30

3K 331 50
                                    

"Dah selesai!" akhirnya setelah penantian panjang Yura bisa membuka matanya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Dah selesai!" akhirnya setelah penantian panjang Yura bisa membuka matanya. Ngantuk banget rasanya, tadi pagi tidur nyenyaknya harus terpotong karena mbak Rista yang ngebet banget ngeriasin Yura. Bukan tanpa alasan Mbak Rista semangat banget buat ngerias Yura, hari ini adalah hari yang sangat ditunggu-tunggu bagi semua orang.

Akhirnya si bungsu dari keluarga Pradipta melepas masa jomblonya. "Yura! Semangat!" kata Mbak Rista  menepuk-nepuk bahu Yura dan membantu adik kesayangannya itu berdiri. "Senyum mau ketemu calon suami masa cemberut," goda Mbak Ris mendorong Yura yang udah berpakaian kebaya lengkap keluar dari kamar.

Semua mata langsung tertuju pada Yura saat gadis bungsu itu keluar. Bapak bahkan sampai melongo melihat anak bungsunya yang dikenalnya tomboy bisa segitu cantiknya kalau didadanin apalagi memakai riasan khas Jawa. "Ya ampun kok ayu tenan to cah iki, pangling loh aku sampean," kata ibuk ingin mencampit pipi Yura. (trans : ya ampun kok cantik banget anak ini, sampai nggak kenal aku)

"Ojo dicekel lo buk, riasan e luntur engkok," sahut mbak Rista menghadang tangan ibuk. (trans : jangan dipegang lo bu, riasannya luntur nanti)

Yura cuman bisa tersenyum gentir, jujur aja dia paling nggak suka memakai riasan dan kebaya yang bikin badannya gatel-gatel semua. Pengennya sekip langsung ke malam pertama aja si pikir Yura. Ups!

Prosesi lamaran dimulai pukul 10 pagi. Terlihat iring-iringan rombongan pihak laki-laki sudah sampai di depan rumah Yura. Seisi desa langsung gempar meneriaki mobil-mobil BMW yang memasuki desa. "Beuh, dek Yura menang banyak ye jeng," gibah beberapa kembang desa yang iri dengan pencapaian Yura bisa mendapatkan lelaki tajir. Tak hanya itu, saat sosok Lukas Dirgantra keluar dari mobil itu semua mata dan sorakan makin keras.

"Waduh! Fix dek Yura pake pelet iki jeng." Gibah mereka semakin kenceng.

Lukas Dirgantra berdiri di ambang pagar keluarga Pradipta dengan pesona yang bikin seisi desa histeris. Sambil membawa seserahan yang fantastis dan mewah Lukas Dirgantra masuk diantar oleh kedua orangtuanya. Sebelum melangkah menuju rumah, Romeo Dirgantra menepuk-nepuk bahu Lukas dan mengangguk-anggukan kepalanya. "Sekarang sudah waktunya," kata Romeo Dirgantra mengantarkan anak sulungnya meminang gadis pujaannya.

Deretan kursi terjejer di dalam rumah. Terlihat Pak Pradipta sedang berdiri dengan mic ditangannya. Sesaat setelah rombongan Dirgantra duduk di posisi mereka masing-masing, Pak Pradipta memulai acara lamaran. "Baiklah, saya akan memulai acara lamaran ini dengan doa," kata Pak Pradipta.

Setelah berdoa, barulah Pak Pradipta memanggil anak bungsunya untuk memasuki ruangan. Lukas Dirgantra ditemani Mark Dirgantra sudah berdiri menghadap pintu untuk menyambut Yura Pradipta."Chill bro," ucap Mark Dirgantra di telinga kakaknya. Lukas hanya melirik adiknya itu, seharusnya yang berkata seperti itu adalah dirinya lantaran Mark-lah yang kelihatan gugup.

Saat Yura keluar, mata Lukas Dirgantra tak bisa berpaling dari pesona calon istrinya itu. Yura Pradipta sudah sangat menawan dimatanya bahkan tanpa atau memakai riasan sekalipun. Hari ini pesona gadis itu semakin menggentarkan hati Lukas Dirgantra. Kini keduanya saling memandang, dengan senyuman manis Yura makin membuat Lukas nggak bisa berkata apa-apa lagi. Bahkan Mark yang berdiri disampingnya sampai harus menyenggol bahu kiri Lukas agar lelaki itu tersadar. "Bro!" pekik Mark pelan.

LUKAS DIRGANTRA : COLD ROOMMATETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang