03. Insiden jatuh di taman

5.5K 639 29
                                    

Jungkook dan Lisa baru saja menyelesaikan syuting untuk episode pertama mereka dimana episode tersebut mereka me-room tour kan rumah mereka, dan merapikannya walau sebenarnya keduanya sudah sempat merapikan kemarin.

‘‘Huh.. lelahnya.’’

Lisa berujar, mengelap keringat dengan punggung tangannya. Kemarin mereka membersihkan rumah lebih lama dan lebih berat, tapi mengapa baru hari ini terasa melelahkan? apa mungkin karena keduanya tidak melakukan dengan sungguh–sungguh, melainkan hanga akting belaka? akting dimana saat keduanya bekerja, keduanya harus bersikap romantis. Salah satu contohnya adalah saat Jungkook harus mengangkat Lisa ke pundaknya, menahan berat badan Lisa yang masih bisa di bilang tidak begitu kurus, ataupun berat. Lalu, membiarkan Lisa membersihkan lemari atas yang terlapisi debu dengan kemocheng. Padahal mereka memiliki tangga di belakang rumah. Akting yang baik dan keren bukan?

‘‘Jungkook–ah..’

Dengan mata terpejam, Jungkook berdehem. ‘‘Hm? wae?’’

‘‘Badanmu sakit? ah bukan, maksudku pundakmu sakit? jika ya, mari ku pijat.’’

Jungkook terkekeh, membuka matanya lalu menatap Lisa. ‘‘Apa menurutmu pundakku sakit, hm?’’ Lisa mengangguk ragu, lalu mengedikkan bahunya. ‘‘Mungkin?’’

‘‘Apa alasannya sehingga kau merasa pundakku sakit?’’

‘‘Yak! paboya! kau tadi menggendongku, menahan badanku. Tidakkah pundakmu sakit?’’ Lisa menatap Jungkook kesal, lalu melempar bantal yang ia gunakan ke lantai.

Jungkook tertawa. ‘‘Ppft.. jadi maksudmu badanmu berat, huh?’’

Lisa tergelak, membuat Jungkook tertawa. ‘‘Hey, Lalisa.. badanmu itu ringan sekali asal kau tau. Bahkan kurasa galon masih lebih berat daripada tubuh kecilmu itu’’ canda Jungkook.

Lisa mengangguk. ‘‘Memang! aku memang kurus dan ringan tapi tidak usah membanding–bandingkan ku dengan galon juga! Sudahlah! urus saja dirimu! sudah baik aku khawatirkan dan tanyakan kondisimu. Cih.’’ Lisa mencibir, lalu setelahnya mendecih, melihat kearah lain, melipat tangannya di perut. Jungkook tertawa— memperlihatkan gigi kelincinya, sambil menepuk tangannya.

‘‘Lalisa.. kau mau ice cream?’’

Lisa menggeleng kuat. ‘‘Aku bukan anak kecil, bodoh!’’

‘‘Lalu kau ingin apa?’’

‘‘Tidak mau apa–apa!’’

‘‘Ya sudah!’’ Jungkook bangkit dari duduknya, memasukkan tangannya pada saku celana, menatap gadis itu yang masih merajuk, dengan posisi gadis itu membalikkan pandangan, tak ingin melihat dia. ‘‘Kau serius tidak mau es krim? aku ingin membelinya, selain itu aku juga ingin membeli gulali, so.. jika kau tidak mau, aku bisa memberikannya pada fansku jika ku temui mereka di taman. See ya.. istirahatlah karena besok kita harus syuting lagi.’’

Jungkook berjalan, menuju kearah pintu sambil membungkuk ke beberapa staff yang masih sibuk berlalu–lalang.

‘‘Jungkook..’’

Jungkook berbalik, merasa seseorang memanggilnya dengan lirih. Jungkook terkikik melihat mata Lisa yang mirip seperti anak–anak ketika membujuk orangtuanya untuk membelikkan mainan. Mata Lisa sedikit berair tapi entah mengapa Jungkook tidak panik, melainkan merasa gemas.

‘‘Apa?’’

‘‘Mau ice cream~’’

‘‘Tidak! lanjutkan saja sesi merajukmu.’’ Jungkook melipat tangannya, lalu memalingkan pandangannya.

We Got MarriedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang