27

3.5K 383 26
                                    

seperti biasa, awas jemuran

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

seperti biasa, awas jemuran.

.
.
.

Mata Lukas sibuk memperhatikan jalan padat. Gurat wajahnya sangat menunjukkan kalau lelaki itu sedang frustasi. Bagaimana tidak? Daritadi sore dirinya belum mendapat asupan makanan dan kini ia ingin cepat-cepat menuju restoran lalu mengisi perutnya. "Luk, santai dong!" kata Yura terlihat menahan tawanya sedari tadi.

Lukas Dirgantra melirik gadis disampinya itu, lelaki itu kemudiam berdecak. "Laper," ucap Lukas mengelus perutnya. Yura malah tertawa terbahak mendengar jawaban Lukas. Dengan raut wajah usil Yura mencodongkan wajahanya lalu menopang dagunya dengan kepalan tangan, "Liat gue sini!" kata Yura Pradipta.

Lukas Dirgantra malah nurut-nurut aja dan menoleh menatap Yura yang sekarang sedang memasang wajah puppy. "Gimana? Kalo liat yang manis-manis pasti lapernya ilang," kata Yura riang. Tawa kecil Lukas meledak, ada-ada saja kelakuan gadis disampingnya itu. Sekilas Lukas mengangkat tangannya lalu mengelus rambut kecoklatan Yura Pradipta lembut. Pipi Yura langsung memerah, selama ini perbuatan manis dan senyum Lukas selalu bikin jantungnya berirama tak berarturan.

Namun suasana hangat dan manis itu tak bertahan lama saat dering telpon dari handphone Yura berdering. Baik Lukas dan Yura langsung terdiam. "Siapa?" tanya Lukas masih berkonsentrasi dengan jalanan. Yura sempat terdiam saat melihat layar handphonnya. "Nomor nggak dikenal," kata Yura dengan nada bergetar.

"Jangan diangkat, langsung reject," ucap Lukas meraih hanphone Yura lalu dengan sigap mematikan daya handphone itu. Lukas mengamankan handphone Yura di sakunya. Sekilas ia melirik mimik wajah Yura yang ketakutan. Karena nggak tega dan melihat gadis disampingnya ini sudah kalang-kamit, Lukas memutuskan untuk menepikan mobilnya. Rasa laparnya bisa ditunda, kini ia harus menengkan Yura Pradipta dulu. Setelah menepi Lukas berfokus pada Yura yang kini kelihatan paranoid.

"Its okay, take your breath," kata Lukas mengelus punggung Yura pelan lalu menyuruh gadis itu mengenggam tangannya. Yura menutup matanya, napasnya masih menderu rasa takut benar-benar membuatnya lemas. Entah mengapa ada perasaan buruk yang sangat ia takutkan sekarang."Lukas dada gue sesek banget," kata Yura mulai tersenggal-senggal.

Lukas Dirgantra melepas sabuk pengamannya, ia tahu seperti apa rasanya terkena serangan panik. Lukas mencondongkan badannya lebih dekat dengan Yura lalu menyuruh gadis itu agar mengatur napasnya teratur."Yura... Yura! Liat aku!" perintah Lukas mengenggam kedua lengan Yura. "Yura?" ucap Lukas.

Perlahan Yura membuka matanya, saat matanya terbuka ia langsung mendapati Lukas Dirgantra tengah menatapnya teduh. "Yura, nggak apa-apa! Ada aku disini, kamu aman!" ucap Lukas perlahan mendekap Yura ke dalam pelukannya. Lukas mengelus punggung gadis itu pelan. Degupan jantung masih berirama cepat namun pelukan Lukas Dirgantra membuatnya berangsur-angsur tenang.

LUKAS DIRGANTRA : COLD ROOMMATETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang