ngidam

1.1K 220 140
                                    

Dengan mata yang masih terpejam, Mingyu meraba bagian sampingnya dan tidak mendapati si bungsu di sana, yang ia rasakan hanyalah selimut dan juga bantal yang berserakan. Dengan sekali hentakan disertai dengan rasa kaget yang luar biasa, Mingyu membuka kedua matanya dan dengan panik melihat ke kanan dan ke kiri untuk mencari keberadaan anaknya yang semalaman tidur ingin dipeluk olehnya.

Kedua mata ayah Kim itu mengedar, memandang ruang tengah yang sudah berantakan layaknya kapal pecah. Semalam memang mereka semua tidur di ruang tengah dengan bermodalkan selimut dan bantal saja, berjajar layaknya ikan sarden karena jikalau mereka tidur di lantai dua, jiwa-jiwa penasaran mereka tumbuh dan yang ada mereka malah mengintip kegiatan yang dilakukan pengantin baru. Lalu mengapa mereka tidak tidur di rumah masing-masing atau mengungsi ke rumah Jae atau yang lain? Jawabannya klasik saja, para ibu hamil malas berjalan dan ingin tidur di ruang tengah membuat yang lain mau tak mau menuruti.

Dengan langkah gontai, Mingyu berjalan menuju ruang makan yang terhubung dengan dapur saat telinganya sayup-sayup mendengar keributan dari arah sana. Ia melirik ke arah jam saat melewati ruang keluarga, dan kedua matanya yang masih mengantuk terbuka lebar saat menyadari jika jam masih menunjukkan pukul 4 dini hari, masih terlalu pagi untuk keluarganya melakukan hal-hal di luar akal sehat.

"Kalian, lagi ngapain?" Begitu sampai di dapur, Mingyu mengeryit heran melihat anak, menantu dan cucunya sudah berkumpul. Dan jangan lupa kekacauan yang dihasilkan oleh Wonpil dan Mina di pantry.

"Ayah kok bangun? Tidur lagi aja sana." Usir Jineul yang kini sedang meneguk satu gelas besar teh hangat. Yuko yang berada di belakang tubuh si bungsu dengan pelan memijat kepala Jineul sembari menahan kantuk.

Bukannya menurut, Mingyu malah berjalan ke arah meja makan dan mendudukkan dirinya di samping Jihyo yang sedang mencampurkan teh dengan kecap. "ini masih subuh kok kalian udah ribut aja? Mana ini anak-anak kecil bukannya tidur malah ikut bangun."

"Tadi boneka Taetae bergerak dan berbicara, kakek. Menyeramkan, ditambah Mama muntah-muntah membuat kami semua terbangun." Ucap Eunsang yang kini tubuhnya sudah terlapisi selimut tebal. Tubuhnya tampak bergetar, menandakan jika ia masih mengalami shock atas kejadian yang sepertinya terlewatkan oleh Mingyu.

"Benar Kakek, boneka Taetae menggelitiki kaki Alex dan membuat Alex takut, Alex tadi menangis kencang sekali." Alex menimpali dengan wajah yang sembab dan mengantuk. "Alex sampai takut untuk tidur."

"Pelajaran yang bisa kita ambil adalah jangan tidur dengan Taetae." Ucap Zei kejam yang membuat Taenam mengerucutkan bibirnya sedih. "jangan seperti itu dong Zei, Taetae kan ingin tidur dengan kalian."

"Tidur dengan Taetae berasa senam jantung, Kak Eunwoo kapok." Eunwoo yang sedang meminum air hangat ikut berkomentar. Beberapa saat yang lalu memang ada kejadian yang mengegerkan anak-anak dan membuat mereka ketakutan setengah mati, karena boneka Taenam tiba-tiba bergerak dan membangunkan semua orang.

Orang yang diganggu adalah Alex, boneka itu menganggu tidur Alex karena kata Taenam, ia ingin berkenalan dengan Alex. Sontak saja karena kejadian itu, Alex berteriak kencang sekali membuat Eunsang dan Zei yang tidur di sampingnya terbangun. Keributan tidak berhenti di situ saat boneka itu tertawa dan membuat Alex kembali berteriak namun kali ini Eunsang dan Zei pun ikut berteriak saking kagetnya. Mendengar teriakan anak-anak yang berisik, semua orang terbangun dan keadaan semakin ribut karena Voodoo milik Taenam terbang sembari tertawa.

"Jauhi Taetae." Kompor Youngna sebal karena tidur cantiknya terganggu akibat ulah jahil boneka setan milik Taenam yang menyebalkan.

"Ih Una jahat!"

"Masih mual gak, Neul?" Jimin yang sedang memakan bawang goreng bertanya ke arah Jineul yang kini wajahnya semakin pucat karena menahan sakit. "mau bawang?"

[✓] Genbrok!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang