Author pov
"Eungh..."
Perlahan lelaki itu terbangun dan disuguhi dengan rasa nyeri yang sangat amat menyakitkan.
Sekuat tenaga ia mengangkat tubuhnya namun seketika ia terjatuh kembali.
"Hiks... Hiks."
Siapa yang menangis? Apa itu hantu? Pikirnya.
Ia mencoba untuk menopang tubuhnya dengan kedua tangannya lalu masih berupaya setidaknya ia dapat mengganti posisi menjadi terduduk.
Pandangannya melihat seorang perempuan dengan wajah yang ditelungkupkan ke lutut sedang menangis.
Lalu seketika lelaki itu panik. Ia melihat salah satu tangan perempuan itu memakai infus. Namun kantung cairan infus tersebut tergeletak di lantai.
Jika begitu cairan infus tersebut tidak akan mengalir ke tubuh perempuan itu. Belum lagi, darah mulai menutupi selang infus yang tadinya bening.
Spontan lelaki itu segera mengangkat kantung infus setinggi mungkin kemudian menarik kepala perempuan didepannya agar mendongak.
Betapa terkejutnya perempuan itu saat mengetahui lelaki dihadapannya ini telah sadar.
"Lo pengen mati? Gak kasian sama anak lo?" Lelaki itu memberikan tatapan yang cukup tajam.
Yang dilontarkan pertanyaan hanya diam sembari menangis sesegukan dan menyerot ingusnya.
"Jangan kekanak-kanakan." Ia memakai salah satu tangannya untuk menyeka air mata perempuan itu.
"Gak sakit?" Yura menunjuk kepala Jisung.
"Kita sekarang dimana?" Jisung.
"Rumahnya Yeojin." Yura.
"Punya tenaga buat kabur?" Jisung.
"Ada kak Sana. Yeojin gak sendirian." Yura.
"Sialan. Emang cari mati tuh anak." Jisung.
"Kak... Jangan ikut campur lagi. Biar masalahnya cepet selesai." Yura memohon.
"Hah?" Jisung.
"Gue ngelepasin Hyunjin, lo gak ikut campur, biar gak nambah panjang." Yura.
"Ra, gimana bisa gue diem aja? Yeojin udah sejauh ini, pake acara sama Sana segala. Gue bakal ngasih pelajaran dulu buat Hyunjin sebelum lo lepasin. Gue gak bisa diem gitu aja, Ra. Lo lemah, kalo gak ada yang bertindak, lo bisa aja mati ditangan mereka kapan pun. Pikirin aja bayi lo, jangan mikirin yang lain." Jisung.
"Gue tau apa yang baik buat lo. Lo cuma harus dengerin gue." Jisung.
-Disisi lain-
"H-hah?" Yeojin.
"Yura dimana?" Hyunjin.
"Aku gak nger--
"Berhenti ngelak. Yura dimana?" Hyunjin.
"Cih, gak waras. Pergi lo." Sana beranjak dari tempat yang ia duduki lalu menarik Hyunjin.
Hyunjin menghempaskan tangannya, "Urusan gue belum selesai."
"Udahlah! Lo kalo kesini buat nyari istri lo, percuma! Kita gak tau apa-apa!" Sana mendorong bahu Hyunjin.
"Maksud lo ngedorong-dorong gue apa, hah?" Hyunjin.
"Hyunjin, udah. Sekarang mending kamu pergi aja." Yeojin.
"Gue tau pasti lo dalangnya!" Hyunjin.
KAMU SEDANG MEMBACA
SELFISHNESS || HWANG HYUNJIN✓
Fanfiction[END/Sequel of My Brother NCT/Book #2] "Maaf..." -Hyunjin Ia melakukan kesalahan terbesarnya. Menahan diri dirasa sesulit itu karena perasaan itu muncul untuk sesaat. Hwang Hyunjin, lelaki itu benar-benar menghancurkan segalanya. «Disarankan untuk...