31

2.5K 309 25
                                    

"Kalian ini ya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kalian ini ya... Sore-sore malah buat keributan," kata Pak Pradipta menunjuk Mas Jabrik dan Lukas Dirgantra bergantian. Gara-gara kejadian di teras tadi Lukas dan Yura malah di sidang sama bapak dan ibunya. "Pak Pradipta, bapak kenapa ingkar janji sama saya?" tanya Mas Jabrik balik menunjuk Pak Pradipta.

Pak Pradipta yang kumisnya udah naik turun itu tentu aja nggak terima. "Heh! Kamu ya yang buat keributan di rumah saya! Janji apa saya sama kamu?!" protes Pak Pradipta dengan suara menunggi.

Mas Jabrik langsung berdiri mendengar jawaban Pak Pradipta, jelas lelaki yang sok ganteng se-desa itu mengulangi kata-kata Pak Pradipta yang berjanji akan merestui dan menikahi Yura dengannya."Bapak tidak  ingat to? Dulu bapak minta saya jagain neng Yura? Ya saya bersedia banget! Saya jagain neng Yura sampai sore dicariin ibuk saya! Katanya saya boleh kalau udah besar minang neng Yura!" pidato Mas Jabrik menggebu-gebu dan malah diakhiri gelak tawa seluruh orang di ruang tamu. Gimana nggak ketawa? Ternyata selama ini mas Jabrik salah tangkap dengan kata-kata bapak dulu.

"Oalah Brik.. Jabrik, tak pikir awakmu wes lali karo tipu-tipu jaman cilikmu iku mbien," kata bapak menahan tawanya. (trans : oalah Brik... Jarbrik, saya pikir kamu udah lupa sama dunia tipu-tipu waktu kecilmu dulu.)

"Loh maksud e piye to pak?" tanya Jabrik bingung.

Bapak berdiri lalu menghampiri mas Jabrik yang masih nggak memahami. "Saya cuman bercanda Brik dulu, saya cuman suruh kamu jagain Yura yang dulu kecil suka banget main di selokan. Dulu kamu kan anak yang baik waktu umur 10 tahun, makanya saya suruh kamu jagain anak saya yang bandel itu main di selokan, bukan jagain sampe jadi suami istri... Eh tapi kalo Yura mau ninggalin calonnya demi kamu gak tahu lagi ya... " goda bapak melirik Yura yang udah memerah banget wajahnya di bongkar aibnya di depan calon suaminya.

"Ih bapak!" kode Yura menyuruh bapaknya supaya berhenti bercerita tentang dirinya yang dulu suka main di selokan.

"Dek Yura, kamu nda cinta to sama saya? Main di selokan dulu kan kenangan manis kita," kata Mas Jabrik bersedih.

Jelas, Yura langsung tersentak. Haduh mas iki buat wajahku jelek aja di mata Lukas. "Kamu cinta dia?" Lukas sampai berbisik di telinganya. "Hih! Kamu! Jan ikut-ikut!" pekik Yura menyikut perut Lukas. Yura tahu Lukas cuman mau menggodanya.

"Maaf Mas Jabrik, saya nggak pernah punya rasa ke Mas..." Kalimat Yura menggantung karena Mas Jabrik yang menangis histeris dan langsung keluar rumah. Ya mau gimana lagi, kenyataannya Yura memang nggak pernah menganggap teman se permainannya dulu sewaktu kecil adalah lelaki yang patut dicintainya. Yura menoleh ke arah Lukas yang sedari tadi menahan tawa, baginya cuman lelaki dingin agak nyebelin ini yang mampu membuat hatinya nano-nano.

Yura sebel digodain terus sama bapak dan Lukas

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Yura sebel digodain terus sama bapak dan Lukas. Gara-gara selokan hancurkan imagenya menjadi istri yang feminim dan nggak neko-neko kelak, "aish bapak!" pekik Yura menghentak-hentakkan kakinya dibalik pintu kamar. Tanpa babibu Yura langsung merebahkan tubuhnya di kasur dan menarik selimut. Wajah cemberutnya udah nggak bisa dibendung lagi, kalo lagi sebel gini enaknya tidur.

Tapi baru aja Yura memejamkan mata. Suara pintu kamarnya terbuka terdengar. Seseorang telah memasuki wilayahnya. "Apa buk?!" ucapnya garang. Yura pikir itu ibuknya yang mungkin mau mengecek keadaan dia. "Garang banget." Tapi ternyata Oh ternyata itu bukan ibuk melainkan Lukas Dirgantra yang sudah duduk di samping tempat tidur Yura. "Lagi sebel," kata Yura singkat.

Ringisan tawa Lukas terdengar pelan, "Bapak kamu lucu ya?" kata Lukas menarik selimut Yura dan memposisikan badannya berbaring di samping Yura. "Jangan ungkit-ungkit lagi, jangan di bawa sama ke anak cucu kita loh ya! Awas kamu Lukas!" Tuding Yura langsung menyibak selimutnya dan menkonfrontasi Lukas.

Lukas tertawa singkat lalu tersenyum ke arah Yura. "Kalo inget ya, kan lucu kalo diceritain," ucap Lukas meraih telunjuk Yura yang mendongnya. "Ngomong-ngomong soal anak cucu, tadi bapak tanya kapan mau buat cucu buat dia?" tanya Lukas entah berlagak polos atau emang polos beneran.

Pipi Yura langsung memerah. Berduaan sama Lukas di kamar gini sekarang malah buat dia jadi deg-deg an. Apalagi bentar lagi cowok dingin bin ajaib di hadapannya ini jadi suaminya. Napas Yura tercekat, "Jangan bahas itu ah!" katanya langsung menarik selimutnya lagi.

"Kenapa? Kan rencana masa depan," balas Lukas enteng.

Yura kembali menyibakkan selimutnya dan menatap Lukas Dirgantra penuh tanda tanya, "iya kan malam pertama dulu masa sekarang?"

Gottca, "Oh kamu mau sekarang? Ya udah ayok," kata Lukas setengah menahan tawa lalu mendorong Yura dan berada di atas Yura. "Jangan maen-maen!" protes Yura belum siap.

Gelak tawa Lukas langsung meledak, lalu kembali ke tempatnya semula. Tadi Lukas cuman mau melihat wajah malu memerah calon istrinya. "Kamu ya! Bikin spot jantung aja! Tahan dulu!" protes Yura Pradipta.

"Oh ya, karena dah kadung di pancing, Yura mau tanya sama Mas Lukas Dirgantra yang paling nyebelin sedunia ini," ucap Yura membuat nada suaranya seperti akun gosip di televisi yang melengking-melengking itu.

"Apa?" balas Lukas memakai mode dinginnya.

"Waktu kita tidur 'seranjang' selama ini, kamu nggak pernah apa ngerasain yang aneh kaya nahan buat..." Yura melirik ke bawah. Jujur aja, Yura penasaran kenapa Lukas bisa sekuat itu nahan keinginannya. Gitu-gitu kan Lukas juga cowok.

Mendengar pertanyaan itu Lukas Dirgantra langsung terdiam.

:::




LUKAS DIRGANTRA : COLD ROOMMATETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang