32

3K 317 18
                                    

Yang kemarin cosplay jadi gantungan, diangkat dulu jemurannya

Tapi ada kabar baik dan kabar buruk.

Kabar baiknya : mereka nikah bentar lagi, ikutan seneng pengen nikah juga :')

Kabar buriknya : cerita ini dah mau tamat aja :' (

Lukas tertegun, bisa-bisanya Yura memancingnya dengan pertanyaan seperti itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Lukas tertegun, bisa-bisanya Yura memancingnya dengan pertanyaan seperti itu. Tapi jujur saja ia menginginkan 'hal itu' saat seranjang dengan gadis yang mengetuk pintu apartemennya itu. Lukas memalingkan wajah, ini bukan saatnya. Belum.

Tanpa berkata, seperti biasa. Lukas mengibaskan selimut hingga Yura tersentak terkena kibasan selimutnya sendiri. "Lukas, mau kemana? Nggak jadi tidur disini?" tanya Yura saat Lukas memilih untuk pergi setelah mendengar pertanyaan yang cukup fatal itu. Lukas berbalik lalu mendekati Yura, tas! Lukas menyentil dahi Yura Pradipta gemas, "Mau tahan diri," kata Lukas berlalu.

Wajah Yura langsung memerah dan berjingkatan di atas selimutnya. Sungguh! Lukas Dirgantra membuat perutnya seakan menjadi sarang kupu-kupu.

"Lo nggak tidur di kamar 'calon istri' lo?" tanya Mark saat Lukas malah masuk dan berbaring di kamarnya. Lukas hanya menghela napas sambil menutupi matanya dengan lengan. "Belum waktunya," kata Lukas singkat.

"Waktu? For what?" tanya Mark polos.

Lukas langsung mengubah posisinya menjadi duduk,"Lo nggak tahu? Lo ngapain aja di Amerika?" tanya Lukas heran. Seharusnya adik tirinya itu tahu maksudnya.

"Oh! Having Sex," kata Mark  keras-keras dan lantang saat otaknya baru memproses maksud Lukas. Sampai Lukas melotot dan hampir memaki adiknya itu. "Stt! Jangan keras-keras," bisik Lukas.

"Langsung aja kali bang, kan bentar lagi juga udah waktunya, nggak ada bedanya kali sekarang sama nanti," cibir Mark yang asik bermain video games milik bapak Yura.

"Nggak segampang yang lo pikir, ini Indonesia bukan Amerika dan gue..."

"Lo apa?"

"Gue nggak mau terburu-buru," tambah Lukas berbaring di tempat tidur sambil berusaha memejamkan mata tanpa terbayang-bayang yang seharusnya tidak ia bayangkan.

"Yeah! Yeah! Gue akui lo dewanya 'nahan diri' Bro!" puji Mark mengakui. Kegilaan paling maksimal Lukas Dirgantra adalah menyuruh gadis asing untuk menemaninya tidur. Semata-mata, Lukas hanya ingin gadis itu menghalau mimpi buruknya. Namun kini ia malah menginginkan lebih dari gadis itu. Keputusannya untuk meminang Yura Pradipta bukanlah keputusan yang terpaksa ia ambil gara-gara dulu ketahuan tinggal bersama oleh Bapak Yura namun, keputusan yang secara sadar ia buat karena ia sudah jatuh cinta pada Yura Pradipta sejak pandangan pertama. Sejak mata gadis itu bertemu dengan matanya.

"Nggak bisa ya kamu bawa aku juga? Bosen tahu di desa, nggak ada wifi nggak bisa liat drakor

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Nggak bisa ya kamu bawa aku juga? Bosen tahu di desa, nggak ada wifi nggak bisa liat drakor. Di apartemen kan wifinya kenceng," cerocos Yura cemberut saat Lukas dan Mark harus kembali ke kota.

Lukas menghela napas pendek lalu melirik bapak Yura yang sedang duduk membaca koran sekilas."Nanti bapak kamu marah," kata Lukas seraya mengelus pangkal rambut Yura.

Yura mendengus sambil menoleh ke bapak. Ia harus tinggal di desa karena segala urusan perkuliahannya telah usai hanya tinggal menunggu wisuda. "Ya udah ati-ati, jangan lupa telpon kabari kalo udah sampe," todong Yura. Sebelum mengikat janji gini, dulu mereka nggak pernah se-intens ini dalam urusan komunikasi. Tapi akhir-akhir ini saat mereka jauh, mereka jadi sering berkomunikasi. Jarak mungkin jadi halangan namun kadang juga bisa menjadi lem pengerat suatu hubungan.

"Iya." Dengan sikap dinginnya yang tidak bisa ditebak, Lukas tersenyum tipis lalu mengucapkan salam perpisahan kepada Yura Pradipta - calon istrinya itu. "Sampai ketemu di wisuda," kata Lukas sebelum memasuki mobilnya. Yura mengangguk, sebelum bertemu di pelaminan mareka diberi kesempatan untuk bertemu di acara Wisuda Yura. Sungguh! Yura nggak menyangka dia akan mendapat pendamping wisuda. Dulu sih dirinya cuman berangan-angan ditemani kakak perempuan, ibuk dan bapak. Namun kini malah ditemani juga oleh calon suami. Lengkap sudah.

Papa mengeluarkan beberapa berkas di hadapan Lukas

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Papa mengeluarkan beberapa berkas di hadapan Lukas. Lukas hanya terdiam melihatnya, ia tahu rencana papanya saat ia sudah lulus S1. "Papa menawarkan kamu pekerjaan di luar negri," kata papa.

Lukas mendengus. "Tapi sebentar lagi Lukas menikah," ucap Lukas keberatan. Ia nggak bisa begitu saja meninggalkan Yura Pradipta setelah menikah. "Kamu bisa bawa istrimu kesana," balas papa enteng.

"Ya nggak semudah itu pa, Swiss tempat asing. Lukas juga nggak berniat berkecimpung di bisnis papa," ucap Lukas penuh pertimbangan.

"Ini kesempatan besar Lukas."

:::

LUKAS DIRGANTRA : COLD ROOMMATETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang