Sunat

1.5K 213 187
                                    

Taenam keluar dari kamar mandi dengan badan yang terbalut handuk putih sembari menggigil kedinginan. Jam di dinding menunjukkan pukul setengah tiga pagi, yang artinya masih terlalu dini hari bagi anak seusia Taenam untuk mandi, terlebih mandi air dingin. Jihyo yang baru saja memandikan Taenam langsung memakaikan minyak kayu putih ke sekujur tubuh anaknya itu dan memakaikan baju yang sekiranya bisa mengurangi rasa dingin yang dirasakan Taenam. Orang dewasa seperti dirinya saja kadang malas untuk mandi sepagi itu karena dingin, apalagi Taenam, si anak mistis yang masih berusia 5 tahun.

"Brrrrrr dingin, seperti Una..." keluh anak itu membuat Jihyo tak tega melihatnya. Dengan segera, ibu satu anak itu menutupi tubuh Taenam dengan selimut tebal. "iya nak, mamah tau dingin tapi jangan bucin dulu yah."

"Lagipula, kenapa taetae dimandikan sepagi ini?" Tanya Taenam yang kini sudah berada di dalam gulungan selimut tebal, lucu sekali, persis kepompong. Jihyo yang sedang membereskan boneka jurig milik Taenam terkekeh pelan lalu menoleh, "Taetae kan mau di sunat, menurut kepercayaan orang zaman dahulu, anak yang akan disunat harus dimandikan terlebih dahulu agar nanti tidak terlalu sakit saat dipotong."

Jurig is hantu

"Taetae takut..— mendengar kata di potong :("

"Taetae sama jurig aja gak takut, masa di sunat takut. Kalah sama Alex yang udah di sunat, yah, walaupun Alex lebay banget dulu. Katanya mau barengan terus sama Alex, Junee, ya Taetae harus bisa!"

Taenam mengangguk walaupun rasanya menakutkan. Jantungnya berdetak kencang saat membayangkan miliknya dipotong oleh dokter, hweee itu sungguh diluar bayangan anak kecil polos seperti Taenam.

"TAETAEEEEE?! UDAH MANDIII?" Dari luar, muncul Junee yang sudah rapi mengenakan baju Koko berwarna putih dan sarung, serta peci di kepalanya. Ia menghampiri Taenam dengan semangat yang membara, di belakangnya mengekor Alex lengkap dengan wajah mengantuk nya.

"Eh Junee, Umi Jennie di mana? Loh Alex? Bukannya mau ke Seoul? Kok malah ke sini?" Tanya Jihyo membuat dua anak berbeda usia itu menoleh.

"Alex tidak jadi go to Seoul because Mommy tiba-tiba sakit. Waktu malam, Mommy muntah-muntah dan lemas. Jadinya Alex disumbangkan ke rumah Junee." Jawab Alex tidak terlalu jelas karena ia sudah menelungkupkan tubuhnya di atas kasur dengan mata terpejam. Semalaman ia tidak bisa tidur karena harus menjaga Jimin yang tiba-tiba saja jatuh sakit, lalu saat ia pindah ke rumah Junee untuk tidur malah tidak bisa karena Junee sudah terbangun dan berisik sekali dalam mempersiapkan diri dan mau tak mau anak Jae itu tidak bisa tidur, terbukti dari kedua mata anak itu yang terlihat sayu. 

"Umi sedang memastikan Mommy Jimin  sudah sembuh atau belum, Mamah Jihyo. Dan kami di suruh ke sini dulu soalnya Abi sedang mengambil mobil di rumah Oma." Jelas Junee membuat Jihyo mengangguk mengerti.

"Mamah Jihyo tinggal dulu yah, mau nyusul Papa Wonpil. Udah siap atau belum itu bapak-bapak, katanya mau nganter yang mau sunat tapi jam segini belum kumpul juga." Pamit Jihyo lalu keluar dari kamar Taenam.

Junee dan Taenam mengangguk dan mereka saling berbagi selimut akibat kedinginan. Mereka terdiam sejenak dengan pikiran masing-masing. Pagi ini, mereka berdua akan di sunat. Seharusnya sih tahun lalu berbarengan dengan Alex, namun saat itu Junee sedang sakit dan Taenam malah kabur membuat agenda sunat mereka ditunda.

"Alex, apa di sunat itu sakit?" Junee mengguncang tubuh Alex yang sedang tertidur membuat anak itu mengerang marah dan bangun.

"SAKIT! KAYAK DIGIGIT HARIMAU. KALIAN BISA DIAM TIDAK SIH? ALEX WANT SLEEP NIH, WAKTU MALAM TIDAK BISA TIDUR KARENA MENJAGA MOMMY." Teriaknya kesal membuat Junee dan Taenam menciut sesaat.

[✓] Genbrok!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang