[22] Who?

3.6K 658 225
                                    

Author pov

Di lihat dari arah samping Jisung yang tak sadarkan diri dimasukkan ke dalam mobil oleh seorang wanita.

Lalu di tutup pintu mobil itu hingga wanita yang tadi masuk ke mobil melalui pintu pengemudi.

Brak

Pintu di tutup dengan sarkas.

"Gue gak suka ada perlawanan, paham? Gak mau mati di tempat kan?" Dari arah lain, tepatnya kursi di sebelah pengemudi, terdengar suara wanita lainnya.

Yura hanya mengangguk lesu, "Kak Jisung, bakal baik-baik aja kan?" Tanyanya ragu-ragu.

"Cih, siapa peduli."

•×•×•×•

"Gimana bisa ilang?!" Bentak Doyoung.

"G-gue gak tau." Hyunjin.

"Gak tau gak tau, lo becus gak sih ngejaga istri lo?!" Doyoung.

"Bang, udah." Winwin segera melerai.

Melihat Jaehyun yang sedang mengotak-ngatik telepon pintarnya, Doyoung melontarkan pertanyaan.

"Ngapain?" Sangat singkat, dan juga ketus. Mungkin karena ia sedang menahan amarah sekarang.

"Ngabarin yang lain." Jaehyun.

Disambar telepon yang berada di tangan Jaehyun, "Gak usah!" Tolaknya.

"Lo tanggung jawab." Doyoung menggunakan nada bicara yang cukup sinis.

Hyunjin bingung bukan kepalang. Hanya beberapa menit dia berada di dalam toilet. Dan dengan sesingkat itu Yura tak ada di tempat.

Ingin mencari, sudah terlambat. Sudah sekitar satu jam yang lalu itu terjadi. Sebenarnya Hyunjin berniat untuk memberi tahu saudara-saudara Yura. Namun nyalinya terlalu kecil untuk melakukan hal tersebut.

Lima menit berlalu. Waktu yang singkat ini digunakan untuk memikirkan sebuah solusi.

Belum bisa dikatakan solusi terbaik namun patut dicoba.

"Kita tanya perawat yang ada di loket pendaftaran aja. Atau perawat yang lewat." Usul Jaehyun. Mencoba membantu Hyunjin yang kebingungan.

Mendengarnya membuat Doyoung meng-iyakan usul Jaehyun.

"Kalo seandainya gak dapet bukti, kalian pulang aja. Biar gue yang tanggung jawab." Ungkap Hyunjin di balas dengan anggukan yang lainnya.

"Gue anggep itu janji." Doyoung.

•×•×•×•

"Hah... Akhirnya bebas juga dari baju sialan ini." Ia bernapas lega.

"Emang kenapa?" Timpal kawannya.

"Size-nya kekecilan. Lo sih..." Wajahnya terlihat kesal.

"Ya maap gue gak tau. Abisnya di toko, baju dokternya cuma itu doang." Lontaran alasan diberikan untuk menjawab.

"Itu anak gak mati kan?" Mendengar pertanyaan dari temannya itu, seketika ia tertawa.

"Dih? Hahaha, bukannya lo tadi yang ngomong, cih siapa peduli?" Ia mempraktikan gaya bicara temannya itu.

"Bego banget sih, nyet. Udah tua juga." Lanjutnya disertai ledekan.

SELFISHNESS || HWANG HYUNJIN✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang