Bel pertanda berakhirnya waktu istirahat dan mulainya pelajaran baru saja berbunyi sekitar 10 menit yang lalu. Tapi, belum juga ada guru pengampu mata pelajaran yang datang kekelas 12 IPS 3. Hingga tiba-tiba pintu kelas yang tadinya tertutup mulai terbuka sehingga memunculkan wajah-wajah cemas diantara murid dikelas.
"Oh dasar...."
"Kampret bener ini anak...."
"Bikin kaget aja...."
"Gue kira guru, taunya lo!"
"Rasanya dag-dig-dug cuy kayak lagi nunggu jawaban cinta."Tapi nyatanya yang datang bukanlah orang yang mereka sedari tadi cemaskan. Suryo yang datang dengan tampang cengengesan sekalipun sudah dihardik oleh para temannya. "Sorry." ucapnya didepan kelas.
"Ada pengumuman apa Sur?" Tanya Vicky; wakil ketua kelas 12 IPS 3 yang hari-harinya kebanyakan dihabiskan untuk bergaul dengan anak cewek. Dengan kata lain dia lebih sering pergi ke kantin ataupun ke koperasi dengan anak cewek dari pada anak cowok.
"Diem lo Vic, jadi wakil ketua kelas enggak ada tanggung jawabnya sama sekali." Suryo memarahi Vicky. Yang dimarahi malah bersikap bodo amat tanpa merasa sudah berbuat salah.
"Udah, pengumumannya apa?" Tanya Nabilah; salah satu anak cewek dikelas 12 IPS 3.
"Bentar." balas Suryo membuka kembali buku yang tadi dia bawa.
"Jadi, besok rabu itu kita mulai ujiannya jam setengah 8, peraturan masih sama kayak ujian-ujian sebelumnya."
"Apa peraturannya?" Celetuk Daffa; temen sekelas.
"Woy... kita sudah sekolah lama disini. Jangan berlagak enggak tau." Sahut Devara; teman duduk Daffa.
"Santai aja dong." sungut Daffa.
"Udah Sur, lanjut!" Pinta Vicky.
"Terus gini, tadi gue udah ngasih kartu peserta buat kalian kan?" Tanyanya memastikan.
"Gue belum dapat!" Ucap Dewa; anak kelas 12 IPS 3 yang tergolong butuh perhatian. Karena apa-apa harus diberi tahu. Lebih tepatnya, cuek bebek banget sama semua urusan kecuali sama urusan cinta dan game online.
"Gue juga belum." sahut Fauzan; teman sepergolongan Dewa.
"Gue juga." timpa Firman; sama dengan Fauzan dan Dewa.
"Kalian itu emang biangnya kelas!" Omel Vicky. "Makanya jangan mojok mulu di kelas." Lanjutnya.
"Ini ada didalam tas, nanti kalian ambil sendiri." Ucap Suryo yang diangguki oleh Dewa, Fauzan, dan Firman. "Nah jadi gini, untuk ruangannya... bentar gue lihat urutan dulu." Lanjutnya mengambil buku absen.
"Ini pembagian sesuai dengan yang diumumin tadi dan sesuai dengan nomor kalian! Kelas IPS 3 kebagi 3 kelas, yaitu ada yang diruang 18, 19 dan 20."
"Kok gitu? Biasanya kan cuma dibagi menjadi 2, sekarang kok 3? Kan enggak seru kalau jadi 3, jadi 2 aja udah buat sakit hati gimana 3? Mending jadiin 1 aja deh biar enggak bikin sakit hati." Celetuk Salsa; si mbak bucinnya IPS 3, apapun yang terjadi selalu saja dihubungkan dengan cinta dan cinta.
"Bucinnya kumat!" Sahut Ungur; si ahlinya ketus yang kebetulan duduk dibelakang Salsa.
"Biarin! Kayak lo enggak bucin aja!" Ucap Salsa tak terima.
"Gue mah bukan bucin, gue setia." Jawab Ungur.
"Udah ah, lanjut Sur." Ucap Sari; teman sebangku Ungur yang ahli dalam bidang gambar menggambar.
"Nah gini, nomor 1 dimulai dari Ahmad sampai absen 18 Raka ada di ruang 18, absen 19 Devara sampek 32 Syafa ada diruang 19." Ucap Suryo.
Seisi kelas langsung ribut, bingung dengan pembagian ruang ujian karena belum semuanya mendapatkan kartu peserta, diantara mereka belum mengambilnya dimeja guru.
"Eh Sur, kan kata lo tadi kelas kita kepencar jadi 3 ruang yaitu 18, 19, 20?" Ucap Nabilah yang diangguki oleh Suryo. "Lah terus siapa yang ada diruang 20? Kan anak kelas kita udah pas sampai 32." Lanjutnya.
Suryo nampak menimbang ucapan Nabilah, ikutan bingung. "Oh iya ya, bentar-bentar gue tanya IPS 2 dulu." Ucapnya berlari keluar kelas menuju kelas 12 IPS 2 yang berada disebelahnya.
Beberapa saat kemudian
"Gimana?" Tanya Salsa melihat Suryo sudah kembali kedalam kelas.
"Sorry. Gue yang salah." Suryo cengengesan. "Kelas kita cuma kebagi 2 ruangan, isinya seperti yang udah gue sampein tadi. Di ruang 18 ada 20 anak kelas 12, 2 dari IPS 2, 18 dari IPS 3. Dan untuk ruangan 19 spesial kelas 12 nya cuma dari IPS 3 yang berjumlah 14." Lanjutnya.
"Ye... gimana sih Sur." Sahut Vicky.
"Makanya gue kan dari dulu sudah bilang, kalau urusan hal emergency gini lo aja yang kumpul Vic, keberatan makanan sih lo emang." Omel Suryo.
"Ya kok jadi gue?" Heran Vicky.
"Udah, kan udah beres urusannya. Enggak usah diperpanjang." Lerai Rifai.
"Hp gue Nda." pinta Suryo kepada Nanda untuk memberikan ponselnya.
Tanpa suara Nanda mengembalikan ponsel Suryo yang tadi di titipkan kepadanya.
"Emang ya, disitu ada Nanda pasti disitu ada Suryo!" Komentar Donny yang melihat situasi mereka. Dengan spontan Nanda langsung menoleh dan melotot kearah Donny.
"Apaan sih lo!" balas Suryo menonyor lengan Donny dari samping.
○○○○○○○○
To Be Continue
-Jumat, 2 Oktober 2020-
KAMU SEDANG MEMBACA
Popcorn Boy [NSHS 1] [END]
Teen FictionAdik kelas cowok jadi pacar? Konon, masa SMA adalah masa yang paling indah. Masa pencarian jati diri dan cinta yang sesungguhnya karena masa SMA adalah masa yang bisa kita bilang masa terakhir saat remaja. Tapi, bagaimana jadinya kalau kakak kelas c...