Lisa dan Jungkook sedang asik menikmati pemandangan laut. Keduanya mengobrol sembari tertawa mesra, tak lupa mereka juga memakan beberapa ice cream. Jungkook memakan ice cream dengan stik, lalu Lisa memakan ice cream dalam tempat dengan sendok kecil khusus untuk memakan ice cream tersebut.
‘‘Jungkook, kau berteman dengan Bambam, bukan?’’
Jungkook mengangguk.
‘‘Apa aku sudah memberi tahumu sebelumnya bahwa Bambam dan aku bersahabat dari kecil?’’
Jungkook terkesiap. ‘‘K–kalian berdua sudah b–bersama sejak k–kecil?’’
Lisa mengangguk. ‘‘Yeah.. tapi kami sudah tak saling berkontak. Dia sudah sangat sukses. Aku harap aku bisa menyusulnya.’’
‘‘Tentu saja kau bisa! Kau hanya perlu berlatih karena kalian sendiri sudah di tentukan Hyunsuk sajangnim untuk debut, bukan?’’
Lisa mengangguk.
Keduanya terdiam. Membiarkan angin menyentuh kulit tubuh mereka, membiarkan telinga mereka daun pepohonan kelapa berbunyi, dan suara ombak yang berdesir.
‘‘Eum.. hey, Lisa..’’
Lisa menaikkan alis kanannya, sembari memasukkan satu sendok es krim ke dalam mulutnya. ‘‘Hm?’’
‘‘Jika kau sudah debut, sukses, dan sibuk..’’ Jungkook menjeda, ‘‘jangan lupakan aku, nee?’’
Lisa tersentak. Ia mengira jika kontrak mereka selesai, Jungkook akan bersikap acuh padanya. Tetapi yang ia dapatkan sekarang adalah Jungkook menatapnya dalam, dan meminta Lisa untuk tidak melupakannya jika suatu saat nanti ia akan sukses, dan jika sukses tentu saja jadwal mereka akan sangat padat.
Lisa tertawa kaku lalu memalingkan pandangan. ‘‘Tentu saja! mana mungkin aku bisa melupakan orang bodoh sepertimu?’’
Jungkook mendorong dahi Lisa pelan. ‘‘Bukannya yang bodoh dan konyol di sini adalah Lisa ya?’’ Jungkook tersenyum miring.
‘‘Haha.. terserah saja..’’
‘‘Um.. menurutmu apa kita bisa bertemu di acara penghargaan musik akhir tahun?’’
‘‘Ya tergantung..’’ Lisa mengedikkan bahunya. ‘‘Jika acara penghargaan itu mengundang grupku dan grupmu maka tentu saja kita bisa bertemu. Tapi sayangnya, kau tidak bisa mengobrol denganku, hahaha..’’
‘‘Aku bisa menyeretmu ke rooftop, gudang atau tangga darurat jika ingin mengobrol denganmu.’’ Jungkook menyeringai.
‘‘Pfft.. tidak akan bisa~’’ Lisa tersenyum geli. ‘‘Manager pasti akan mengawali ku dengan ketat.’’
‘‘Aku punya banyak cara untuk menyeretmu, girl.’’
Lisa pura–pura mengeryit, ‘‘Seperti?’’
‘‘Aku menyuruh managerku untuk mengobrol dengan managermu, lalu dengan cepat aku menarikmu. Easy!’’
‘‘Atau saat kau tak sedang bersama managermu, aku akan menarikmu.’’
‘‘Dan kau mau tahu?’’
Lisa mengeryit. ‘‘Apa?’’
‘‘Dulu saat aku dan para member baru debut, aku sering kali melihat beberapa idol diam–diam ke rooftop, ataupun tangga darurat untuk mengobrol. Dan karena Tuhan memberikanku pendengaran yang tajam, aku terkadang mendengar.. eum, tidak berniat menguping lho ya..’’
Lisa mengangguk.
‘‘Aku terkadang mendengar mereka berbicara tentang hubungan pacaran mereka, lalu ada yang baru ingin menyatakan perasaan, dan bahkan ada yang berciuman.’’
‘‘Wow.. sungguh?’’
