[S2] Kembali

724 200 333
                                    

•••

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

•••
.
.
.
•••

Semilir angin membawa gesekan antara daun-daun - menimbulkan suara diantara keheningan yang terjadi di dalam hutan yang gelap itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Semilir angin membawa gesekan antara daun-daun - menimbulkan suara diantara keheningan yang terjadi di dalam hutan yang gelap itu. Seorang wanita tampak sedang sibuk mematahkan ranting kayu, sedangkan di sampingnya ada seorang pria yang sedang berusaha membuat api menggunakan dua batu di tangannya. Tak jauh dari mereka, terdapat beberapa orang yang sedang membersihkan sisik ikan menggunakan batu juga ada yang sedang mencuci buah-buahan yang baru saja ia bawa. Mereka kini berada di dekat sumber mata air setelah beberapa saat berjalan untuk menemukan makanan.

"Yuko-san, apa api sudah bisa dibuat?" Tanya seseorang pada pria yang tengah sibuk dengan dua batu di tangannya. Yang merasa namanya dipanggil menoleh dan menggeleng sebagai jawaban, sebab sudah setengah jam ia berusaha namun tak menghasilkan hasil.

"Kita itu di buang, tapi kok pada santai, sih? Mana mau bakar-bakar ikan lagi. Kenapa gak sekalian pake tenda terus camp ceria? Lama-lama saham perusahaan mu aku beli, pak." Cibir Jineul pelan yang sayangnya didengar oleh telinga tajam Yuko. Ia semakin keras mematahkan ranting seolah melampiaskan perasaan kesalnya yang sudah ia tahan.

Karena tak mungkin Jineul marah-marah di hadapan Presdir dan direktur yang lain - yang malah terlihat tenang tanpa merasa panik ataupun takut. Otak cerdasnya menjadi membuat konspirasi jika ini hanyalah akal-akalan para direktur saja untuk liburan tanpa mengeluarkan uang sepeserpun. Atau ini ujian kenaikan jabatan dengan embel-embel menyatu dengan alam?

Yuko tersenyum dan mengusap lengan sang istri lembut. "Mas tahu kamu takut, tapi satu-satunya hal yang harus dilakukan adalah tenang, sayang. Saat matahari terbit, kita akan melanjutkan perjalanan untuk pulang, kamu yang tenang ya."

"Aku gak takut! Enak aja yah, mana mungkin aku takut. Aku cuman kesel, kenapa sih harus di tengah hutan segala? Kenapa gak ditinggal aja di villa gitu jadinya aku bisa nunggu jemputan sambil rebahan. Mereka kalau gak setuju dengan keputusan Pak Presdir ya gak gini, gak usah bawa-bawa aku juga dong - aku kan istri mu. Awas aja yah kalau habis ini gaji mu gak naik, mau aku demo." Omel Jineul yang malah mengundang tawa Yuko - sebab memang sedaritadi Jineul terus saja mengoceh hal yang tak penting namun membuat dirinya terhibur.

[✓] Genbrok!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang