Eunbrother

1.6K 256 359
                                    

Suasana di depan IGD sebuah rumah sakit itu terlihat dipenuhi oleh orang-orang dan beberapa anggota kepolisian. Yuko, sembari menggendong Zei yang tengah menangis memberikan kesaksiannya kepada polisi perihal kecelakaan yang menimpa anak sulungnya. Juga tentang pria gila yang kabur setelah membuat Eunsang celaka, semuanya, tanpa terkecuali.

Setelah semua informasi di rasa cukup, polisi akhirnya mulai bergerak. Dan Yuko bersyukur akan hal itu, setidaknya, anaknya mendapat keadilan. Ia berharap jika pria gila itu segera ditemukan dan dihukum sesuai dengan perbuatan yang ia lakukan.

Ia jadi berpikir, apa yang akan terjadi jikalau ayahnya, Yuta, yang ada di Jepang mendengar cucu kesayangannya celaka karena oranglain? Apakah Yuta akan mengirim anak buah nya langsung kesini? Jika itu terjadi, maka Yuko harus merahasiakan hal ini. Hidup di antara orang-orang yang dulunya mempunyai kekuasaan hebat memang membuatnya harus hati-hati dalam memberitakan informasi.

"Zei, sudah jangan menangis lagi.. nii-chan tidak apa-apa" Yuko menepuk pundak Zei pelan, menenangkan anaknya yang sedari tadi menangis sesenggukan sembari memanggil nama sang kakak.

Sesayang itu memang Zei pada Eunsang, hanya saja selama ini ia bertingkah tsundere, karena walaupun masih kecil, Zei sudah mempunyai gengsi yang tinggi untuk menyatakan isi hatinya.

"Ziu? Ziu gapapa kan?"

Ayah tiga anak itu mendudukkan dirinya di sebuah bangku di sebelah Ziu. Ia mengusap pelan rambut si sulung kembar yang hanya terdiam semenjak mereka sampai di rumah sakit. Yuko segan sendiri melihat anaknya yang hiperaktif itu menjadi diam, tak banyak bicara bahkan terus menunduk memandang lantai.

"Nii-chan gapapa. Nii-chan kan kuat. Kalian harus berdoa agar nii-chan baik-baik saja, ya?—" ucap Yuko. Ia memeluk kedua anaknya erat, menyalurkan semangat agar mereka tidak terlarut dalam kesedihan.

"Zei 弱い!" Ziu akhirnya berbicara, namun pandangannya tetap tidak beralih dari lantai.

Zei yang mendengar itu menghentikan tangisannya lalu menjambak rambut Ziu. "ZIU GAK NGERTI ZEI!!! ZEI SEDIH, EUNSANG NII-CHAN SAKIT! HIKS! ZIU JAHAT!"

Biasanya, jika Zei sudah menjambak rambut nya, Ziu akan bereaksi dengan berteriak dan balas memukul sang adik. Namun kali ini, ia hanya diam dan menggeser duduknya untuk menjauhi Zei yang mengamuk, marah dengan ucapan Ziu barusan.

"Zei sudahhh jangan seperti itu, kasian Ziu tuh rambutnya sampai rontok, ayo minta maaf. Ziu juga, ayo minta maaf"

Namun keduanya malah saling membuang muka. Yuko hanya bisa menghela nafas melihat hal itu, memang bukan hal yang mudah mendamaikan si kembar yang tengah bersitegang. Hanya Eunsang dan segala cara ajaibnya yang mampu melakukan hal itu.

"Bang Yuko!"

Yang dipanggil menoleh, ia mendapati Wonpil berjalan tergesa-gesa ke arahnya. Disusul dibelakang ada rombongan besar keluarga Kim yang pastinya akan menimbulkan keributan. Baiklah, Yuko ramal begitu mereka sampai akan terjadi kegaduhan karena mereka berebut untuk bertanya.

1,2,..—

"YUKOO!!! GIMANA EUNSANG? KOK BISA KECELAKAAN? PELAKUNYA UDAH DI TANGKAP?"

"INI GIMANA CUCU BUNDA KOK BISA KECELAKAAN? KAMU GIMANA JAGAIN NYA YUKO?"

"EUNSANG GIMANA? GAPAPA KAN? KEPONAKAN GANTENG GUE GAPAPA KAN?"

"HWEEE UNCLE, KAK EUNSANG DIMANA?!"

"YUKO, EUNSANG GIMANA? WAH KURANG AJAR TUH YANG NABRAK. BOSEN HIDUP KALI YA?!"

Nah, kan.

"Semuanya tenang, satu satu oke?" Dengan susah payah, Yuko berusaha meredam keributan keluarganya. Mereka seperti tim demo yang sedang berdemo di depan gedung DPR.

[✓] Genbrok!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang