01. Meet each other

11K 859 31
                                    

Lisa melangkah, memasuki sebuah gedung, dengan perasaan gugup. Kemarin pagi, ia baru saja di panggil sajangnim Hyunsuk, pendiri agensi yang Lisa tempati—untuk mempertanyakan persetujuannya yang membuat gadis itu kaget tak main. Bagaimana tidak? ia masih menjadi seorang trainee dan di tawarkan untuk mengikuti sebuah program televisi, We Got Married, dengan seorang pemuda yang notabennya adalah sunbaenya. Awalnya Lisa menolak, ia hanya ingin memfokuskan dirinya dalam bidang bernyayi, menari dan rapp—bukan menjadi aktris yang harus berakting melakukan sebuah adengan romantis di depan kamera, tetapi Yang Hyunsuk berhasil membuat ia menyetujuinya.

Kira–kira beginilah perkataan sajangnim.

"Dengan kau mengikuti variety itu saat masih trainee, mereka akan mengenalmu saat kau debut nanti, dan mungkin penggemarmu akan lebih dulu banyak karena mereka menontonmu dan tahu jika itu kau." Hanya dengan ucapan ini saja, Lisa langsung mengangguk setuju tanpa ragu. Ia tak mempertimbangkan lebih dulu, yang ia pentingkan, ia menjadi terkenal lebih dulu, dan Lisa bahkan tak berpikir bahwa bisa saja fans dari pemuda yang akan bersamanya dalam acara itu akan membencinya.

Lisa membuka pintu ragu, mengintip kecil dan setelahnya menghembus nafas lega karena ia datang lebih dulu. "Manager Oppa, ayo masuk." Maneger yang sebelumnya bekerja dengan grup sunbaenya, 2NEI, mengangguk. Ia mempersilahkan Lisa masuk dahulu.

Lisa mengamati ruang sekitarnya. Bernuansa putih agar terlihat cerah dan elegan. Ia mendaratkan bokongnya pada salah satu sofa disana. "Oppa, aku ingin bertanya.."

"Apa?"

"Apa sebelumnya sudah ada yang melakukan acara ini sebelum aku dan sunbae?" Sunbae yang di maksud Lisa disini adalah pemuda yang akan turut hadir menjadi pasangannya di program tersebut.

Manager mengangguk. "Taemin–ssi dan Naeun–ssi. Aku menonton mereka dan ya, mereka terlihat sangat serasi dan cocok, akting mereka sangat mengagumkan! penonton seakan–akan di buat percaya jika keduanya benar–benar menikah." Lisa mengangguk.

"Selain itu?"

Manager nampak berpikir. "Uhm, untuk tahun ini bukan hanya kalian yang mengikuti variety ini, tetapi ada Joy–ssi dan Sungjae–ssi juga, tapi mereka sudah syuting sebulan lalu. Dan bulan ini kau beserta sunbae itu yang di undang, tambahan.. kau orang pertama yang masuk acara dengan kondisi kau masih trainee."

"Saat oppa menonton apakah mereka terlihat canggung di kamera?"

Manager menggeleng. "Akting mereka terlalu sempurna, Lisa. Sulit untuk mengetahui mereka canggung atau tidak."

Lisa mengerucutkan bibirnya, "Aku menyetujui untuk ikut acara ini tapi aku sama sekali tak mahir berakting. Mengapa tidak Jisoo eonnie yang di minta, secara Jisoo eonnie sudah mendalami kelas berakting. Kenapa harus aku?"

"Jisoo bagus dalam vokal, tetapi Jennie juga tidak kalah bagus. Sajangnim kesulitan, Jennie mahir di segala bidang, Jisoo pun juga walau kemampuan menarinya kurang, maka sajangnim memutuskan untuk melatih Jisoo di bidang akting. Jika dia berada disini, dia tidak bisa berlatih, dan nantinya Jisoo tidak akan menonjol di grup. Kau mengerti maksudku kan?" Lisa mengangguk paham. Dan mereka di buat tersentak setelahnya saat pintu terbuka.

Lisa dengan sigap berdiri dan membungkuk hormat. Ia tak menyangka,


Bahwa Jungkook BTS akan menjadi pasangannya dalam acara ini. Jika kalian bertanya Lisa akan histeris karena bertemu Jungkook? jawabannya tidak! Jika Lisa adalah seorang fans Jungkook, jawabannya juga tidak. Ia hanya menikmati lagu–lagu mereka, terlebih salah satu lagunya Mic Drop. Ia sangat menyukai nada dan beatnya, dan yang terutama lirik savagenya. Lisa merasa takjub. Awalnya Ia tidak tahu siapa BTS ataupun Jungkook, karena pertama.. ia bukan asli orang Korea Selatan, ia blasteran Thailand–Swiss, dan saat ia masih berada di Thailand, BTS belum populer di negara itu sehingga Lisa tidak tahu siapa itu BTS. Kedua, ia terlalu fokus berlatih saat tiba di Korea setelah di nyatakan lulus audisi—sehingga ia tak begitu peduli pada artis asuhan BigHit dan artis lainnya, bahkan Bambam sahabatnya yang kini tengah mempersiapkan debutnya, Lisa lupakan sejenak. Ia hanya ingin menjadi artis terlebih dahulu.

