07

4.7K 554 155
                                    

"Nggak bisa acaranya nggak bisa diubah secara sepihak gitu dong!" protes salah satu panitia kegiatan memulai bendera perang sewaktu rapat

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Nggak bisa acaranya nggak bisa diubah secara sepihak gitu dong!" protes salah satu panitia kegiatan memulai bendera perang sewaktu rapat.

Lukas selaku penanggung jawab kegiatan hanya bisa diam sambil memijit kepalanya yang pening. Sudah hampir setengah jam ia harus mendengarkan perdebatan tak penting antara divisi acara dan humas ditambah lagi adanya protes-protes pro dan kontra dengan divisi lainnya.

"BPH! Kendalikan situasi," perintah Lukas kepada Asep selaku ketua kegiatan.

"Teman-teman! Tolong dong jangan ricuh gini." Asep berusaha membalikkan situasi namun nyatanya keadaan semakin ricuh. Kepala Lukas semakin dibuat pening, perdebatan itu tidak akan berhenti sampai....

Dak! Dak! Gebarakan Lukas pada meja kayu itu membuat seluruh orang di ruangan hening seketika. Lalu Lukas bangkit dari posisi duduknya lalu memasang wajah garang. "Nggak sadar kalian?!"

"Punya kesadaran nggak?!"

Tidak ada satupun yang berani menjawab Lukas, semua menunduk seperti anak maba waktu ospek.

"Kalian cuman buang-buang waktu! Sadar nggak?!" Nggak ada yang berani angkat bicara, nyalinya pada ciut waktu Lukas menggertak mereka seperti ini.

"Ana! Kenapa kamu nggak koordinasi sama yang lain buat ganti tema acaranya?!" tanya Lukas kepada gadis berkuncir kuda yang tak lain adalah Ana―Koor sie acara.

Ana hanya bisa diam tak berani menghadapi kegarangan Lukas. "Punya mulut nggak kamu? Jawab pertanyaan saya!" bentak Lukas.

"Ma-maaf," ucap Ana terbata-bata dan masih menunduk.

Rapat berakhir setelah evaluasi dari Lukas selaku penanggung jawab acara, jelas Lukas mengevaluasi panitia acara habis-habiskan bahkan ada yang sampai menangis tersedu-sedu. Memang ya, presiden BEM fakultas hukum ini nggak punya rasa belas kasih dan sekejam pembunuh di film serial killer netflix.

Saat Lukas beranjak dari ruangan rapat yang panas itu, seseorang telah menunggunya. "Lukas," panggil seorang gadis berambut pirang sepungung menghampiri Lukas.

Lukas yang masih memasang wajah garang menatap gadis itu dengan datar. "Ada apa kesini?" tanya Lukas dingin. Gadis itu bergeming, sambil menundukkan kepalanya gadis itu menahan air matanya. "Gue nggak mau ikut campur urusan lo lagi, Rose," ucap Lukas hendak meninggalkan gadis bernama Roseana itu. Namun Rose dengan cepat menarik pergelangan Lukas dan menghentikan langkahnya.

"Aku perlu kamu, Luk," lirik Rose menatap netra Lukas dalam-dalam.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
LUKAS DIRGANTRA : COLD ROOMMATETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang