02. Sweet Day, Happy Day

6.5K 702 13
                                    

Lisa dan Jungkook menuruni mobil yang membawa mereka pada suatu perumahan yang berada di perbukitan tinggi. Cuaca disini sejuk dan dingin. Lisa suka. Ia memeluk tubuhnya, jaketnya tidak ia gunakan melainkan ia ikati pada pinggang rampingnya. Setelah berterimakasih pada supir dan mengambil barang pada bagasi, Jungkook menyusuli Lisa.

Ia berjalan di samping Lalisa. "Kau dingin?" Lisa mengangguk. Pemuda itu mengeryit. "Lalu, mana jaketmu?" Lisa menunduk dan sedikit mengerucutkan bibir bawahnya, menujuk pada jaketnya yang melingkar di pinggang. Jungkook terkikik. Lisa lucu dan unik.

"Jung, kita akan tinggal disini seterusnya atau akan berpindah lokasi?"

"Kita akan disini selama satu minggu. Empat hari untuk syuting, tiga hari untuk bersantai. Enakkan?" Lisa mengangguk lucu.

"Lisa, bisa kau bawa koper kita ke dalam? aku ingin berjalan keatas, sekedar melihat. Kau jangan, nanti kau sakit." Lisa mengangguk, lalu mengambil alih koper yang Jungkook pegang.

Setelah hari dimana keduanya bertemu di gedung entertaiment yang mengundang mereka melakukan program ini, Lisa dan Jungkook menjadi sering bertemu atas suruhan dari Manager masing–masing yang di kirim pesan oleh PD–nim. Mereka di pertemukan agar tidak canggung selama proses syuting dengan masa kontrak satu tahun. Dan kini kalian bisa melihat bahwa keduanya seakan sudah akrab dan berteman sejak lama.

Lisa membuka pintu, dan memasukinya, tak lupa pintunya kembali ia tutup agar angin tak ikut masuk kedalam. Seisi ruangannya hangat, Lisa mengagumi interior rumah ini. Ngomong–ngomong Lisa dan Jungkook tidak akan melakukan syuting hari ini, pada keesokan harinyalah baru syuting di mulai dan para kameramen juga yang akan datang besok. Jadi di perumahan bukit ini hanyalah Jungkook dan Lisa, tak ada siapapun lagi disana.

Jungkook berjalan semakin tinggi, dan terkagum–kagum akan keindahan di lokasi ini. Pemandangan indah ada di depan matanya, maka tak butuh waktu lama, Jungkook segera meraih ponselnya lalu berselfie seorang diri disitu. Dengan foto ini juga, Jungkook akan memberitahukan fansnya, bahwa ia baik–baik saja, dan akan melakukan syutingnya dengan lancar.

"JUNGKOOK!"

Jungkook menoleh melihat Lisa melambaikan tangannya. Ia tersenyum, lalu membalas melambai. "BAGAIMANA RUMAHNYA?" Jungkook berteriak, jarak keduanya cukup jauh sehingga tak mungkin keduanya akan berbicara saling berbisik atau dengan suara seperti normal.

"BAGUS! KEMARI DAN LIHAT!" Jungkook mengangguk, menaruh kembali ponselnya pada saku celana trainingnya dan berlari pelan ke rumah.

Jungkook masuk. Sekujur tubuhnya merasa hangat. Lisa datang, entah dari mana, mungkin dari dapur. Ia menyodorkan pada Jungkook segelas teh, "Minumlah."

Jungkook meraih gelas dan berucap terimakasih. Ia meneguk perlahan, lalu tersadar bahwa Lisa tidak minum, hanya dirinya yang di beri minum. "Kau tidak minum?"

"Aku? Aku baru saja selesai minum, di luar dingin jadi aku langsung meminum habis tehnya agar perutku hangat dan tehnya tidak dingin." Jungkook mengiyakan. "Kau harus minum, jangan di tinggal atau tehnya akan dingin. Aku harus memasukkan bajumu dan bajuku di lemari, kau bisa melihat sekitar rumah ini, lalu setelahnya bantu aku bekerja, nee?"

Jungkook mengangguk.

"Good Boy~"

Lisa terkekeh setelah kata tersebut keluar dari mulutnya. Sama seperti Lisa, Jungkook juga ikut terkekeh dan tersenyum tipis. Beginikah rasanya dekat dengan seorang gadis? ia baru merasakannya, rasanya seperti Jungkook menjadi ironman.

