Author pov
"Kalau dua ditambah dua itu empat. Berarti dua ditambah tiga?" Tanya sang ibu.
"Enam!!!" Ucap salah satu anaknya semangat.
"Salah bujankk!" Kata lelaki di sebelahnya.
"Heh, kak!" Tegur Yura.
"Kesel, Ra... Dari jaman gak enak dibilangin lima jawabannya gak ngerti-ngerti." Jisung.
"Lima thena!"
"Enham!"
"Lima!"
"Enham!"
"Bener Youngtae, Sena. Limaaaaa. Bukan enemmm." Jisung.
"Dhua di thambah dhua empat. Dhua di thambah thiga ithu enham. Youngtae thama om Jisung ndak belajal (belajar)." Sena.
"Bener Youngtae ya, Sena. Yaudah besok belajar lagi biar pinter." Yura.
"Wleee." Youngtae.
"Ish. Kak Youngtae nathal (nakal)." Sena.
"Sena yang nathal!" Youngtae.
"Tubir aja udah lu bedua. Gue pantengin." Jisung.
"Ck. Udah sana pulang. Anak-anak makin gak bener kalo lo dateng." Yura.
"Yeee yaudah. Heh, kembar! Om pulang dulu ya! Besok main bareng lagi." Jisung.
"Ndak ah. Thena gak suka thama om." Sena.
"Nanthi kethini lagi ya om." Youngtae.
"Iya Youngtae ku sayang..." Jisung mengacak rambut Youngtae.
"Hish." Sena.
"Napa lu? Iri lu?" Jisung.
"Kak..." Yura.
"Ya maap. Dadah Youngtae ganteng. Dadah Sena jelekku~" Jisung.
Yura menggeleng-gelengkan kepalanya karena tingkah laku kakaknya itu. Dan mengantarkan kakaknya hingga ke depan pintu.
"Istri lo gak nyariin apa?" Yura.
"Sans. Dia lagi tidur jam segini. Kebo dia." Jisung.
"Anak-anak gue udah umur tiga tahun. Tapi lo belum punya samsek." Yura.
"Suka-suka gue lah. Dahlah gue pulang. Tiati." Jisung.
"-_- Hm." Yura.
"Oh iya." Jisung.
"Apa?" Yura.
"Gak tau. Lupa. Udah ya. Bye." Jisung.
"Ck. Iya. Hati-hati. Salam buat istri lo." Yura.
"Iye." Jisung.
Setelah Jisung melangkah pergi, Yura menutup pintu apartement-nya.
"Mau tidur, hm?" Yura.
"Belum... Youngtae mau nonthon." Youngtae.
"Hum, sebentar aja ya. Youngtae harus bobok siang. Biar ganteng." Yura.
"Othe." Youngtae.
"Mama sama Sena ke kamar duluan ya. Inget, kalo ada apa-apa...?" Yura.
"Bilang ke mama!" Youngtae.
"Sip. Tos dulu." Yura.
Plak
Yura pun menggendong anak perempuannya itu menuju ke kamar.
"Hoam... Mama. Thena mau thanya." Ujar Sena sesaat setelah di tidurkan di kasur.
"Hm?" Yura.
"Themalin, thena thama Youngtae main thama Soojin." Thena.
KAMU SEDANG MEMBACA
SELFISHNESS || HWANG HYUNJIN✓
Fiksi Penggemar[END/Sequel of My Brother NCT/Book #2] "Maaf..." -Hyunjin Ia melakukan kesalahan terbesarnya. Menahan diri dirasa sesulit itu karena perasaan itu muncul untuk sesaat. Hwang Hyunjin, lelaki itu benar-benar menghancurkan segalanya. «Disarankan untuk...