Jungkook mengangguk.
‘‘Kasihan sekali mereka harus berpacaran diam–diam, agar para fans tidak kecewa.’’
‘‘Itu masuk salah satu list mengapa mereka berpacaran diam–diam. Ada hal lainnya yang membuat mereka pacaran diam–diam ya—–’’
‘‘Apa itu?’’
‘‘Sasaeng. Kau tahu apa itu sasaeng?’’
‘‘Hanya mendengar saja. Aku kadang mendengar bigbang sunbae, atau ikon sunbae membicarakan sasaeng itu. Memangnya apa itu sasaeng?’’
‘‘Ah.. kau belum tau ya?’’ Lisa mengangguk, ‘‘Sasaeng itu adalah fans yang sangat terobsesi pada idolanya.. Mereka bahkan tak segan–segan pergi ke rumah sang idola, atau seperti Taeyeon sunbaenim yang hampir di culik oleh sasaeng saat ia tengah menyanyi di panggung.’’
‘‘O MY GOSH!’’
‘‘LISA!! JUNGKOOK!! YUHUU!!’’
Lisa dan Jungkook melirik satu sama lain, lalu mengeryit. Suaranya tidak asing lagi.
‘‘LISA! AYO AJARI AKU MASAK!’’
‘‘PONI! KAU INGAT AWAL AKU DATANG KE SINI? MEMANGGILMU DENGAN PONI?!’’
Lisa menepuk paha Jungkook. ‘‘Hey.. itu membermu!’’
Lisa lalu bangkit dari kursi dan segera masuk ke dalam villa untuk membuka pintu. ‘‘Halo oppa–deul..’’
‘‘Bagaimana kabarmu? sehat?’’ tanya Namjoon sembari melepas sepatu dan meletakkan di rak sepatu.
‘‘Tentu saja oppa! Kami bersenang–senang di sini!’’ Semuanya mengangguk.
‘‘Syukurlah..’’
Jungkook menatap mereka berenam tak suka. Waktu berduanya dengan Lisa harus terbagi tentu saja jika ada kehadiran mereka disini. ‘‘Kenapa kalian ke sini?’’ ketus Jungkook.
‘‘Melihat uri Lisa!’’
‘‘Huh? uri Lisa? cih, yang benar saja!’’ Jungkook mendecih. Ia lalu mengambil satu eskrim lagi di kulkas dan beranjak keluar ke pantai.
‘‘Aigoo~ Jealous Kookie~’’ goda Hoseok.
‘‘Kalian mau minu—–’’
‘‘YUHUU LALISA! EONNIEMU MENGUNJUNGIMU!’’
Lisa membelalak. ‘‘Eonnie?!’’ Lisa lalu melirik mereka berenam yang nampak bingung. ‘‘Oppa–deul tunggu sebentar ya? kalau mau kalian bisa menyusul Jungkook di luar.’’
Lisa lalu beranjak keluar melihat ketiga eonnienya itu datang mengunjunginya untuk pertama kalinya.
Lisa memeluk mereka. ‘‘Bagaimana kalian bisa tahu lokasi syutingku?’’
‘‘Manager mengantar kami. Kami meminta dan manager mengijinkan.’’
Lisa tersenyum mengangguk. ‘‘Kalau masuk jangan terkejut ya?’’
‘‘Tidak janji~’’ Yap! Rose tidak janji.. kemungkinan saja ia akan berteriak, karena ini pertama kalinya ia melihat Jungkook, sang idolanya.
Lisa diam–diam terkikik. Mereka hanya tidak tahu saja jika bukan hanya ada Jungkook di dalam tapi ada enam member lainnya.
Lisa membayangkan, apa mereka akan pingsan di detik itu juga? atau mimisan? atau membeku seperti Anna di film Frozen?
💍 We got Married 💍
KAMU SEDANG MEMBACA
We Got Married
General Fiction(DISCONTINUED) 𝐉𝐮𝐧𝐠𝐤𝐨𝐨𝐤 𝐱 𝐋𝐢𝐬𝐚 ❛❛Berawal dari syuting, hingga benar-benar menikah sungguhan.❜❜ start : 3 Oktober 2020