12

4.4K 477 48
                                    

Wajah mereka hanya berjarak satusenti, deru napas mereka saling beradu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Wajah mereka hanya berjarak satusenti, deru napas mereka saling beradu. Tak lupa degupan jantung yang berdetak semakin kencang membuat mereka meyakini ada rasa lain di hati mereka masing-masing.

Lukas mendekatkan wajahnya ke wajah Yura, sementara Yura perlahan menutup matanya. Asataga ciuman pertama gue, batin Yura antara seneng, baper, nggak siap ― intinya dugun-dugun banget hatinya. Semakin dekat dan semakin dekat, ada senyum kecil Lukas Dirgantra sebelum lelaki itu mengecup kening Yura Pradipta singkat.

"Selamat tidur," ucap Lukas masih memeluk Yura. Yura cuman bisa terdiam sambil senyum-senyum sendiri dalam tidurnya.

Saat tengah malam, bukan Yura Pradipta kalau nggak ada cara haus atau kebelet pipis. Kali ini rasa haus membangunkan Yura dari tidur manisnya. Yura hendak bangkit dari tempat tidur namun niatnya segera ia urungkan karena genggaman erat tangan Lukas padanya.

"Jangan pergi," lirik lelaki bermimpi buruk, lagi.

Udah kesekian kalinya Yura mendapati tetesan air mata mengalir dari ujung mata Lukas saat lelaki itu tertidur. Tak hanya itu kadang Lukas juga sering berkeringat dingin dan gelisah sepanjang malam. "Lukas, Lukas bangun," kata Yura seraya mengoyang-goyangankan badan Lukas.

Saat mimpi buruk Lukas makin memburuk, menyadarkan lelaki itu adalah cara ninja Yura. Yura sendiri juga kadang takut sama keadaan teman sekamarnya ini, seburuk apa si mimpinya sampai bisa begini?

"Lukas, hei!" panggil Yura sekali lagi, kali ini Yura lebih keras mengoyahkan badan Lukas. Namun Lukas nggak bangun-bangun walau Yura cukup keras mengoyangkan badannya. Tak hanya itu saat Yura nggak sengaja memegang badan Lukas, suhu tubuh Lukas lebih hangat dari biasanya.

Inisiatif Yura menaruh telapak tangannya di dahi Lukas. "Gila panas banget!" pekik Yura. Tanpa babibu lagi, Yura langsung bangkit dari tempat dm tidur dan menuju dapur. Seingatnya ia menyimpan kompres di lemari pendingin―biasa kalau otak Yura panas gadis itu suka mendingginkan kepalanya dengan kompres anak.

Buru-buru Yura kembali ke kamar seraya membawa kompres dan juga air di kedua tangannya. Yura langsung menempelkan kompres itu ke dahi Lukas Dirgantra.

Kali ini giliran Yura yang menatap wajah Lukas Dirgantra saat lelaki itu tertidur. "Lo kenapa si Luk selalu mimpi buruk gini?" guman Yura menatap wajah Lukas lekat-lekat.

Selalu saat bermimpi buruk begini, Lukas mencari tangan Yura untuk digengamnya erat.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
LUKAS DIRGANTRA : COLD ROOMMATETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang