23

3.5K 341 24
                                    

"Kapan-kapan main ke sini lagi ya, mama masakin yang lebih banyak," kata Leona Dirgantra seolah tak ingin melepaskan Yura - calon menantunya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kapan-kapan main ke sini lagi ya, mama masakin yang lebih banyak," kata Leona Dirgantra seolah tak ingin melepaskan Yura - calon menantunya. "Iya tante iya," balas Yura sampai kewalahan menanggapi Leona Dirgantra.

"Ih! Jangan panggil tante lagi, mama aja," tepuk Leona membuat Yura tersipu malu. "Iya ma," kata Yura malu-malu begitupun Lukas Dirgantra yang tersenyum tipis melihat kesaltingan Yura Pradipta.

"Lukas!" kata Romeo Dirgantra memanggil putra sulungnya itu dengan suara berat khasnya. Pria itu menepuk-nepuk bahu putranya dan berkata, "jangan lupa pulang," katanya. Lukas sempat terdiam, ia masih membangun benteng tak terobohkan dengan ayahnya. Mengingat kejadian nass 8 tahun lalu juga sebagian dari kesalahan fatal ayahnya yang tidak bisa Lukas Dirgantra lupakan.

"Kapan-kapan ada yang perlu papa bicarakan," kata Romeo sedikit berbisik kemudian menampakkan senyum lebarnya. Namun Lukas malah membalasnya dengan senyum gentir, "kalau ada waktu," kata Lukas sedikit ketus. Yura bahkan sampai menyikut lengan Lukas gara-gara tingkah Lukas yang dingin.

"Kita pamit dulu ya ma..." Yura mengantung kalimatnya saat ia ingin undur diri, ia melirik ke arah Romeo Dirgantra yang sedang menaikan salah satu alisnya menatap Yura heran. Dipanggil apa ini enaknya, om atau papa?

"Hayo mau manggil saya papa ya kamu?" goda Romeo Dirgantra.

Yura langsung cengengesan mendengarnya lalu mengangguk kecil. "Panggil saya pak erteh," ucap Romeo Dirgantra langsung mendapatat gamparan istrinya. "Loh heh! Kok pak erteh si! Yang bener dong pi!" ucap Leona gemas dengan tingkah laku suaminya ini.

Setelah berpamitan mereka langsung bergegas menuju mobil, Lukas berjalan terlebih dulu bahkan sampai membuat Yura kewalahan mengejarnya. "Eh! Lukas tunggu! Woy!" protes Yura berusaha menyimbangi langkah Lukas. Seperti biasanya lelaki itu hanya diam dan masuk ke dalam mobil tanpa inisiatif memastikan Yura sudah masuk atau belum.

Saat di dalam mobilpun Lukas masih diam, Yura si nggak kaget dengan tingkah Lukas Dirgantra yang susah sekali buat ditebak. Kadang bisa dingin gini, kadang juga bisa sweet bikin panas dingin. "Pulang jam berapa nanti?" tanya Lukas tiba-tiba memecah keheningan.

"Empat," balas Yura mengikuti gaya bicara dingin Lukas.

Lukas melirik Yura sekilas, "Nanti-"

"Gue pulang sendiri," potong Yura.

"Oke," ucap Lukas singkat.

"Nggak ditanyain kenapa?" kata Yura berusaha memancing.

"Kenapa?"

"Ya ampun pake dipancing dulu ya lo astajim!" ucap Yura nggak paham lagi sama pacar ter-dingin dan ter-susah ditebaknya ini.

Lukas cuman diam sambil fokus menyetir sementara Yura Pradipta malah menatapnya dengan tatapan sinis. "Luk, gue mau tanya," kata Yura menopang dagu dengan tanganya, matanya menatap wajah Lukas Dirgantra dengan seksama.

LUKAS DIRGANTRA : COLD ROOMMATETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang