Ting!
Lift ini akhirnya terbunyi saat sampai di lantai 9. Entah bagaimana naik 2 lantai bisa terasa sangat lama karena bersama wanita itu. Setidaknya aku sudah berusaha mengabaikannya.
Pintu lift pun terbuka. Terlihat sosok Wendy yang sedang berada di balik meja kerjanya, sibuk mengurus pekerjaannya. Aku sama sekali tidak tahu siapa wanita yang berada bersamaku ini. Maksudku, Wendy, sekretaris Daddy masih berada disini. Tidak mungkin sekretaris baru. Lalu apa ini client daddy? Tapi kenapa seorang Client bisa seberisik ini.
Aku menghampiri Wendy. Bukan untuk mengganggunya, tapi hanya memastikan kalau Daddy sedang tidak sibuk baru aku masuk. Aku takut kehadiranku malah akan mengganggu jika di dalam ruangannya dia sedang bersama seseorang yang penting.
"Apa dia sedang sibuk?" tanyaku.
"Hei, kamu sudah sampai. Bagusnya. Cepat masuk ke dalam atau aku yang akan mendapat masalah, dia sudah menunggumu sejak tadi."
Wendy segera bangun dan menarikku menjauh dari mejanya. Umur kami memang tidak terpaut jauh. Dia mendapatkan pekerjaan lebih dulu karena dia mengambil jurusan sekretaris yang hanya sampai D3 sedangkan aku mengambil S1. Dan dia baru masuk ke sini sekitar 1 tahun yang lalu, jadi aku mengenalnya dengan sangat baik.
"Hei... Hei... Sabar sedikit. Aku tahu apa yang harus aku lakukan. Tapi apa kamu bisa menghandel dia?" Aku memberikan sedikit isyarat pada Wendy untuk mengurus wanita satu itu. Dia masih menatapku dengan tatapan sinisnya.
Mata Wendy melirik ke arah yang sama sepertiku. "Siapa dia?" bisiknya.
Aku menaikkan kedua bahuku. "Mana mungkin aku tahu, bekerja disini saja tidak. Dia malah menatapku seperti itu sejak di dalam lift. Jangan memancingnya marah karena sepertinya suasana hatinya sedang tidak baik."
Wendy mengangguk. "Kalau begitu serahkan padaku. Kamu masuk sana dan buat bos ku bahagia agar aku tidak terkena imbasnya."
Dengan buru-buru aku masuk ke dalam ruangan Daddy. Sorot matanya yang tajam langsung tertuju padaku. Sepertinya suasana hatinya sedang tidak begitu baik juga.
"Hai Daddy, aku disini," ucapku.
"Daddy bisa melihatnya sendiri," balas Daddy kesal.
Aku tidak tahu apa penyebab Daddy sepertinya begitu kesal. Apa aku membuat kesalahan? Mungkin sedikit. Aku hanya datang sedikit lebih lama dari waktu yang Daddy berikan. Tapi itu bukan sepenuhnya kesalahanku.
Daddy tiba-tiba menggerakkan jarinya, mengisyaratkan kalau aku harus mendekat. Dengan cepat aku menaruh tasku di sofa dan berjalan mendekat ke arah Daddy.
"Apa kamu berbicara dengan wanita di lift itu?" tanyanya.
Aku sama sekali tidak tahu kalau Daddy mengetahuinya. Aku pikir CCTV di dalam lift hanya mengarah ke ruang CCTV.
"Maaf kalau itu client penting Daddy, aku tidak bermaksud berbicara dengannya. Tapi dia bertanya lebih dulu. Tidak sopan jika aku hanya diam."
Daddy menghela nafasnya dengan kasar. "Tarik kursi itu dan duduk di sebelah Daddy."
Dengan segera aku menarik kursi kosong yang ada di hadapan Daddy dan duduk tepat di sebelah Daddy. Aku ingin bertanya siapa wanita itu, tapi sepertinya itu bukan ide yang bagus untuk memulai obrolan apa pun.
KAMU SEDANG MEMBACA
Baby Girl | HunRene
Fanfiction[Hiatus] R21+ Irene Carmine, seorang wanita yang belum lama ini menginjak usia yang ke 20 tahun. Kehidupan perkuliahannya yang begitu monoton membuatnya mencari suatu hal yang baru sebagai pengalihan. Tetapi semua itu tidak berjalan dengan lancar...