Author pov
Doyoung menoleh kesana kemari menunggu seseorang membuka suara. Tapi semua orang enggan untuk berucap sepatah kata apapun.
"Gue tau, sebenernya kita gak berhak ikut campur urusan keluarga Yura. Tapi, karena situasi udah kayak gini, kita bakal ngebantu Yura nyelesaiin ini. Biar semuanya clear, dan kita semua tau kebenarannya. Gitu aja udah cukup." Doyoung.
"Tapi tolong jangan ada yang ngambil kesimpulan salah enggaknya Yura. Kita gak tau apa yang bener-bener terjadi." Doyoung.
"Sebelum itu, sorry banget buat temen-temennya Heejin. Kalian bisa pulang sekarang. Tapi jangan ada yang nyebarin berita ini kalo kalian emang bener-bener temennya Heejin." Doyoung.
"Kita gak akan nyebarin kok, kak. Kita permisi." Jinsoul.
Doyoung menganggukkan kepalanya.
"Ayo, Hui." Yeojin.
"Enggak, lo tetep disini. Hui bisa pulang duluan. Gak papa kan?" Doyoung.
"Iya gak papa." Hui.
Setelah mereka pergi, Doyoung mulai berbicara lagi.
"Pertama, Yura, Hyunjin, sama Jisung kenal Yeojin. Gak ada yang aneh. Tapi kenapa Jisung ngomong gitu tadi? Balas dendam buat Yeojin, apa lo ngelakuin kesalahan?" Doyoung.
"Bahkan gue gak tau kenapa dia ngomong kayak gitu. Mungkin dia cuma nyari alasan. I don't know." Yeojin mengontrol ekspresinya supaya tetap tenang.
"Oh. Dan maaf kalo gue nanyain ini, tapi apa lo emang tau kalo Yura gak setia? Hyunjin?" Doyoung.
"...G-gue." Hyunjin tak dapat menjawabnya. Dia bingung ingin mengatakan apa. Jika dia membenarkan kalau Yura tidak setia, ini akan membuatnya semakin merasa bersalah kepada Yura.
Dan jika ia mengatakan bahwa dia tidak tahu, bukankah terdengar aneh?
Kalau saja dia mengatakan Yura itu setia... Ini akan semakin rumit. Bisa saja beberapa orang akan menyadari apa yang selama ini terjadi.
"Ya tentu taulah." Yeojin.
Doyoung melirik Yeojin, "Kenapa lo yang jawab?"
"G-gue kan cuma mau ngebantu Hyunjin ngejawab." Yeojin.
"Temen lo yang satu ini, tau tentang masalah keluarga lo?" Doyoung.
Hyunjin menatap Yeojin tajam. Berani sekali ia mengucapkan hal itu dan membuat Doyoung semakin menggali permasalahan ini lebih dalam.
Doyoung memijit pelipisnya, "Kalo tetep diem aja, gimana ini bisa selesai?"
"Bang. Udahlah. Apa lo gak terima pas tau Yura yang salah? Dia sendiri yang ngaku." Mark.
"Gimana kalo Yura gak salah? Dan sebenernya dia nutupin sesuatu?" Doyoung.
"Apa kita lagi tes tanya jawab? Coba pikirin, dari tingkah Jisung tadi, bukannya Jisung tau sesuatu? Dan kalo dipikirin, Jisung itu deket banget sama Yura. Nunggu Jisung buat ngasih tau beberapa hal sebentar aja apa susahnya?" Taeyong.
Doyoung menghembuskan napas berat.
Drrrt... Drrrt...
Ponsel Winwin bergetar, kemudian Winwin mendekatkan ponsel itu ke telinganya.
Sekitar 20 detik Winwin mematung dengan mata yang membulat.
"Bang. Yura..."
•×•×•×•
KAMU SEDANG MEMBACA
SELFISHNESS || HWANG HYUNJIN✓
Fanfiction[END/Sequel of My Brother NCT/Book #2] "Maaf..." -Hyunjin Ia melakukan kesalahan terbesarnya. Menahan diri dirasa sesulit itu karena perasaan itu muncul untuk sesaat. Hwang Hyunjin, lelaki itu benar-benar menghancurkan segalanya. «Disarankan untuk...