Lalu mengapa ia tahu lelaki yang berada di depannya adalah Jungkook? padahal seperti yang kita tahu, Lisa begitu sibuk berlatih dan sejenak melupakan orang terdekatnya. Jawabannya simplenya, para trainee yang lain sibuk membicarakannya, bahkan Park Chaeyoung—sahabat pertamanya di Korea yang tinggal sedorm dengannya terus–menerus mengagumi pemuda itu, baik tubuhnya, bakatnya, karismanya, dan lainnya.

"Annyeonghaseyo." Lisa berujar setelah selesai membungkuk. Wajah Jungkook nampak tenang dengan outfit hitamnya pagi ini. Jungkook tersenyum tipis dan membungkuk pula. Seperti yang kalian ketahui, sebagai tunjukkan suatu rasa hormat terhadap seseorang, mereka harus membungkuk. Jika di Indonesia, saling bersalaman, atau di Amerika yang saling berbincang sambil meminum anggur, maka Korea—mereka harus membungkuk.

Manager Jungkook membungkuk lalu duduk tak jauh dari Jungkook, "Tunggu sedikit lagi. Ketuanya akan datang. Sebelumnya kalian bisa berbincang agar memperbiasakan diri kedepannya dan tidak canggung." Manager Jungkook menjeda, "Tapi Lisa–ssi, ku rasa kau harus membuka topik perbincangannya duluan, karena Jungkook itu tipe lelaki yang in—"

"Yak, hyung!" Jungkook memotong, menggeram, menatap kesal Managernya. Lisa terkikik. Pemuda itu lucu dengan wajah kesalnya.

"Apa? Aku hanya mengatakan yang sebenarnya, dia kan istrimu jadi dia harus tau tentangmu, begitupun sebaliknya, iya kan Lisa–ssi?" Lisa merona mendengar tuturan manager yang baru saja menggoda keduanya.

"Berhentilah menggoda kami, hyung!"

Manager terkekeh. Lisa menutup wajahnya, malu sekali rasanya. Tapi tak lama setelahnya ia merasa siku kanannya sedang di senggol–senggol. Dalam hati ia bertanya, apakah managernya pindah posisi duduk, yang awalnya di kiri lalu berpindah kanan? Lisa tak ambil pusing, "Wae, oppa?" Lisa membuka kedua tangannya yang menutup wajahnya dan menoleh kekiri, dan di detik itu juga rasanya ia akan mati. Bagaimana tidak? Lisa menatap Jungkook sedekat ini, hei! sedekat ini! dan sungguh kegantengan dan karisma pemuda ini semakin terpancar jika di lihat dengan jarak sedekat ini.

Lisa memundurkan tubuhnya, "Ehm, Jungkook–ssi? kau pindah kursi?"

"Seperti yang kau lihat." Jungkook membenarkan posisi duduknya, sedikit menjauh dari Lisa. Ia mendongak, menatap langit–langit berlapiskan plafon, dan di saat itu pula Lisa menyadari bahwa hanya keduanya yang tersisa di ruangan ini. Jungkook berdehem, "Kau tau aku? Jeon Jungkook?"

Lisa tertawa ringan, "Siapa yang tidak mengetahuimu Jeon Jungkook–ssi. Grup kalian sudah cukup terkenal tahun ini."

Jungkook mengangguk. "Kau benar. Lalu bagaimana kau bisa mengetahui grupku? Dan tunggu! biar ku tebak, wajahmu bukan wajah Korea, kau dari negara asia lain, bukan?"

Lisa tersenyum lalu mengangguk. "Kau benar! Aku bukan warga asli Korea, aku dari Thailand. Blasteran Thailand–Swiss. Aku kesini hanya untuk mengejar mimpiku. Aku menyukai kpop dan ingin menjadi idol kpop karena sunbaeku, Bigbang sunbae dan 2NEI sunbae."

"Kita berdua sama! Aku sudah ngefans Bigbang dari lama. Lalu bagaimana kau mengetahui kami?"

"Rosè atau Chaeyoung, nama koreanya, teman trainee ku. Ia menyukaimu dan dia selalu mengajakku menontonmu, menilai penampilanmu di panggung."

Jungkook menghadapkan tubuhnya pada Lisa, mempertemukan tatapan keduanya. "Lalu, menurutmu bagaimana penampilanku?"

"Bagus, keren, entahlah! tapi kau berbakat. Aku melihat kau memang di lahirkan untuk menjadi idol berbakat, bertalenta."

"Aku senang mendengar pujian dari orang lain. Biasanya aku selalu mendapat pujian dari member tapi aku senang kali ini aku mendengar pujian dari mulut orang lain." Jungkook tersenyum begitu pula dengan Lisa.

"Annyeonghaseyo.. kalian di panggil ke ruang rapat di atas. Kalian yang mengikuti program televisi, We Got Married, bukan?"

Keduanya serentak mengangguk, "Ya."



💍We Got Married💍

We Got MarriedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang