13 - Popcorn Boy

24 2 0
                                    

Hari ini adalah hari pertama pelaksanaan Ujian Akhir Semester SMA Angkasa yang diikuti oleh semua murid. Tidak terkecuali oleh Nanda, Ujian Akhir Semester ini adalah Ujian Akhir Semester semester 5 dan merupakan ujian yang terakhir dia ikuti. Suasananya sama dengan ujian sebelumnya, hanya saja rasanya yang berbeda. Sesampainya didepan ruangan ujian, Nanda langsung masuk kedalam kelas untuk sedikit membaca rangkuman materi di bukunya daripada memilih duduk bergabung dengan sebagian besar teman sekelasnya di depan kelas menunggu waktu masuk ujian.

Didalam kelas tak terlalu sepi, ada beberapa teman sekelas Nanda dan juga beberapa adik kelas 10 yang menjadi pasangan ujian kelas Nanda semester ini yang menghabiskan sisa waktu masuk ujian untuk mengulang kembali materi yang akan diujikan hari ini. Untuk mata pelajaran hari pertama Ujian kali ini adalah Bahasa Indonesia dan Pendidikan Agama.

"Nda!" Panggil seorang teman cowok Nanda yang tiba-tiba muncul dari luar kelas.

"Apa Dev?" Nanda mendongakkan sedikit kepalanya untuk berbicara dengan Devara yang berdiri didepannya.

Devara menyingkirkan tas Nanda yang ada diatas bangku sebelah Nanda ke atas meja untuk berpindah posisi dari yang semula berdiri didepan Nanda, kini duduk di bangku kosong sebelah Nanda. "Ciri kebahasaan novel sejarah apa aja?" Tanya Devara serius. Devara termasuk seorang cowok yang penggila akan game online tapi dia juga termasuk cowok yang mendadak rajin kalau ada ulangan harian dan ujian seperti ini. Rajin dalam belajarnya loh ya, bukan mesontek. Baru kalau kepepet otaknya buntu atau rasa malas baca soal panjang, Devara mesontek. Apalagi untuk mata pelajaran kali ini, peluang mesonteknya akan lebih banyak karena soal Bahasa Indonesia itu panjang. Bagaikan baca koran dipagi hari.

Nanda membaca rangkuman materinya sekilas, "menggunakan banyak kalimat bermakna
lampau...."

"Jangan cepat-cepat, mau gue tulis." Ucap Devara menulis cepat di atas sebuah buku yang tadi dia bawa.

"Ngapain dicatat? Dipahami aja."

"Lupa nanti gue." ucap Devara melanjutkan menulis kalimat yang diberikan Nanda.

"Contohnya kayak apa ini?"

"Ya misalnya ada kalimat atau kata prajurit, baginda raja, dayang dan sejenis itu." Penjelasan Nanda. Jujur, Nanda kalau ditanya mengenai materi seperti ini cukup senang. Karena menurutnya semakin banyak orang bertanya dengan pertanyaan yang sama, semakin sering pula Nanda menjawab pertanyaan itu dengan jawaban yang sama, otomatis jawaban itu semakin teringat di ingatan Nanda dan bisa memudahkan menjawab soal yang bisa aja berhubungan dengan materi yang banyak ditanyakan tadi.

"Panjang banget." malas Devara meletakkan kembali bolpoin-nya. "Gini aja, lo kasih tau gue intinya atau kata yang penting aja. Istilahnya keyword ciri kebahasaannya lah. Nanti kalau gue masih gak paham baru lo jelasin." Lanjut Devara meminta.

"Bawel!"

"Ayolah...bantu teman itu baik lo." Ucap Devara tersenyum. "Hadap sini!"

Nanda memutar bola mata malas sambil memutar posisi duduknya menjadi berhadapan dengan Devara. "Yang pertama...." ucap Nanda sedikit lantang dengan nada yang dibuat serius. "Menggunakan kalimat lampau. Kedua, menggunakan kata urutan waktu. Ketiga, menggunakan kata kerja material."

"Apa itu?"

"Kata kerja material itu kata kerja yang menunjukkan suatu tindakan. Misalnya berdiri, duduk, menangis dan sebagainya." Ucap Nanda yang diangguki oleh Devara. "Keempat, kata kerja kalimat tidak langsung misalnya mengatakan bahwa, menurut, menceritakan tentang dan lain-lain. Kelima, kata kerja mental misalnya merasakan, menginginkan, mengharapkan. Keenam, menggunakan kata sifat untuk penggambaran tokoh, tempat dan suasana. Udah selesai."

"Oke makasih, kalau nanti gue lupa gue mesontek lo."

"Terserah!" Nanda langsung berdiri dari duduknya sambil membawa tas untuk meletakkannya di tempat tas sebelah pintu masuk.

"Ayolah, soalnya panjang-panjang banget. Pasti gue kurang waktunya." Devara menarik tas Nanda.

"Ish... jangan narik-narik tas." Ucap Nanda mencoba menarik tas-nya dari tarikan Devara.

"Sontekin gue!" Devara semakin menarik tas milik Nanda.

"Kalau enggak lo lepasin, enggak gue sontekin." Ucap Nanda membuat Devara langsung melepas tarikan tangannya di tas Nanda. Dan membuat tas itu menabrak derap langkah kaki seseorang yang baru saja masuk kedalam kelas. "Eh... maaf, enggak sengaja." ucap Nanda melihat kearah cowok yang dia yakini adalah adik kelas.

Cowok itu tersenyum, "iya enggak papa." lanjutnya sembari berjalan masuk kedalam kelas.

"Lo sih!" Umpat Nanda mencubit lengan Devara yang pura-pura enggak tau dengan adegan tadi.

Devara membalas cubitan Nanda dengan mencubit lengan Nanda juga.

"Sakit tau."

"Itu yang gue rasain." ucap Devara meninggalkan Nanda keluar kelas.

Tanpa sepengetahuan Nanda dan Devara, sedari tadi cowok yang mereka tabrak dengan tas memperhatikan tingkah mereka berdua, lebih tepatnya lebih fokus kepada Nanda.

#

Nata berjalan gontai dari parkiran motor menuju ruang ujiannya.

"Woy!" sesekali dia menyapa siswa lain yang dia kenal. "Ruang 19." Gumam Nata melihat isi chat dari grup kelasnya.

"Ruangan lo di 11 Bahasa bro...." tiba-tiba datang Angga; teman sekelas Nata yang tidak seruangan saat ujian. Nata tersenyum kearah Angga yang ingin meninggalkannya naik tangga menuju ruangannya di lantai 2.

Dengan segera Nata berjalan kearah kelas 11 Bahasa seperti yang Angga kasih tahu. Dia melihat jam tangan dipergelangan tangan, menunjukkan pukul setengah 8 kurang 10 menit. Baru juga ujian hari pertama sudah tidak sempat belajar. Nata melihat beberapa kakak kelas duduk di bangku depan ruangan 19.

"Mas." sapa Nata kepada salah satu kakak kelasnya yang dia kenal.

"Hei, sekelas sama gue?" Tanya Yoga, kakak kelas yang tadi disapa oleh Nata.

"Iya, gue ruangan 19."

"Oke." Yoga tersenyum penuh arti dan mendekat kearah Nata. "Nanti bantuin gue nyontek ya." lanjut Yoga berbisik.

Nata tersenyum. "Siap mas, gue masuk dulu." Ucap Nata pamit kepada Yoga untuk masum ke dalam kelas. Nata melihat seisi kelas, teman sekelasnya menggerumbul disalah satu sisi bangku untuk sekedar membuka buku sejenak sebelum ujian dimulai.

Bruk...

Tiba-tiba ada sebuah tas yang menabrak pinggang Nata.

○○○○○○○○○

To Be Continue

-Sabtu, 3 Oktober 2020-

Popcorn Boy [NSHS 1] [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang