04

4.9K 547 88
                                    

Lilin kecil menerangi Yura dan Lukas yang tengah menunggu pemadaman bergilir berakhir di kamar mereka

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Lilin kecil menerangi Yura dan Lukas yang tengah menunggu pemadaman bergilir berakhir di kamar mereka. Sedari tadi sebenarnya Lukas berniat untuk memejamkan matanya karena seharian cowok itu sudah lelah dengan segala macam kegiatan BEM, namun "Lukas! Jangan tidur gue takut nih, temenin gue," ucap Yura memeluk lengan Lukas erat dan sekekali mencubiti Lukas  saat cowok itu akan tertidur.

"Ck! Gue capek, bangke!"

"Huft! Pokoknya jangan tidur! Kapan sih lampunya nyala?!"

"Gtw, tanya pln," jawab Lukas tiba-tiba menarik lengannya dari pelukan Yura lalu berbaring ke samping. Jelas Yura makin takut, cewek itu ikutan berbaring namun mendempet Lukas. Tak hanya itu Yura juga menarik selimut sampai menutupi setengah wajahnya.

"Geseran, gue mau jatuh," protes Lukas lantaran badannya sudah berada di ujung tempat tidur.

Yura mengeleng, "gak mau, gue takot!"

"Haiz! Nakal ya lo," ucap Lukas membalikkan badannya hingga menyisakan jarak beberapa centi antara wajahnya dan wajah Yura.
Lukas tersenyum tipis saat mendengar degupan jantung Yura yang tak beraturan, tanpa aba-aba Lukas menarik pinggang Yura dan menempatkan lengannya di bawah kepala Yura. Lagi-lagi Lukas membawa Yura ke dalam pelukannya.

"Masih takut lo?" tanya Lukas.

Yura mengeleng kecil, nyatanya dirinya memang merasa tenang di dekat Lukas. Mungkin sudah menjadi jalan ninja Yura, gadis itu merasa aman berada di pelukan Lukas. Lama-kelamaan Yura terlelap dipelukan Lukas. Hingga pagi sekitar jam 5 subuh lampu baru menyala dan cuman Lukas yang terbangun. Karena silau Lukas hendak beranjak dari tempat tidur untuk sekedar mematikan lampu kamar.

Baru saja Lukas ingin beranjak dari sisi Yura, "Ergh, jan pergi," lirih Yura dengan yang masih menutup menarik kaos Lukas, mengisyaratkan kalau Lukas tidak boleh pergi kemana-mana.

Lukas mengurungkan niatnya buat mematikan lampu. Dirinya mengikuti kemauan Yura dan tetap berada di samping Yura. Lukas menatap wajah polos Yura saat tertidur, iseng Lukas menempelkan jari telunjuknya di dahi Yura lalu turun ke ujung hidung Yura.

"Manis juga," kata Lukas tak menyadari kalau dirinya tengah terpesona dengan gadis yang sudah menemaninya seminggu terkakhir ini.

Sabtu pagi selalu menjadi hari yang menyenangkan bagi Yura

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sabtu pagi selalu menjadi hari yang menyenangkan bagi Yura. "Luk, lampunya nyala jam berapa tadi?" tanya Yura penasaran. Lukas yang sedang membaca koran harian di sofa melirik jam sekilas lalu menjawab, "lima."

Yura hanya ber-Oh ria, sia-sia mengajak ngobrol Lukas cowok itu hanya sedikit mencair saat berada di kamar, saat memeluknya. Mengingat kejadian kemarin Yura jadi kebaperan dan senyum-senyum sendiri, duh tapi kemaren gue jadi nggak takut lagi, sebenarnya dia sweet juga. Yura tersenyum lebar sambil memegangi pipinya yang memerah sampai tak menyadari kalau Lukas berdiri tepat  di hadapannya seraya memandangi wajah Yura aneh.

"Gila," ucap Lukas seraya menyentil dahi Yura. Yura langsung kaget, gimana nggak kaget Lukas tiba-tiba saja berada di dekatnya padahal Lukas tadi lagi duduk di sofa sambil baca koran kesayangannya.

"Bikinin gue kopi," ucap Lukas berlalu menuju kamar mandi.

"Gue bukan babu lo, anjer!" teriak Yura langsung kesal. Gak jadi sweet deh, dakjal tetepan tuh cowok, batin Yura.

Tapi akhirnya Yura juga membuatkan Lukas kopi walaupun sambil cemberut. Saat menunggu air rebusannya matang Yura asik menscrool akun instagramnya, melihat hal-hal menarik di platform tersebut.

Hingga...

Ting! Tong!

Suara nyaring bel pintu berbunyi, Yura bertanya-tanya siapa sih yang datang ke apartemen ini di sabtu pagi. "Luk tamu lo ya?!" teriak Yura tak mendapat jawaban dari Lukas yang sedang mandi.

Bel berkali-kali berbunyi, sepertinya tamu Lukas tidak memiliki akhlak. "Duh sabar napa?!" protes Yura.

Mau nggak mau Yura harus membuka pintu demi kesehatan gendang telinganya. Saat dia membuka pintu apartemen, tebak siapa yang datang. Empat orang cowok ganteng dan berkharisma tengah berdiri di depan pintu apartemen. "Loh? Elo kok bisa?" tanya salah satu dari mereka.

Mereka geng diskupi, teman-teman setongkrongan Lukas. Melihat Yura yang membukakan pintu untuk mereka, jelas mereka terkejut luar binasa. Apalagi dua dari mereka kemarin sempat bergibah bersama Yura.

"Lo Yura kan? Ngapain lo ada di apartemen Lukas?" tanya Himawan penasaran.

"Ergh! Gu-gue-"

"What the fuck? Gilak!"
"Astagadragon!"
"Begilak!"
"DASYAT Lur! Mantaps!"

Ardhan, Himawan, Jemmy dan Jeffry serempak melongo saat melihat penampakan Lukas yang baru saja keluar dari kamar mandi dan menutupi dada bidangnya dengan handuk.

Bergantian mereka bertempat memandangi Lukas dan Yura. "Kalian berdua tinggal bareng?"
[]

:::
Nah kan lur ketahuan.
S

euu next?

LUKAS DIRGANTRA : COLD ROOMMATETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang