part 28

5.7K 272 0
                                    

Happy reading:)

Dara dkk serta arkan dan rafa sudah berada diparkiran sekolah. Sekolah sudah sepi, hanya ada mereka berlima ditambah revan dan juga vanya yg berjalan ke arah mereka. Entah apa yg akan mereka lakukan lagi.

" ra lo pulang sama arkan aja. Arkan juga bawa mobil.  Gw sama ella gk bwa mobil, tadi kita dianter supir. " ucap reina kepada dara.

Dara bingung harus bagaimana. Kalau dia menolak lalu dengan siapa dia akan pulang?  Sedangkan revan sudah jelas lebih memilih mengantarkan vanya.  Namun jika dia mengiyakan, dia takut akan ada baku hantan antara kedua sahabat itu.

" emm gw-" ucapatan dara terpotong karena seseorang.

" dara pulang bareng gw! " ucap revan yg sudah berdiri diantara mereka, dengan vanya yg berdiri disamping revan dan memegang lengan revan.

" gk usah pegang pegangan juga kali!  Gk liat ada pacarnya disini. Dasar murah! " sindir ella pedas.

Vanya yg mendengar itu melototkan matanya ke arah ella. " lo ngatain gw?! "tanyanya sinis.

" lo ngerasa?! " tanya ella balik. Namun vanya hanya diam.

" bagus dehh kalo lo ngerasa" lanjutnya.

"udah dehh gk usah ribut" lerai arkan. Kemudian mereka akhirnya diam namun msih saling menatap sinis.

" maksud lo apa? Lo kan nganterin sahabat kesayangan lo itu" ucap arkan datar kepada revan.

Revan juga menatap arkan datar. " gw bisa anterin mereka berdua! " ucapnya.

" maksud lo, lo mau dara satu mobil sama vanya? "tanya rafa.  Revan hanya menganggukkan kepalanya.

" gila lo! " lanjutnya.

" lo yg gila! " balas revan.

" sekarang mending lo tanya dara, dia mau apa gk satu mobil sma ular?" tanya reina kepada revan dan menatap sinis vanya.

" gw mahh ogah.. Ntar gw yg kena patok. " sahut dara dengan eksperesi jijik nya.

Revan yg mendengar penuturan dara menjadi menatap dara datar. " maksud kmu apa ra?!  Kamu ngatain vanya gitu? " tanya revan datar.

Dara hanya mengedikkan bahu nya acuh. " terserah lahh. Intinya aku gk mau satu mobil sama dia. Terserah kmu mau anggap aku kayak gimana. Kamu anter aja sahabat kesayangan kamu itu. Aku bisa pulang sama arkan. " ucap dara malas. Dan langsung menarik tangan arkan menuju mobil.

Revan menatap datar kepergian arkan dan juga dara.

" panas panas.. Ada yg mendidih pacarnya sama orang lain.  Emang enak di duain?! " sindir ella dan kemudian pergi di ikuti reina.

" gw mah nunggu kabar lo putus sama dara" celetuk rafa dan langsung meninggalkan revan dan vanya.

Revan menajamkan matanya. " araghhh siall! " umpat revan dan mengusap wajahnya kasar.

" sabar ya van. Kamu tenang" ucap vanya lembut lembut menjijikkan.

Kemudian mereka pun meninggalkan sekolah yg sudah sepi itu.
.
.
.
.
.
.

Dara kini berada didalam mobil dengan arkan. Keadaan hanya hening. Arkan yg sibuk menyetir dan dara yg sibuk melamun sambil menatap keluar jendela.

Arkan kemudian melirik dara yg ada disampingnya. Arkan heran dengan sahabatnya itu. Knp malah lebih memilih ular itu ketimbang bidadari seperti dara. Padahal dara jauh diatas vanya. Entah kemana jalan pikir revan. Sungguh revan bisa di bilang gobl*k!.

"ra! " panggil arkan. Namun dara hanya diam dan asik dengan lamunannya.

" ra! " panggil arkan lagi namun kali ini lebih keras. 

Dara kemudian tersadar dari lamunanya.

"ehh.. Knp? " ucap dara kaget.

" lo mikirin apa? " tanya arkan sambil sesekali melirik dara.

Dara hanya menggelengkan kepalanya. " gk papa. Gk gk mikirin apa apa" jawabnya.

Namun arkan tidak mempercayai itu, ia tau dara sedang memikirkan sesuatu.

" jangan boong ra. Gw tau tadi lo ngelamun" balas arkan.

Namun dara tetaplah dara, dia memang sedikit keras kepala.

" gk gpp ar" balas dara yakin. Akhirnya arkan pun pasrah. Memang susah membujuk dara untuk bercerita. Dia lebih suka memendamnya sendiri.

Akhirnya mereka sampai dimansion megah milik dara. Satpam mansion itu pun membukakan gerbang yg besar dan menjulang tinggi itu.

" em thanks ya ar udah mau nganterin gw.  Maaf gw jadi ngerepotin. Lo mau mampir dulu? " ucap dara kepada arkan.

" iya santay aja.  Lo sama sekali gk ngerepotin.  Gk dulu deh udah mau sore juga. " balas arkan. Dara memganggukan kepalanya sambil tersenyum.

" ya udah gw masuk dlu ya. Hati hati, sekali lagi makasi" ucap dara dan keluar dari mobil.

Setelah itu arkan pun keluar dari mansion itu untuk pulang kerumahnya sedangkan dara memasuki mansion yg lumayan sepi itu. Hanya ada para maid dan beberapa pengawal.

Dara langsung memasuki kamarnya dan membersihkan tubuhnya. Setelah itu dia menuju balkon kamarnya.

Dara duduk disofa itu dan termenung menatap hamparan gedung gedung pencakar langit yg memenuhi ibu kota

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dara duduk disofa itu dan termenung menatap hamparan gedung gedung pencakar langit yg memenuhi ibu kota.

" masalah lagi msalah lagi. " gumamnya.

" kapan cobak gw bisa tenang. Gw cuman pengen bisa ngabisin waktu sama orang orang yg gw sayang sebelum gw pergi ninggalin mereka. Gw cuman pengen bisa ngabisin waktu sama revan. Apa sesusah itu buat bisa bahagia meskipun sebentar?  Knp gw harus kayak gini? Knp gw gk pernah bisa bener bener bahagia. " lirihnya. Dan tanpa sadar air matanya lolos begitu saja.

























-----------------------------

I Give UpTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang