19

3.7K 397 26
                                    

Tatapan kosong dan rintikan hujan mengantarkan kepergiannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tatapan kosong dan rintikan hujan mengantarkan kepergiannya. Sore itu pengumuman mengemparkan mengharuskan Lukas, Ardhan, Jemmy, Himawan, Jeka dan Jeff berada di tempat pemakaman. Isak tangis dan juga wajah muram silih berganti menyambut mereka. "Walaupun dia cukup merepotkan tapi ini nggak adil buat dia," kata Jemmy menatap iring-iringan peti mati.

Keenam pemuda itu bergeming, semua sedang bergelut dengan pikiran mereka masing-masing. Diantara mereka, Jeff dan Lukas lah yang paling terpukul dengan kepergian gadis pirang yang sempat mewarnai hidup mereka masing-masing. Lukas menghela napas kasar, lalu menggelengkan kepalanya. Ia sangat tak menyukai suasana pemakaman. Secara otomatis kakinya langsung melangkah mundur, "Gue pergi dulu," kata Lukas langsung berbalik menuju mobil HRV hitamnya. Menerobos rintikan hujan dengan cepat dan masuk ke dalam mobil.

Di dalam mobil, "Luk," lirih Yura menyambut Lukas Dirgantra. Lukas menyenderkan kepalanya di jok mobil, matanya terpejam, dadanya terasa sesak. Memori saat kematian ibunya terputra kembali dalam pikirannya. "Luk," panggil Yura menyentuh bahu Lukas. "Lukas, lo nggak apa-apa?" tanya Yura menyadari ada yang tidak beres dari Lukas.

Deru napas Lukas terlihat tersenggal-senggal, dadanya semakin sesak. "Lukas! Lukas!" pekik Yura mencoba menyadarkan Lukas Dirgantra yang sedang mengalami serangan PTSD-nya. Yura langsung menarik Lukas menuju pelukannya dan menenangkan lelaki itu. "Lukas, its okay! Gue disini," kata Yura mengelus punggung Lukas pelan. Lukas menenggelamkan kepalanya pada lekukan leher Yura lalu melingkarkan tangannya di pinggang Yura.

"Dia nggak seharusnya pergi," lirih Lukas.

"Harusnya gue-"

"Bukan salah lo, Roseana pergi atas kemauannya sendiri," balas Yura melepas pelukannya lalu mengapit kedua pipi Lukas. Gadis itu menatap lekat-lekat netra Lukas lalu tersenyum hangat.

"Gue nggak tahu ikatan rumit antara lo dan dia, tapi ini bukan salah lo, selamanya bukan," tutur Yura.

Semalaman Yura memeluk Lukas Dirgantra

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Semalaman Yura memeluk Lukas Dirgantra. Tak seperti malam-malam sebelumnya, malam ini Lukas tidur mebelakanginya. Yura melingkarkan tangannya di pinggang Lukas dan memeluknya dari belakang. Yura menempelkan pipinya di punggung Lukas.

"Lo belum tidur ternyata," kata Lukas berbalik dan menatap wajah Yura.

"Ya iyalah, biasanya gue kan tidur harus dipeluk  lo dulu," kata Yura masih terpejam.

"Oh gitu," balas Lukas membalas pelukan Yura. Beberapa menit suasana hening menyelimuti mereka. Yura yang masih berusaha tertidur sementara Lukas yang hanya sekedar memejamkan matanya. "Makasih," kata Lukas memecah keheningan. "Makasih lo selalu ada buat gue," tambah Lukas mengecup kening Yura sekilas.

Yura mengeliat di dada Lukas Dirgantra sambil tersenyum dalam tidurnya.

Keesokan paginya, jadwal kuliah telah menunggu mereka. Pagi-pagi Lukas dan Yura harus berada di kampus untuk menghadiri kelas mereka masing-masing. "Kelas terkahir lo jam berapa nanti selesainya?" tanya Lukas sebelum menurunkan Yura di depan fakultas FIK. Dengan wajah cemas Yura melirik jam di tangannya, "sore pokoknya sore," jawab Yura gugup karena hari ini adalah hari presentasi proposal skripsinya.

"Nanti kabari aja," kata Lukas terlihat tenang di samping Yura yang lagi gugup banget.

Saat mau turun Yura menghela napasnya kasar. "Lo presentasi hari ini?" tanya Lukas menebak.

Yura mengangguk melas kemudian menoleh kepada Lukas, "Duh! Gimana kalo nggak lancar nanti?" kata Yura udah diambang kegupuhan tingkat maksimal. Tawa kecil Lukas meledak, "bisa-bisa," ucap Lukas singkat lalu mendorong Yura untuk turun sebelum terlambat.

"Nanti call gue," ujar Lukas menurunkan kaca mobilnya, tak lama kemudian mobilnya melesat pergi menuju area fakultas hukum.

Kini tinggal Yura dengan segala kegupuhannya tentang tugas akhirnya berjalan menuju kelas pengujinya. Saat berjalan awalnya Yura ngerasa nggak ada yang aneh tapi lama-lama ia merasa ada sesuatu yang nggak beres. Yura merasa ada seseorang yang sedang mengikutinya, entah ini hanya perasannya saja atau apa. Ketika Yura menengok kebelakang, tidak ada siapa-siapa disana.

Yura memutuskan untuk berjalan cepat, langkah kaki seseorang jelas terdengar di belakangnya. Degupan jantung Yura tak beraturan saat tepukan tangan menyentuh bahunya.

"Yura."

[]

Haii maaaf ya gais lama updatenya. Lagi sibuk nugas nih karena Kulon dah dimulai. Nggak ngadi ngadi dah tugas nya banyak bet. Tapi sebisa mungkin aku update cerita ini.

See u next fellas!

LUKAS DIRGANTRA : COLD ROOMMATETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang