20

3.7K 398 24
                                    

"Skripsi lo nih nggak lo bawa?" Lukas menepuk bahu Yura pelan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Skripsi lo nih nggak lo bawa?" Lukas menepuk bahu Yura pelan. Gadis itu sontak langsung terkaget-kaget dan memasang wajah cemberut. "Lukas! Bikin kaget aja!" protes Yura.

Lukas langsung menyipitkan matanya padahal ia tidak terlalu keras menepuk bahu Yura tadi. Yura terlihat melihat ke-sekeliling seolah mengamati sesuatu, "kenapa?" tanya Lukas ikutan melihat keseliling. "Tadi gue ngerasa ada orang yang ngikutin gue, Luk. Makanya gue kaget," jelas Yura dengan wajah khawatir.

Lukas mendengus, "Lo aja kali yang terlalu paranoid," balas Lukas seraya merangkul bahu Yura dan mengantarkan gadisnya itu ke kelas. "Sungguhan! Jangan bantah feelingnya cewek deh," ujar Yura masih mempertahankan opininya.

Lukas hanya diam lalu menepuk-nepuk bahu Yura. "Udah sana! Efek kurang tidur ya gini ni," balas Lukas menyentil ujung hidung Yura gemas. Sesampainya di depan ruang PD 2.4, Yura langsung masuk ke ruang kelasnya sementara Lukas tak sengaja berpapasan dengan Jeff.

Mata keduanya beradu, keadaan Jeff semakin memprihatinkan setelah kepergian Roseana. Sorot mata Jeff terlihat lelah dan tak ingin berurusan dengan Lukas Dirgantra. "Gue turut berduka," ucap Lukas menepuk bahu Jeff.

"Lo nggak pantes berduka buat dia," balas Jeff ketus lalu berlalu pergi. Lukas menghela napas kasar, sahabatnya itu terlanjur terluka.

Yura menaruh dagunya di meja kantin sambil menghela napas pendek, jelas di wajahnya terpancar rasa kecewa karena presentasi proposalnya tidak berjalan lancar tadi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Yura menaruh dagunya di meja kantin sambil menghela napas pendek, jelas di wajahnya terpancar rasa kecewa karena presentasi proposalnya tidak berjalan lancar tadi. "Yur, gue penasaran," celetuk Andira seraya mengunyah boba di mulutnya.

"Hm mau kepoin apaan lu?" balas Yura malas.

"Lo sama Lukas tu serius mau nikah?" tanya Andira penasaran. Mendengar pertanyaan Andira, Yura langsung mengangkat kepalanya. Lagi-lagi helaian napas keluar dari mulut Yura, "Gatau, mumet ah!" kata Yura lagi bete tambah bete.

"Terus sekarang status lo sama dia apa?"

"Pacar."

"Dia udah nembak?! Kapan?"

Yura terdiam sejenak, bener juga Lukas Dirgantra belum menyatakan secara resmi hanya tersirat waktu itu. Yura menampakkan senyum tipis kepada Andira, "belum secara resmi si, tapi ya ya gitu... Ah jangan bikin gue tambah mumet deh!" protes Yura membedamkan kepalanya di meja kantin.

Drrt! Tiba-tiba saja satu pesan muncul di notifikasinya.

Lukas Dirgantra
Dah selesai kuliah lo?
Nanti sore ada janji? Gue mau ajak lo ke suatu tempat.

Yura Pradipta
G
Kemana?

Lukas Dirgantra
Nanti aja

Kalau sudah bete begini, Yura bisa ngalah-ngalahin Lukas perilhal jawaban singkat dan padat. Yura memasukkan ponselnya saat menerima bubble chat dari Lukas yang menyuruhnya untuk menunggu di gazebo hukum. Dengan malas Yura mengemasi kertas-kertas skripsinya dan beranjak dari kantin. "Gue duluan ya," kata Yura pamit.

"Iye, jangan lupa tanyain Lukas," sahut Andira bermaksud menggoda Yura. Alis Yura terangkat, "tanya apaan?"

"Tanyain mau dimana hubungan lo sama dia," tambah Andira mendapat tamparan wajah datar Yura. "Aish!" guman Yura langsung berbalik pergi.

Yura berjalan pelan menuju gazebo hukum, badannya kerasa capek banget. Emang gini nih nasib mahasiswa akhir, beban raga dan pikiran gara-gara skripsi. Lagi-lagi Yura ngerasa ada yang mengikutinya, saat Yura menoleh nggak ada siapa-siapa di belakangnya.

Yura memutuskan untuk mempercepat langkahnya, suara hentakam kaki terdengar jelas di belakangnya. Anjir-anjir! Bahaya?! Yura berlari menuju keramaian, sekilas ia melihat sosok seseorang yang mengejarnya tadi. 

Bruk! Saking kalang kami Yura sampai menubruk dada seseorang, "ngapain lo lari-lari?" tanya Lukas heran. "Ada yang ngejar gue tadi," jawab Yura tersenggal-senggal.

Lukas melihat kesekeliling, di matanya nggak ada seseorang yang mencurigakan. "Lo paranoid lagi," Lukas Dirgantra berasumsi.

Sementara Yura Pradipta menggeleng kuat lalu memeluk lengan Lukas, "Sungguhan! Tadi ada! Lukas jangan jauh-jauh gue takut nih!" kata Yura menempel kepada Lukas.

"Gue ikut lo rapat ya!" seru Yura.

Lukas memutar bola matanya. "Iya," jawabnya singkat.

Sementara itu dari kejauhan, seseorang ternyata mengamati mereka. Seseorang yang menginginkan Yura Pradipta lebih dari apapun.

"Lo harus inget gue masih pengen lo jadi milik gue selamanya."

[]




:::
Hayoloh siapa loh.

LUKAS DIRGANTRA : COLD ROOMMATETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang