[19] Destiny

4.5K 791 419
                                    

Author pov

"Yura! Ra! Ra!" Seru Jisung yang mulai panik karena mendengar suara nyaring itu. Taeil dan Jaemin pun makin sulit untuk menahannya agar tidak mendekati Yura.

"Tenang dulu!" Ujar seorang perawat wanita dengan nada yang frustasi akibat Jisung yang hanya memikirkan kemauannya sendiri.

"Bisakah anda keluar?!" Amarah dokter itu pun muncul.

"Kami akan menyelamatkannya. Tolong keluar..." Dua perawat menggiring mereka bertiga keluar dari UGD dan menutup pintu UGD rapat-rapat.

"Cepat ambilkan Defibrillator!" Dokter.

"Ini dok." Perawat.

Dokter mulai mencoba untuk mengaplikasikan alat itu namun saat dicoba alat itu tidak berfungsi.

"Akh! Apalagi ini?! Kenapa tidak bisa digunakan?!" Ia mulai emosi.

Perawat itu memeriksa alat tersebut, "Ini rusak."

"Rusak?! Kenapa tidak diganti?!" Dokter.

"M-maaf dok. Kami juga tidak tahu. Ini bukan tugas kami." Perawat.

"Bukan tugas kalian darimana?! Cepat ambilkan Defibrillator yang lainnya! Dua orang yang mengambilnya. Satu orang tetap disini." Dokter.

"Baik dok." Perawat.

Bersama dengan dua perawat yang keluar, dokter itu mencari ketenangan serta kefokusan dirinya diluar ruangan. Ia menghirup udara sembari mengusap keningnya yang basah karena keringat.

"Bagaimana dok?" Yuta.

"Jangan bertanya. Cukup diam dan lebih baik kalian tidak berkumpul disini. Kalian pikir rumah sakit itu apa?" Jawab dokter itu dengan sensitif. Terlalu pusing dengan halangan yang ada didepan matanya saat menangani Yura.

"Maaf. Tapi kami saudaranya, jadi kami perlu menunggunya disini." Renjun.

Dokter itu berdecak sebal, hingga pada akhirnya Yoojung datang dengan perut besarnya.

Dokter itu menatap Yoojung tidak percaya. Kenapa harus ada tambahan satu manusia lagi?

"Jung. Kok?" Taeyong.

"Hah... Tadi, suami gue ke supermarket. Huh... Gak sengaja nyaksiin orang kecelakaan. Terus pas tau itu Yura dia langsung pulang kerumah dan ngomong ke gue tentang itu. Huh... Bangke ini kenapa panas banget sih?" Yoojung berbicara dengan nafasnya yang terputus-putus serta mengelap keringatnya.

"Yura gimana Yura?!" Yoojung.

Johnny memberi kode kepada Yoojung untuk berhenti menanyakan keadaan Yura karena melihat wajah dokter yang tidak enak.


"Dokter! Ini Defibrillatornya." Tutur perawat.

"Baiklah, cepat sedikit!" Ia mulai berjalan masuk kembali.

"Defibrillator? Jadi maksudnya Yura—— Dok! Saya ingin melihat pasien!" Yoojung.

"Tetap disitu dan jangan pernah masuk!" Dokter.

SELFISHNESS || HWANG HYUNJIN✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang