis yang dipanggil dengan sebutan El itu mengangguk pelan. "Tirta, lo tau gak di mana Felix?"

Lelaki yang diketahui namanya Tirta itu mengedikkan bahunya tanda tak tahu. "Dari pagi belum datang sih. Emang dia nggak bilang sama lo? Lo 'kan ceweknya."

Gadis yang disebut El adalah Elora Ladysta Putri. Gadis yang lahir pada tanggal 21 Maret, delapan belas tahun lalu. Saat ini ia melengkungkan bibirnya ke bawah saat mendengar jawaban Tirta yang semakin membuatnya cemas.

"Kalau gue tahu, mana mungkin tanya sama lo," jawab Elora.

Tirta tersenyum canggung. "Bolos kali tuu anak. Cowok lo juga gak hubungi gue. Hari ini juga gak ada jadwal tawuran kok El.”

Elora mengangguk pada Tirta yang menjabat menjadi sahabat Galaxy Felix Reymond, pacarnya. Elora semakin cemas, Felix tidak ada kabar dari pagi. 'Apa Felix bolos ya?' pikir Elora.

"Nanti kalau Felix datang, bilang kalau gue nyariin dia ya?"

Tirta mengangguk. Ia dan Elora memang sudah dekat semenjak Felix pacaran dengan gadis itu, tapi Tirta tidak terlalu akrap dengan Elora jika tidak ada Felix. Jadi, pertemuan mereka berdua sekarang terlihat sangat canggung.

"Gue cabut dulu, mau ke kantin," pamit Elora sebelum berbalik dan melangkahkan kakinya menuju ke arah kantin.

Sapaan dari beberapa siswa-siswi mengiringi perjalan Elora menuju kantin. Tidak heran, Elora adalah pacar dari seorang cowok famous SMA Samudra. Gadis itu juga termasuk terkenal di sekolah karena  mempunyai visual yang mampu membuat kaum Adam di SMA Samudra ini tidak cukup untuk meliriknya hanya sekali.

Sampai di kantin, Elora dengan wajah tertekuknya menduduki sebuah bangku kantin di hadapan seorang gadis yang saat ini menatapnya bingung.

"Kenapa El?" Tanya gadis itu.

Elora menghela napas panjang. "Felix kayaknya bolos lagi deh Ra," jawab Elora pelan.

Gadis di hadapannya itu adalah Rara Suharta, sahabatnya. Rara dan Elora bersahabat sejak mereka kelas tiga SMP. Sekarang mereka berdua sudah kelas dua belas, tetapi keduanya satu sama lain tidak ada yang saling berubah.

Dulu Rara adalah murid baru di SMP mereka. Gadis itu pindah saat kelas sembilan, dan langsung berteman baik dengan Elora yang berperilaku sangat ramah padanya.

"Ya ampun El, gue kira kenapa. Bukannya udah biasa ya cowok lo bolos," ketus Rara dengan kembali memakan makanannya. Entah kenapa, tapi Rara ini orangnya sangat sensian jika menyangkut Felix. Mungkin karena gadis itu sering melihat Elora diperlakukan kurang baik oleh Felix, jadi ia tidak suka dengan lelaki keturunan Chinese itu.

"Tapi biasanya Felix kabarin gue Ra," kata Elora sembari menatap sahabatnya. Tidak tahukah Rara jika ia sangat cemas?

Rara menghentikan makannya lalu gadis itu menyodorkan es teh pada Elora. "Minum dulu biar adem," ucapnya lalu melanjutkan makan.

Elora mendengus. Gadis itu menyeruput es teh dengan pelan. "Kira-kira Felix ke mana ya Ra?"

Rara mengedikkan bahunya acuh. "Mana gue tahu, lo 'kan ceweknya."

"Gue mau telepon juga takut dimarahin," sahut Elora. Beginilah sikap Elora yang tidak disukai Rara, terlalu takut dengan Felix sehingga membuat gadis itu terlihat lemah.

Rara tertawa pelan. "Lagian lo punya cowok sok galak. Mana Main tangan lagi. Nih yaa dalam kamus gue, cowok ter-redflag itu ya cowok lo itu.” Rara memelankan suaranya diakhir kalimat.

"Salah lo sendiri sih punya cowok galak," lanjut Rara saat Elora menatapnya.

Elora memukul pelan lengan Rara. "Gitu-gitu dia perhatiannya pake banget."

Rara mencibir. "Alah, perhatian dari Mana? Lo itu udah terbutakan oleh cinta yang Lo anggep abadi itu Ra. Percuma gue ngomongin Lo sampe mulut gue berbusa pun gak bakal mempan."

"Mending kalau Felix gitu, yang penting gue punya doi. Lah lo?"

Rara menatap Elora tajam. "Jangan singgung doi sama gue ya El, gue males tahu nggak."

"Hilih, pantesan lo nggak laku."

"Heh bukan nggak laku, banyak yang ngantri jadi cowok gue tapi gue aja yang enek. Apalagi waktu liat sahabat gue punya cowok suka menganiaya, tambah ilfil gua sama cowok."

Elora tertawa pelan. "Sekali aja buka hati lo Ra. Lo nggak mungkin bakal jadi jomblo seumur hidup juga kan."

Mendengar pernyataan Elora, membuat Rara memutar bola matanya malas. "Tujuan gue sekarang bukan waktunya pacaran El, tujuan gue cuma mau buat mama papa bangga dengan prestasi. Lo tahu kan kalau gue yang rajin ini berusaha lebih rajin lagi?"

"Halah, kayak iya aja lo. Tiap hari masih nyontek tugas aja belagu."

Setelah mengatakan itu, Elora mengecek handphonenya. Berharap ada notifikasi dari Felix. Semalam ia ketiduran, jadi ia melewatkan panggilan dari Felix.

Gadis itu menscrool handphone canggih miliknya. Ia menghela napas, tidak ada satupun notifikasi dari Felix.

Elora mengulum bibirnya, lalu mencoba menghubungi Felix. Ia sangat khawatir. Apa Felix tawuran lagi? Tapi tidak mungkin, jika tawuran, pasti Tirta bakal ikut bolos juga.

Sambungan pertama tidak ada balasan. Gadis itu menggigit bibir bawahnya lalu kembali menelepon Felix dengan harapan lelaki itu menjawabnya.

Ia mendesah pasrah saat kali ketiga ia menelepon pun tidak ada balasan. Elora membuka room chatnya dengan Felix, ia mengetikkan sesuatu.

Felix❤️

Kamu di mana?

Kamu bolos lagi ya ay?

Sayangg. Jangan buat aku khawatir:(

Kalau bunda  tahu kamu bolos lagi gimana?

Elora melengkungkan bibirnya ke bawah saat Felix tidak membalas bahkan membaca pesannya. Gadis itu hanya berharap Felix baik-baik saja. Ia sungguh khawatir.

Walaupun sudah berkali-kali Felix mematahkan hatinya, tapi tetap saja lelaki itu adalah orang yang ia cintai. Katakan saja ia bucin, walau dianiaya sekalipun ia tetap diam.

Tentang Luka (Re-post)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang