26

3.5K 371 36
                                    

"Hallo?" Yura membuka suara, semua sudah berkumpul menanti balasan dari panggilan Yura

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Hallo?" Yura membuka suara, semua sudah berkumpul menanti balasan dari panggilan Yura. Cukup lama mereka menunggu sampai suara berat dari seorang bapak-bapak terdengar.

"Halo, nduk. Piye kabare? Lukas piye? Sido po ra mbo ajak neng kene? Kate tak kenalno mbe dulur-dulur iki." Ternyata itu bapak Yura yang nelpon, mau tanya kabar tentang anaknya dan calon mantunya. Yura langsung cengar-cengir melihat semua orang yang udah geregetan sama si peneror malah di buat zonk sama bapak Yura. Lukas pun juga langsung memalingkan muka. (Halo nak, bagaimana kabarnya? Likas gimana? Jadi nggak kamu ajak kesini? Mau aku kenalin sama tetangga-tetangga nih.)

Yura makin cengar-cengir mendengar suara bapaknya sendiri. Apalagi si bapak pengen ngomong sama Lukas. Tahu sendirikan bapak Yura kejawennya kentel banget sementara Lukas Dirgantra  nol banget kalo disuruh memahami bahasa jawa.

"Luk, bapak mau ngomong," kode Yura mengulurkan hanphonenya. "Gue nggak ngerti bahasa jawa," bisik Lukas geleng-geleng kepala.

"Ih! Udah bilang iya iya aja," pinta Yura menaruh hanphonenya di tangan Lukas. Mau nggak mau Lukas harus menanggapi ocehan bapak calon mertuanya itu. Seperti kata Yura, Lukas hanya bisa mangguk-mangguk seraya bilang 'inggih' tanpa tahu alur pembicaraan bapak Yura Pradipta. Bahkan semua yang ada disitu menahan tawa karena Lukas Dirgantra yang nggak paham dengan pembicaraan calon bapak mertuanya.

Pukul tiga dini hari, semuanya baru pulang dari apartemen Lukas

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pukul tiga dini hari, semuanya baru pulang dari apartemen Lukas. Sampai saat ini sih keadaan masih aman-aman saja. Tidak ada terror yang membuat Yura Pradipta paranoid.

"Dia nggak sms lagi kan?" tanya Lukas Dirgantra menyibak selimut tempat tidurnya dan duduk di samping Yura yang sudah berada di tempat tidur.

Yura menggeleng kemudian menghela napas pendek. "Semoga aja nggak lagi," jawab Yura. Lukas juga bernapas lega kalau peneror itu sudah tobat. "Kita tunggu seminggu, kalau bener-bener berhenti berarti dia udah nggak berani gangguin kamu," kata Lukas Dirgantra sudah melingkarkan tangannya di belakang punggung Yura.

Sejenak Yura merasa ada yang aneh, "Kamu?" tanya Yura sambil menampakkan senyum tersipu saat Lukas Dirgantra memakai panggilan kamu-aku kepadanya. Yura menoleh ke arah Lukas Dirgantra yang kini sudah sangat dekat dengannya.

"Kamu tahu bapak tadi ngomong apa aja ke kamu?" tanya Yura membuat Lukas Dirgantra penasaran.

"Apa?"

"Katanya, kalau kamu sampai buat anaknya sedih atau celaka..." Yura menggantung kalimatnya dan semakin membuat Lukas penasaran.

"Kamu mau disantet pakai boneka voodo," kata Yura sambil tertawa. Lukas juga tertawa mendengar pernyataan Yura. "Ada-ada aja bapak kamu," kata Lukas Dirgantra. Mereka berdua sama-sama tertawa, nggak terasa mereka udah hampir 4 bulan tinggal bersama dan mengenal satu sama lain. "Luk, kamu udah nggak mimpi buruk lagi kan?" tanya Yura melingkarkan tangannya di pinggang Lukas dan menyenderkan kepalanya di dada lelaki itu.

"Berkat kamu, semua mimpi jadi indah," kata Lukas memeluk gadis itu ke dalam dekapannya lalu menutup matanya. Sejak awal Lukas tahu bahwa gadis didekapannya ini adalah orang yang mamanya kirimkan untuk menghalau segala kenangan pahit dalam hidupnya.

Seminggu berlalu, serangan terror itu rupanya sudah benar-benar berhenti

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Seminggu berlalu, serangan terror itu rupanya sudah benar-benar berhenti. Tidak ada lagi orang yang dengan sengaja membututi Yura Pradipta hingga gadis itu sering paranoid atau pesan berantai yang sering muncul, kini keadaan bisa dibilang kembali normal.

"Huft! Gila bet dosen pembimbing gue baik bet!" seru Yura Pradipta seraya merengangkan otot-ototnya. Akhirnya proposal skirpsi yang dikejar-kejarnya bisa lolos ke tahap berikutnya.

"Hih! Enak bet si lo dapet Pak Broto, gue coba. Dapet Bu Ina malah stress sendiri gue," sahut Andira lesu.

Yura malah tertawa mendengar sahabatnya yang bebal ini, "makanya lo kalo dibilangin tuh nurut, udah gue bilang kan pilih dosbing tuh Pak Broto," balas Yura menyikut bahu Andira. Andira berdecak, "Enak banget idup lu Yur," kata Andira.

Kali ini Yura cuman cengar-cengir aja. "Dapet dosbing mantul, dipacarin sama orang ganteng bin ajaib kaya Lukas Dirgantra pula," cerocos Andira. "Ralat tepatnya mau dinikahin," kata Yura Pradipta menggoda sahabat seperjuangannya itu. "Hum, apa gue minta orangtua ngejodohin gue kali ya? Dah suntuk gue kuliah," balas Andira.

"Heh! Jan gitu dong, bentar lagi udah mau lulus juga. Udah nikmatin aja," kata Yura menepuk-nepuk bahu Andira.

Tak lama kemudian mobil HRV hitam datang. "Suami lo dateng tuh!" seru Andira menunjuk mobil itu dengan dagunya. Senyum Yura langsung merekah, ia buru-buru menjangklong tasnya dan berpamitan dengan Andiri. "Lo nggak mau numpang sekalian?" tanya Yura sebelum berlari masuk menuju mobil Lukas.

Andira menggeleng, "yang ada gue malah jadi nyamuk entar," kata Andira bangkit berdiri dan berjalan beriiringan menuju pintu mobil. Saat Yura masuk ke mobil, Andira tersenyum seraya menudukkan kepalanya hendak menyapa Lukas. "Jagain temen gue!" kata Andira diselangi tawa.

"Iya, nggak mau bareng?" sahut Lukas dari dalam mobil.

"Bareng aja kali, Dir," kata Yura memohon namun Andira tetap pada pendirannya. "Nggak, nggak usah." ya sudah, akhirnya Yura meninggalkan sahabatnya itu di halte bus.

Beberapa saat setelah mobil HRV Lukas melaju, Andira yang sedang menunggu gojek pesanannya dihampiri oleh sesosok lelaki. "Mau apa lo?" tanya Andira sinis. Lelaki itu tersenyum tipis, "Gue mau tanya sesuatu ke lo," kata lelaki itu. Andira berdecak, ia bergeser bermaksud menjaga jarak dari lelaki itu.

"Kalo itu soal Yura, maaf gue nggak akan kasih satupun informasi itu ke lo," ucap Andira ketus.

Lelaki bernama Ndrew itu lagi-lagi menampakan senyum tipisnya, "Bukan soal dia. Tapi cowok yang lagi deket sama dia," kata Ndrew malah mencengkram lengan Andira dan menyudutkan cewek itu ketembok. Andira mengeram, ia menatap tajam Ndrew dengan tatapan tak suka. "Lo nggak akan ngulangi perbuatan lo yang dulu kan?!" tanya Andira.

Ndrew tertawa, "tergantung," kata lelaki itu.

"Lepasin Yura! Lo nggak pantes buat dia!" bentak Andira.
[]



:::
tarik sis,
semongko-semongko









LUKAS DIRGANTRA : COLD ROOMMATETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang