YaMD [12]

4.2K 168 2
                                    

Happy Reading~

*

*

*

Melihat bagaimana wajah Fanny yang sebelumnya putih pucat, kini memerah dibagian pipi kirinya, tak ada yang mengira jika Yoona yang baru saja dengan tega melakukan tamparan itu padanya. Bahkan Siwon cukup terkesiap pada reaksi Yoona yang Ia lihat didepan matanya, wajahnya tak menyiratkan emosi namun tindakannya yang kemudian menyiratkan demikian.

Yoona sendiri juga tak mengira jika dirinya akan sanggup untuk berlaku kasar secara fisik terhadap orang lain. Terlebih terhadap seorang wanita, Itu adalah pertama kalinya Ia menampar seorang wanita dengan tangannya sendiri. Sejak dulu Ia bukanlah pribadi yang berperangai kasar, Ia lebih cenderung tenang dan halus. Seperti yang sering dikatakan sang ayah padanya, bahwa dirinya menuruni sifat sang ibu yang lemah lembut.

Namun melihat Fanny saat itu, gadis yang menjadi penyebab kesedihan dan penderitaan dalam keluarganya, mungkin telah membangunkan sisi emosional itu dari dalam dirinya. Hal yang wajar mengingat dirinya hanyalah manusia biasa yang bisa lepas kendali, meradang bila seseorang mengusiknya.

"sebelum Aku bisa memaafkanmu, tamparan itu akan lebih dulu mengingatkanmu betapa aku juga marah padamu. Kau penyebab tersiksanya hari-hari yang kulalui tanpa Siwon bersamaku.."

"Maafkan aku Yoona.. Aku benar-benar minta maaf.."

Fanny hanya bisa terus mengatakan kalimat yang sama. Ia memang bersalah, dan merasa tak memiliki pembenaran apapun atas perbuatannya.

"Aku tidak hidup sendirian.. Aku memiliki dua orang anak. Aku membutuhkan suamiku untuk membesarkan mereka. Tapi kau menjauhkannya dariku.. Kau menyembunyikannya dari kami.. Kau membuat kedua buah hatiku menangis mencari-cari ayahnya.. Tega Kau fanny.. Apa sedikitpun Kau tak pernah terpikirkan hal semacam itu?"

Kalimat itu menghantamnya dengan keras. Fanny merasakan Yoona benar-benar marah dan akan membencinya..

"Aku tidak tahu.. Aku sungguh tidak mengetahui itu Yoona. Kumohon maafkan aku.. Kau bisa menamparku ratusan kali bila itu cukup untuk menghapuskan dosa-dosa ku padamu. Pada kedua buah hatimu dan pada semua keluargamu.."

Yoona sudah kembali mengangkat tangannya untuk menanggapi ucapan dari Fanny. Namun kemudian Ia merasakan Siwon meremas bahunya, dan melihat wajah ketakutan dari Fanny dan mata sembab gadis itu yang menyiratkan kesedihan serta penyesalannya.

Yoona kembali menurunkan tangannya.

Ia tidak bisa..

Ia tidak bisa menyakiti gadis itu yang sedang dirundung kedukaan.

Ia tidak akan tega untuk melakukannya lagi..

"Kau tahu beratus kalipun Aku menamparmu itu takkan pernah bisa mengembalikan ayah kami.. Takkan pernah cukup untuk menggantikan hari-hari menyiksa tanpa Siwon disisiku.. Tidak, tidak ada gunanya memberikan tamparan diwajahmu.."

dan Ia langsung menghambur kedalam pelukan Siwon. Membenamkan wajah dan menumpahkan airmata didadanya ketika merasakan Siwon yang kemudian mendekapnya.

"Kau bisa melakukannya sayang.. Jika itu akan melegakan untukmu, jangan menahannya.."

Yoona menggelengkan kepalanya dalam pelukan Siwon..

"Aku tidak bisa lagi.. Aku sudah melakukannya sekali, tapi itu tak sedikitpun melegakan hatiku. Tanpa tamparan itu, aku tahu.. Aku akan memaafkannya.."

Yoona yang kemudian meremas kemejanya dan menumpahkan airmata didadanya, Siwon tahu bahwa pada saat itu Yoona sedang menahan diri, mengendalikan sisi emosional nya yang tadi sempat terbangun. Dia pasti melihat keterlukaan dimata Fanny dan dia takkan tega melukainya lagi.

YOU're MINETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang