02. Flashback (2)

1.4K 106 9
                                    

Enjoy!❤️

"Kak, tolong gantiin aku menikah dengan Kak Nuca."

Lini membelalakan matanya, terkejut dengan ucapan Lyly.

"Ly, stop berpikiran ngaco. Kamu akan baik-baik aja. Kamu gak akan kemana-mana. Kamu akan tetap menikah dengan Nuca minggu depan." Tegas Lini.

Lyly menatap Lini dengan matanya yang berkaca-kaca.

"Nggak, kak. Waktu aku udah gak lama lagi. Bisa aja besok aku udah harus berpulang. Aku mau pergi dengan tenang karena sudah melepas Kak Nuca ke tangan orang yang tepat. Aku tau rasa Kak Lini masih segitu besarnya ke Kak Nuca. Maafin aku kak, maafin aku yang udah mengkhianati kakak dengan berpacaran sama Kak Nuca." Ujar Lyly dengan berderai airmata.

Airmata Lini tak dapat terbendung lagi. Lyly telah membuka semua luka yang sudah lama bersarang dalam hati Lini.

"Ly, aku ikhlas. Aku sama sekali ga masalah kamu menjalin hubungan dengan Nuca. Bahkan sebelum kamu menerima Nuca, kamu sudah izin dulu ke aku, dan aku sudah menyetujuinya kan? Aku ikhlas, Ly."

"Kak Lini tau kenapa aku setega itu sama kakak? Itu semua karena aku sudah tau aku menderita sakit ini sejak lama, kak. Aku tau aku gak akan bisa nemenin Kak Nuca selamanya. Makanya, aku pengen di sisa hidupku aku habisin sama Kak Nuca. Maaf aku egois dan udah nyakitin kakak. Maaf." Jujur Lyly.

"Ly, udah. Aku gak merasa kamu punya masalah apapun sama aku, jadi kamu gak perlu minta maaf. Sekarang fokus sama kesembuhan kamu dulu. Jangan mikir yang macem-macem!" Ucap Lini.

***

Sudah 2 hari Lini menukar jadwalnya dengan dokter lain. Ia tidak dapat bekerja dengan tenang, Lini masih memikirkan ucapan Lyly 2 hari yang lalu. Lini menghela nafas kasar dan mengusap wajahnya.

Lini menoleh ke nakas di sebelah tempat tidurnya. Disana, ada surat yang belum sempat ia berikan pada Nuca. Lini meraih dan membolak-balikan surat tersebut. Saat tengah memperhatikan surat itu, tiba-tiba handphone nya berbunyi.

Mama Lyly's calling...

Lini segera mengangkat telepon tersebut.

"Halo, tante?"
"Iya, tante aku gak praktek hari ini. Ada apa ya tante?"
"Hah? Oke aku kesana sekarang."

Lini segera menutup sambungan telepon dan bergegas membereskan tasnya, memasukkan surat untuk Nuca dan meraih kunci mobil.

***

Lini berlari menuju ruang ICU, tadi Natalia mengabarkan bahwan kondisi Lyly sedang drop dan ia terus memanggil nama Lini.

"Tante gimana Lyly?"
"Kondisinya sudah stabil, dia mau ketemu kamu, nak." Natalia terisak.
"Yaudah, saya masuk dulu, om, tante."

Lini menghampiri Lyly, Lyly yang melihatnya hanya tersenyum senang. Lini memperhatikan kondisi Lyly yang makin memburuk. Banyak alat-alat bantu yang menopang hidupnya. Untuk bernafas saja, Lyly harus menggunakan oksigen.

Lyly melepaskan oksigen yang menutupi area hidung dan mulutnya.

"Jangan dilepas, Ly."

"Gapapa, kak. Aku mau bicara. Susah kalau pake itu. Kak, aku belum bisa pergi dengan tenang kalau kakak belum jawab pertanyaan ku."

"Ly, kamu ngomong apa sih? Kamu mau kemana emangnya?" Tanya Lini mengalihkan pembicaraan.

"Kak, tolong. Aku mau Kak Nuca jatuh ke tangan yang tepat. Sampai detik ini aku masih bisa melihat rasa itu di Kak Lini."

Lini menggeleng.

"Rasa itu sudah gak ada, Ly." Bohong Lini.

"Bohong! Tolong, kak. Aku mohon."

Too LateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang