Sebenarnya apa yang telah dijanjikan Ayah kepada mereka sehingga mereka mau melakukan hal yang bisa membuat mereka hilang. Aku tak habis pikir, terlalu aneh. Bukan hanya fisiknya saja yang menghilang, semua tentang mereka pun hilang. Tapi entah kenapa, aku mengingat mereka yang hilang.
Rima Arumatha. Kakak tiriku yang hanya beda usia satu tahun. Ibu kandungnya meninggal setelah melahirkan dirinya dan kadang ia merasa bersalah akan hal itu. Agar tak menyakiti dirinya sendiri, ia biasanya melimpahkan amarahnya pada orang lain. Termasuk aku, namun tidak lama ia sudah tidak pernah merasa ingin menyakiti dirinya sendiri atau aku. Sampai aku tahu bahwa di sekolah ada pengganti diriku untuk ia bully. Setelah itu, tiba-tiba saja ia menghilang. Ayah dan Ibu tidak pernah merasa memiliki seorang anak perempuan bernama Rima.
Rearin Harmonia. Seorang gadis korban kekerasan kakak tiriku. Entah kenapa sasaran kak Rima adalah gadis ini. Namun, sepertinya ia memang memilih orang-orang yang kuat di dalam namun terlihat lemah di luar. Aku kasihan padanya, tapi aku hanya bisa memberikan dia semangat. Karena sifat kak Rima yang begitu keras tak bisa aku hentikan begitu saja. Setelah kak Rima hilang, ia sama sekali lupa bahwa dia pernah di bully habis-habisan oleh kak Rima. Tidak lama, tiba-tiba saja ia juga menghilang. Ketua kelas Arin dan juga saudaraku merasakan akan hal aneh itu, namun mereka sama saja. Tidak mengingat sama sekali.
Zenith Meridian. Seorang laki-laki sang juara saat tahun pertama. Dikatakan bahwa ia sahabat dari Aluna, gadis yang ku temui saat ia mencari Arin dan juga Ketua kelas 2-2. Mereka sudah lama bersahabat tapi Aluna melupakan hal itu. Entah apa yang terjadi padanya. Padahal ia terlihat baik-baik saja sampai Askala dan Aluna bilang ia hilang. Aku ingin bertanya kronologinya sebelum ia menghilang, tetapi tidak ada yang mengingat. Hanya ada bukti coretan di bangkunya dan sketsa wajah di buku Aluna yang menjadi saksi bahwa ia pernah hidup.
Ada pula Satria Gyllente, dari kelasku. Namun aku tidak terlalu memperhatikan gerak-geriknya yang halus. Seperti tidak terjadi apa-apa dan keesokannya ia sudah hilang dan tak ada yang tahu siapa dia. Masih banyak orang yang menghilang tapi sedikit yang aku tahu. Sepertinya, sebelum aku masuk ke sekolah ini pun sudah banyak kejadian aneh seperti ini. Pastinya mereka mempunyai masalah yang berbeda-beda dengan Ayah yang menimbulkan diri mereka harus menghilang dan menghancurkan kenangan mereka.
Setelah dipikir-pikir, aku tidak mau membebankan Askala untuk masuk ke dalam rencanaku. Terlalu bahaya, ia sudah lama tinggal bersama Ayah psikopat yang kurang memberi kasih sayang kepada Askala. Karena biasanya Ibu lah yang lebih dekat dan memberikan kasih sayangnya dengan kita berdua. Karena itu, aku harus bergegas agar Askala tidak lagi menemuiku dan bergabung menuntaskan hal aneh ini.
Aku mempercepat langkahku menuju ruang Ayah agar Askala tidak bisa menemukanku. Lebih cepat lebih baik untuk saat ini. Aku membuka pintu ruangan itu tanpa mengetuknya hingga terlihat kerutan bingung dari Ayah tertinggal di sana. Nafasku tertahan sejenak.
"Ternyata lebih cepat dari dugaanku."
Aku menelan ludah susah payah kemudian menghembuskan nafas dengan kasar. Ia menjulurkan tangannya agar aku duduk di kursi tepat di depannya itu. Sedang ia hanya memberikan seringaian khas miliknya di bibirnya.
"Apakah kamu, sudah memutuskan?" Pertanyaan pertama yang berhasil membuatku semakin gugup.
Alih-alih menjawab, aku malah semakin menundukkan kepala. Mencoba mereda kegugupan dan memikirkan hal ini sekali lagi. Tapi kepalaku seakan bergumam apabila hal ini cepat dituntaskan maka akan semakin baik. Hingga tanpa sadar membuat kepalaku mengangguk.
"Aku tidak tahu kenapa hanya aku yang mengingat orang-orang yang menghilang secara misterius ini. Memang sulit mencari informasi tentang mereka karena tak ada satupun yang mengingat, jadi aku hanya mengingat beberapa dari mereka," ucapku.
KAMU SEDANG MEMBACA
LABIRIN WAKTU | ✔
Mistero / Thriller[Complete] SEGERA REVISI "Jangan sampai kenanganmu kehilangan waktunya." * Sekolah ini punya banyak hal misterius. Begitu pula dengan teman-temanku yang hilang begitu saja. Apakah aku sanggup memecahkannya? Atau malah harus berputar tanpa jawaban s...