[RS] Semesta dan werewolf

1.7K 250 176
                                    

Warn! Ini garing dan panjang banget. So, I hope you like it and happy reading!!!

























































Siang itu, setelah menyelesaikan pekerjaan rumah seperti mencuci dan menjemur pakaian, Jineul masuk ke dalam rumah dan berniat naik ke lantai 2 untuk memanjakan dirinya dengan bersantai sembari melanjutkan ketikan naskah yang akan ia kirim ke penerbit. Namun, saat melewati ruang tengah, Jineul agak mengeryit saat mendapati anak-anak sedang terlentang di lantai dengan tangan sebagai bantalan.

Ibu muda itu menghela nafas panjang saat melihat 8 orang anak yang tergeletak tak berdaya layaknya ikan sarden. Bahkan Youngna dan Alex masih mengenakan seragam sekolah mereka, yang dipastikan mereka habis melakukan sekolah online lalu kabur ke sini. Jineul berjalan mendekat, namun anak-anak itu tidak menyadari kehadirannya karena mereka sibuk dengan obrolan yang Jineul sendiri tidak tau apa yang mereka bicarakan.

Mereka tidur berjajar menghadap jendela yang menghubungkan ruang tengah dengan halaman belakang yang pastinya kegiatan tidak berfaedah ini dipelopori oleh Ziu.

"Kalian sedang apa?"  Tanya Jineul yang langsung membuat delapan kepala itu menoleh serempak.

Mereka itu sangat kompak, akhir-akhir ini selalu melakukan apapun bersama dan enggan berpisah, kadang satu orang tertinggal saja harus ditunggu sampai full team. Jineul jadi bingung jika ia pulang membawa keempat anaknya nanti, nasib empat anak yang lainnya bagaimana.

"Sedang memperhatikan matahari, tante. Siapa tau, matahari nya malu terus pulang. Jadinya kita bisa buka cepat." Jawab Taenam yang kembali menatap jendela, pandangannya tertuju ke arah langit yang tertutupi banyak awan.

"Daritadi kita memperhatikan matahari, yang awalnya panas menjadi mendung. Matahari nya tertutup awan. Kita hampir berhasil" balas Junee yang diangguki oleh yang lain.

Jineul menaikkan alisnya, mengapa pemikiran 8 anak ini polos sekali sih? DAN KENAPA EUNSANG DAN EUNWOO YANG PALING NORMAL DI ANTARA MEREKA MALAH IKUT-IKUTAN? Sabarkan Jineul ya tuhan, cukup ia dan saudara-saudara nya saja yang 'normal', anak-anaknya jangan.

"Siapa yang punya ide seperti ini..—?" Jineul mendudukkan dirinya di samping Eunsang yang posisinya di ujung.

"Ziu, Mama. Siapa lagi coba yang punya ide cemerlang dan tidak masuk akal seperti ini? Eunsang sedang tertidur tadi terpaksa harus bangun karena Ziu menangis. Jadinya Eunsang ikuti saja keinginan Ziu." Adu Eunsang. Ada nada tidak suka dari ucapannya. Eunsang itu paling lemah dengan tangisan Ziu walaupun ia sendiri tahu jika itu hanyalah air mata buaya.

"Ziuuuu, apa-apaan ini? Apa tidak ada hal lain yang bisa dilakukan? Kalian bisa membantu membereskan rumah atau tidur"  tanya Jineul pada anak nya yang sedang asyik menatap langit. Ziu menggeleng, "Ziu sedang melakukan eksperimen."

"Eksperimen apa? Kamu jangan aneh-aneh. Kaa-san tau kamu jenius tapi tidak seperti ini. Mending bereksperimen tentang kenapa virus bobrok menular lalu kita temukan vaksin nya."

"Begini, kaa-san—" Ziu bangkit, ia duduk dan menghadapkan tubuhnya ke arah sang ibu di pojok sana. "Nako, jika terus diperhatikan oleh Ziu itu terkadang pipi nya merah seperti senja. Nah, setelah itu, Nako pasti menutup wajahnya lalu pergi menjauhi Ziu. Kalau misalnya Ziu memperhatikan matahari, bukankah matahari akan malu lalu pergi? Saat matahari pergi, malam akan datang. Dengan begitu, kita bisa buka puasa lebih cepat."

"Sudah Eunsang bilang kan, Mama. Tidak masuk akal" respon Eunsang dengan sedikit mencibir membuat sang penemu teori mendelik.

"Bisa tidak sih jangan Nako yang menjadi contoh?" Tanya Ziu tak terima. Kesal saja saat mulut Ziu menyebutkan nama gadis cantik (mantan) pujaan hatinya di Jepang sana.

[✓] Genbrok!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang