Syuting, mengerjakan album—itulah yang di lakukan Jeon Jungkook.
Album baru mereka akan hadir.
Semuanya telah di persiapkan dengan matang, berharap para fans akan menyukai karya–karya BTS.
Kini, Jungkook tengah beristirahat setelah melakukan syuting, untuk episode yang ke berapa—Jungkook lupa. Ia duduk sambil memegang benda pipih tersebut, menunggu video mereka yang akan di rilis tak lama lagi.
Ia tidak sabar.
Jungkook melirik Lisa yang baru saja keluar dari villa, dengan baju terbuka. Crop tanktop dan hotpants sepaha ketat.
‘‘Ekkhm..’’
Ia berdehem, sayangnya Lisa tak bergeming, mungkin tidak dengar?
Jungkook memundurkan kursinya, lalu berjalan cepat menyusul Lisa, kemudian mencekal tangannya.
‘‘Mau kemana, hm?’’
Lisa menoleh. ‘‘Hanya jalan–jalan? i'm tired.’’
‘‘Kau bosan? sungguh? harusnya kau beristirahat karena kemarin syuting kita cukup penuh.. kau pasti capek..’’
Lisa menaikkan alisnya. ‘‘Oh~ kau meremehkan kekuatan tubuhku ya?’’
Jungkook mengangguk santai. ‘‘Ya.. aku meremehkan tubuh lemahmu..’’
Lisa melotot. ‘‘Hey—’’
‘‘Kau lupa kemarin kita di puncak? siapa yang harus membawamu naik ke puncak lalu turun kembali, hm?’’
Lisa mengingat kejadian lalu. Sial! Ia malu. Dan tanpa Lisa sangka jantungnya berdegup kencang kala Jungkook mendekati wajahnya ke wajah Lisa sambil menaik turunkan alisnya mengoda.
‘‘Eit.. ada yang memerah tuh..’’ Jungkook menguyel–uyel pelan pipi chubby Lisa. Jungkook terkikik, wajahnya merah sekali..
Lisa mengarahkan pandangannya ke arah lain, sambil menutup pipinya. AKH! JUNGKOOK SIALAN!
‘‘Sudahlah! kembali nonton video musik barumu. Ngomong–ngomong congrats atas kerja kerasmu.. kau hebat..’’ ujar Lisa, tanpa memandang Jungkook.
Jungkook tersigap. ‘‘O–oh.. kau tahu?’’ Lisa mengangguk.
‘‘Dari?’’
Jungkook hanya berharap, Lisa tidak menyebutkan nama itu lagi. Nama sahabat Lisa, Si Chaeyoung–Chaeyoung itu.
‘‘Dari artikel? tiba–tiba aku penasaran, tapi perilisan videonya masih beberapa menit lagi.. nanti akan aku tonton video musiknya kalau sudah di rilis.’’
‘‘S–sungguh? kau tidak mengetahuinya dari sahabat Chae–Chaemu itu?’’ Lisa tertawa lalu menggeleng.
‘‘Sudahlah.. lanjutkan saja apa yang kau lakukan tadi. Aku ingin menelpon orangtuaku..’’
‘‘Titip salamku pada mereka.. bilang saja Jeon Jungkook, calon suami Lisa di masa yang akan datang..’’
Lisa merotasikan matanya. ‘‘Ku bunuh kau, Jungkook!’’
Jungkook tertawa terbahak, membiarkan punggung Lisa perlahan menjauh dari penglihatannya, lalu kembali memainkan hpnya sambil menunggu perilisan videonya tiba. Ia juga senang Lisa ingin menonton musik klip mereka untuk yang pertama kalinya, sendirian, tanpa suruhan dari Chaeyoung.
Sedangkan Lisa sendiri tengah menendang–nendang kerikil kecil akibat sedikit salah tingkah dengan ucapan Jungkook tadi.
‘‘Ck! Jangan gila, Lisa!’’ gumamnya, sambil menepuk–nepuk dahinya lalu turun ke pipi kala mengingat posisi keduanya yang cukup berdekatan.
‘‘Ish.. ini daddy sama mommy jadi telfon Lisa tidak sih?’’ Lisa berujar, sembari melirik telefonnya yang belum menunjukkan tanda–tanda akan di kirim pesan atau nada dering telfon berbunyi. ‘‘Ck.. pulang sajalah!’’
[💍]
Kini Lisa tengah duduk di kamar tidur yang cukup luas yang di tempati oleh para staff wanita. Kebetulan para staff sedang kembali ke kantor untuk mendiskusikan hal berikutnya tentang acara TV ini.
Ia memasuki villa diam–diam. Beruntung Jungkook tidak melihatnya—terlalu fokus pada benda pipih itu.
Diam–diam Lisa menonton musik video itu dengan mata berbinar. ‘‘Woah~ video mereka keren sekali!’’
‘‘Jin oppa, Namjoon oppa, Yoongi oppa, Taehyung oppa, Hoseok oppa, Jimin oppa.. daebak! kalian bekerja keras!’’ gumamnya sambil menatap layar ponselnya.
‘‘E–ehm dan u–untuk Jungkook.. kau sudah bekerja keras, dan aku b–bangga padamu. Kau yang terhebat!’’ gumam Lisa lagi, dengan semangat.
Tanpa Lisa sadari..
Pemuda berkelinci itu, tengah bersandar pada tembok di depan pintu, sambil tersenyum senang, memperlihatkan gigi kelincinya. Kelihatan sekali dia begitu senang.
Ah, sudahlah.. ia tak ingin berlama–lama di sini atau ia akan semakin gila bak cacing kepanasan karena mendengar pujian dari gadis berwajah barbie itu. Jungkook pun berlalu dari situ, seiring dengan staff perlahan datang meramaikan tempat itu.
‘‘Kalian semua keren!’’ pekik Lisa sehabis menonton habis video berdurasi sekitar tiga menit itu. Ia lalu segera membuka chat, lalu mengirim pesan satu–satu kepada member Jungkook.
‘‘LISA! TURUNLAH! STAFF SUDAH TIBA!’’
Lisa tersentak. ‘‘Aish, jinjja?!’’ Lisa lalu mengambil hpnya dan segera keluar dari kamar tersebut, ya walau staff melihatnya di dalam situ tak apa sih. Hanya Lisa malu kalau sampai ketahuan sedang menonton BTS, mana dulu ia sempat mengatakan bahwa ia tak akan menonton BTS, seganteng apapun mereka.
Cuih..
‘‘Lisa, Jungkook!’’
‘‘Ya?’’
‘‘Kalian di liburkan. Kami sudah berdiskusi dengan pihak kantor, karena Jungkook juga baru merilis album, kami tidak ingin kalian lelah. Kalian bisa pakai empat hari ini untuk melakukan apapun, tapi tidak dengan berkeliling di mall, di taman, berjalan berdua di luar. Hanya boleh di vi—’’
‘‘Yes sir! We know!’’ ujar Lisa dan Jungkook serentak, membuat beberapa staff di sana mengoda mereka habis–habisan.
‘‘Kami berbicara serentak bukan berarti kami memiliki hubungan~’’ Lisa mengangguk, menyetujui perkataan Jungkook.
‘‘Acieee!’’
‘‘Kalian cocok!’’
‘‘Berpacaran saja kalian..’’
sahut beberapa staff.
Wajah Lisa dan Jungkook memerah. Keduanya segera berlari ke kamar dan menjatuhkan diri ke tempat tidur dengan mengurung wajah pada bantal.
‘‘Haha.. kiyowo sekali mereka..’’ para staff mengangguk setuju, lalu melanjutkan aktvitas pribadi mereka.
💍 We Got Married 💍
maaf upnya lama. terakhir upnya 12 november kalau g salah..
kalian pasti tau alasannya kan?
apalagi kalau bukan tugas, tugas, dan tugas?
aku udh usahain up tengah malem begini dgn badan kurang enak.. so please hargain ya?
see you, next weekend?
byeee~
KAMU SEDANG MEMBACA
We Got Married
General Fiction(DISCONTINUED) 𝐉𝐮𝐧𝐠𝐤𝐨𝐨𝐤 𝐱 𝐋𝐢𝐬𝐚 ❛❛Berawal dari syuting, hingga benar-benar menikah sungguhan.❜❜ start : 3 Oktober 2020