(💍)

Lisa memberikan kemoceng pada Jungkook, saat lelaki itu masih melihat pemandangan dari kaca pintu. "Bersihkan kursi dan sofa dengan alat ini, oke?"

Jungkook mengangguk, menyodorkan gelasnya yang tidak berisi teh lagi pada Lisa, dan mengambil kemoceng dari tangan Lisa. Ia melangkah pada sofa dan membersihkannya, sembari membersih, ia berujar. "Alat ini mengingatkanku pada masa traineeku."

"Oh ya?" Lisa mengelap tangannya pada sapu tangan setelah baru saja mencuci gelas milik Jungkook. Lisa beralih menyalakan kompor dan memasak nasi goreng untuk keduanya.

"Ya. Kami dulu membagi tugas, dan aku di beri tugas mudah, yaitu membersihkan kursi–kursi dengan alat ini."

"Lalu hyunghyungmu?"

"Ada yang mencuci piring atau baju, membersihkan lantai, membersihkan kamar, dan juga kamar mandi. Kami tidak di perbolehkan menggunakan mesin canggih, kalau sekarang kami cukup duduk diam dan mesin–mesin itu akan melakukan tugas mereka, atau terkadang Manager dan para staf noona yang membersihkannya."

Lisa mengeryit, lalu membalik tubuhnya melihat Jungkook dan bersilang dada dengan spatula di tangan kanannya. "Hey! Bagaimana bisa kau mendapat tugas yang begitu mudah?"

"Simple! Aku maknae!"

Lisa menatapnya sinis, "Kau pasti memberi pelet pada hyungmu, mengaku saja!"

Jungkook bersilang dada. "Tentu saja tidak! Aku lucu dan imut makanya mereka mengasihiku, dan memberiku tugas paling mudah." Lisa mendecih.

Lisa mengerucutkan bibir bawahnya. "Tidak adil! para eonnieku memberiku banyak tugas. Parahnya lagi mereka menyuruhku mengangkat kecoa mati, mematikan kecoa, mengusir tikus. Ih, benci sekali aku!"

"HAHAHAHAHAHA!" Jungkook tertawa lepas, menepuk–nepuk tangannya, dan melempar diri pada sofa.

"YA! JEON JUNGKOOK! KAU TERTAWA?!" Lisa memekik dengan mata melotot, masih bersilang dada.

Jungkook diam, menormalkan wajahnya. "Tidak! Nih lihat, aku tidak tertawa kan?"

Lisa melempar sendok plastik ke kepala Jungkook. "KAU TADI TERTAWA BODOH!"

Jungkook melotot tak terima. "YA! INIKAH SIKAP SEORANG TRAINEE PADA SUNBAENYA?!"

"AKU TAK PEDULI! KAU MENERTAWAIKU! MAKA KAU HARUS MENDAPAT HUKUMAN, YAITU CUCI BAJU MU SENDIRI!" Lisa membalikkan tubuhnya, kembali memasak.

Pupil gadis itu melebar. "YAK! JUNGKOOK! MAKANANNYA GOSONG!"

Jungkook mengendus, "Ah benar baunya sangat gosong. Tapi aku tak peduli, bukan urusanku." Jungkook melipat dadanya bersikap acuh. lalu menjulurkan lidahnya.

Lisa mematikan kompornya, meninggalkan makanan gosong itu di sana, ia akan bereskan ketika selesai menghantam Jungkook dengan spatulanya. "KEMARI KAU JUNGKOOK! TERIMA PUKULANKU DAN HUKUMAN DARIKU!"

Jungkook menggeleng, lalu bangkit dari sofa dan berlari. "Coba kalau kau bisa." Jungkook berlari keluar rumah dan tertawa mengejek, menjulurkan lidahnya saat Lisa hanya berdiri di depan pintu dengan ancang–ancangan ingin melempar spatulanya.

"Blee, kau tak bisa mengejarku!" ejek Jungkook.

"Siapa bilang?! aku bisa! tapi cuaca dingin dan aku malas keluar."

"Halah, alasan!" cibir Jungkook, kembali tertawa mengejek dan menjulur lidahnya, membuat Lisa menghentak–hentak kakinya kesal.


💍We Got Married💍

Aku ketiduran guys. Padahal niatnya pengen up pas subuh.

We Got MarriedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang