08. Syuting Outdoor time!

3.8K 508 12
                                    

‘‘SYUTING, ACTION!’’

Minggu ke–dua, untuk syuting episode ke dua.

Lisa dan Jungkook baru saja berpindah lokasi sore kemarin, letaknya tidak terlalu jauh dari perumahan di bukit itu. Kini keduanya berada di pantai, dan villa yang di sewa berada tak jauh dari pantai.

Keduanya memegang kamera sendiri. Jungkook memegang di tangan kirinya, lalu tangan kanannya digunakan untuk merangkul Lisa yang pendeknya sebatas dagunya.

‘‘Bunny, kau mau membawaku kemana?’’ sambil berujar, keduanya tetap berjalan. ‘‘Kita tidak berenang? Padahal aku sudah mengisi baju renangku.’’ ujar Lisa sambil menepuk–nepuk tas kecilnya. Lisa tau mereka akan berenang nantinya, Jungkook memberi tahunya semalam. Tapi ingat, ini syuting, dimana semuanya adalah berpura–pura. Akting berpura–pura layaknya kekasih sungguhan, seperti itulah. Ehm, lalu untuk yang bunny itu, staff menyuruh Lisa menjuluki Jungkook, dan karena lelaki itu memiliki gigi kelinci yang menggemaskan jadi tanpa ragu Lisa segera menjulukinya bunny. 

Jungkook mencubit gemas pipi Lisa. ‘‘Kita akan berenang, dear... ngomong–ngomong pipimu semakin gendut. Makan apa saja kau, hm?’’ ujar Jungkook sembari menguyel–nguyel pipi tembem Lisa.

Lisa menyikut perut Jungkook, membuat lelaki itu meringis. ‘‘Jangan bicarakan itu, atau ku—–’’

Jungkook menaikkan alisnya. ‘‘Atau ku apa, hm? mau memukulku? mencubit? atau apa, huh?’’

‘‘Tentu saja memukul!’’

‘‘Jangan dong! Cium saja. Kalau pukulkan kau yang puas sedangkan aku tidak. Tapi kalau kita ciuman, aku untung, kamu untung.’’

Lisa membelalak. Bukan perihal ciuman, tetapi kata–kata yang Jungkook bicarakan tadi tidak ada didalam teks yang keduanya baca. Lisa melirik kearah staff–staff yang merekam di sekitar pepohonan kelapa. Dan staffpun menyadari itu.

‘‘CUT!!’’

‘‘WAE LALISA? ADA YANG SALAH?’’ lanjut sang staff. Ya memang mereka harus berteriak, karena jaraknya cukup jauh, tidak memungkinkan jika mereka berbicara dengan intonasi yang normal.

Lisa berjalan, mendekat kearah staff. ‘‘Bukankah apa yang Jungkook bicarakan tadi tidak termasuk dalam teks?’’

‘‘Memang. Tapi sepertinya apa yang Jungkook katakan lebih bagus, dan keromantisan kalian lebih terasa.’’ Lisa mengangguk paham, tapi entah mengapa tubuh Lisa memanas. ‘‘Sekarang kembali ke Jungkook dan berikan responmu perihal yang Jungkook katakan tadi.’’

‘‘Baik.’’

Lisa sedikit berlari, menunduk kebawah agar tak menginjak batu karang kecil yang bisa saja menusuk kaki kosongnya, ia meraih lengan Jungkook yang sedang memegang kipas listrik, lalu mengarahkannya kewajah Lisa.

Lisa tau, Jungkook akan peka.

Lima menit keduanya saling berganti–gantian merasakan angin kipas, suara sang sutradara melambung, membuat Jungkook segera mengembalikan kipasnya pada tasnya.

‘‘READY?!!’’

Lisa dan Jungkook mengangguk siap.

‘‘ONE, TWO, THREE~ ACTION!’’

Lisa membelalak, lalu mencubit lengan pemuda itu, membuat Jungkook menatapnya memelas sambil mengelus tangannya yang terkena cubitan yang sebenarnya tidak sakit. ‘‘Apa? kalau kita berciuman, kita berdua akan sama–sama untung? Tidak! Bukan aku yang untung, hanya kau yang merasa untung sedangkan aku merasa rugi!’’

We Got MarriedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang