Dia sangat cantik, jadi aku takut kau berpaling.
°
°
°o0o
"Bilangan X dikalikan dengan hasil yang sudah di temukan akan menjadi--"
Pak Fandi menghentikan ucapannya. Mata pria paruh baya itu menatap tajam ke arah kedua siswi yang saat ini asyik berbisik, padahal ia sudah menjelaskan panjang lebar.
"Heh!" Sentak pak Fandi yang membuat keduanya menatap pak Fandi takut-takut.
"Kalau nggak niat masuk kelas saya, keluar!"
Pak Fandi masih menatap kedua siswi itu tajam. "Sekali lagi saya lihat kalian bisik-bisik di pelajaran saya, saya kasih kalian hukuman."
"Paham Elora, Rara?!"
Ya! Kedua siswi yang saling berbisik itu adalah Elora dan Rara. Ada pembahasan yang sebenarnya tidak penting, tapi mereka lebih asyik berbisik dari pada mendengarkan materi.
Keduanya mengangguk cepat lalu menunduk pura-pura membaca buku membuat pak Fandi kembali melanjutkan pelajarannya.
Tett!
Bel istirahat berbunyi membuat suasana kelas menjadi gaduh. Pak Fandi pun sudah berkemas dan siap untuk keluar kelas.
"Sampai jumpa Minggu depan, saya kasih tugas kerjakan latihan soal halaman 132 sampai 145."
Pria itu keluar kelas tanpa memedulikan erangan frustrasi dari siswa-siswi karena ia memberi tugas sangat banyak.
"Gila kali itu orang," umpat Rara sembari merapikan buku-bukunya.
"Heh! Gitu-gitu juga guru kita kali," jawab Elora yang sudah siap untuk ke kantin.
"Guru no have akhlak memang kau pak Fandi. Berdosa sekali anda pak," ucap Rara dengan mendramatisir sembari keluar kelas menuju kantin bersama Elora.
Elora tertawa pelan. "Ada-ada aja lo. Entar kualat tahu rasa."
Rara mengerucutkan bibirnya. Gadis itu menarik tangan Elora agar berjalan cepat ke kantin. Sampai di kantin, mereka duduk di kursi pojok, karena mereka bisa melihat sekeliling kantin kalau berada di pojok.
"Eh El itu cowok lo 'kan?" tanya Rara dengan nada terkejut.
Elora mengalihkan pandangannya dari ponsel. "Mana?"
Rara menunjuk Felix yang saat ini berada di meja tak jauh dari mereka. Elora mengikuti arah telunjuk Rara dan melihat sang pacar sedang bercanda ria dengan Tirta dan satu cewek lagi. Mungkin teman sekelasnya.
"Sabar ya El, udah gua bilang kan kalo harusnya lo putus aja. Cowo bukan cuma si Felix yang cakep," ucap Rara saat mendapati wajah murung Elora.
"Sama gue aja galaknya minta ampun, giliran sama cewek lain jinak banget," cibir Elora dengan muka masamnya.
"Eh lihat deh!" Elora menoleh pada Felix saat mendengar suara Rara.
Ia bisa melihat jika Felix mengelus lembut puncak kepala gadis itu. Elora menekan dadanya yang sedikit sesak. Dadanya naik turun menahan emosi.
Gadis itu bangkit dari duduk sembari membawa mangkuk mi ayamnya. "Gue ke sana bentar ya," pamit Elora lalu berlalu meninggalkan Rara sendiri.
Elora berdiri di depan meja gerombolan Felix membuat lelaki itu mendongak menatap Elora datar. "Ngapain lo ke sini?"
Elora mengerjapkan matanya lalu tersenyum manis. "Aku mau duduk sama kamu."
Sebelum Felix menjawab, Elora sudah duduk terlebih dahulu di antara Felix dan gadis di samping Felix.

KAMU SEDANG MEMBACA
Tentang Luka (Re-post)
Teen Fiction"Kamu pikir aku cewek apa? Kamu sadar nggak sama omongan kamu?" Plak! "Anjing! Masih bisa ngomong? HAH? MASIH BISA NGELES LO BANGSAT?!" Felix menarik tubuh mungil Elora dan mendorongnya ke dinding dengan kuat. "Emang dasar cewek bangsat Lo ANJING...